(www.cenderawasihpos.com, 10-12-2007)
MASIH dalam rangkaian kegiatan menyambut HUT Dharma Wanita Persatuan (DWP) Ke - 8, Senin lalu bertempat di Kampung Ansudu II (Srem), Distrik Pantai Timur, kaum perempuan di Kabupaten Sarmi yang tergabung dalam organisasi profesi maupun organisasi kemasyarakatan lainnya mencanangkan Aksi Gerakan Tanam dan Pelihara Seribu Pohon.Aksi yang mengusung thema "Dengan Semangat HUT Ke-8 DWP Kita Tingkatkan Kepedulian Lingkungan Melalui Penanaman Seribu Pohon" tersebut dilakukan serentak di 5 distrik yakni Distrik Bonggo Timur, Bonggo, Pantai Timur, Pantai Timur Barat dan Sarmi.Jenis bibit tanaman yang ditanam adalah pohon produksi seperti kakao, kelapa dan pinang---yang mana mulai dari penanaman sampai dengan pemeliharaan dan menuai hasilnya---ditangani secara langsung oleh kaum perempuan yang ada di kampung-kampung.
"Dengan aksi menanam dan memelihara ini, DWP Kabupaten Sarmi ingin ikut ambil bagian dalam menggerakkan kaum perempuan berpartisipasi dalam program GERBANG SARMIKU dengan gerakan pertamanya "Tiada Hari Menanam Kakao", karena kakao juga satu tanaman yang memiliki daya serap tinggi terhadap Co2," jelas Ketua DWP Kabupaten Sarmi, Ny. Adolin Kreeuw, dalam sambutannya.Sementara itu Bupati Sarmi, Drs Eduard Fonataba MM, dalam sambutannya menegaskan bahwa pembangunan yang mengabaikan lingkungan akan menuai bencana, namun yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan agar segala yang kita kerjakan mendapat hasil yang baik dan jauh dari bencana.Isu lingkungan saat ini sudah menjadi isu internasional, dimana hal itu tumbuh dari kesadaran diri manusia setelah terjadi perubahan iklim secara besar-besaran, karena hutan yang dibabat habis, tata ruang pembangunan yang mengabaikan fungsi ekosistem, sehingga terjadi kebocoran dan penipisan lapisan ozon di kutub utara.''Sehingga bila kita semua tidak ikut memikirkan hal tersebut, maka akan tiba saat dimana alam menjadi murka dan memusnahkan segala apa yang ada dimuka bumi ini,''kata bupati.''Karena itu, menjaga alam dan mengurangi tindakan-tindakan merusak yang bisa dilakukan dan terus berdoa agar kita tetap dilindungi oleh Tuhan pemilik dan penguasa jagat alam ini,"lanjut bupati.Berkaitan itu, maka pembangunan yang dilakukan di Sarmi benar-benar memperhatikan masalah lingkungan, sebagai contoh kawasan Kota Baru Petam yang tertutup untuk pemukiman dan tetap menjaga keaslian alamnya, batu-batuan di sepanjang Kali Sewan dalam dua tahun terakhir ini sudah ada larangan kepada masyarakat untuk tidak melakukan penambangan.''Dan itu benar-benar ditaati oleh masyarakat, dan terakhir adalah aksi pembalakan liar di wilayah Distrik Bonggo yang sudah berhenti sama sekali,''tandasnya.
Ketua TP PKK Ny. Amelia Fonataba yang juga Dewan Penasehat DWP Kabupaten Sarmi dalam sambutannya juga menegaskan hal yang sama. Menurutnya, peran perempuan untuk ikut ambil bagian dalam isu pemanasan global dapat ditunjukkan dalam bentuk karya nyata semacam tanam dan pelihara pohon---dimana perempuan melalui keluarga bisa menanamkan dan mengajak kepada keluarga lainnya agar mau memikirkan lingkungan."Jika satu keluarga bisa tanam 10 pohon saja, berarti sudah berapa pohon yang tumbuh dan mampu menyelamatkan kehidupan kita untuk masa mendatang. Jangan biarkan pekarangan rumah maupun kebun kita kosong, mari kita tanam dan terus pelihara," ajak Ny. Amelia lagi. (ist)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP