(www.cenderawasihpos.com, 10-12-2007)
SARMI-Guna memberantas dan mengantisipasi serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK) pada tanaman kakao di wilayah Kabupaten Sarmi, Rabu (5/12) lalu, Pemkab Satmi melalui Dinas Perkebunan Kabupaten Sarmi, mencanangkan gerakan pengendalian hama PBK.Sekadar diketahui, semenjak pencanangan GERBANG SARMIKU dengan gerakan andalan "Tiada Hari Tanpa Menanam Kakao---telah terjadi peningkatan jumlah areal tanam (kebun rakyat), dimana pada akhir tahun 2006 lalu jumlah pohon kakao yang ditanam masyarakat telah mencapai 1.258.683 pohon kakao yang tersebar pada lahan 1.259 Ha kebun kakao rakyat.
Distrik Bonggo Timur adalah penanam terbanyak, yakni sebanyak 369.651 pohon pada areal seluas 370 Ha, sedangakn Distrik Bonggo 311.268 pohon dengan luas areal mencapai 312 Ha, disusul Distrik Pantai Timur dan Distrik Pantai Timur Barat seluas 216 Ha atau sebanyak 216.599 pohon kakao.Sedangkan Distrik Tor Atas dan Distrik Sarmi, masing-masing memiliki areal kebun kakao seluas 241 Ha dan 120 Ha dengan jumlah pohon sebanyak 241.058 pohon dan 120.107 pohon.Sementara itu sejak awal tahun 2007 lalu telah dicanangkan Program Sejuta Hektar Kebun Kakao, dimana Pemerintah Daerah melalui Dinas Perkebunan menyediakan biji kakao unggulan untuk dijadikan anakan kakao dalam koker-koker yang dibagi ke masyarakat sebelum ditanam ke lahan-lahan yang mereka miliki. Nah untuk lebih meningkatkan hasil produksi (panen) masyarakat dan memberantas hama Penggerek Buah Kakao (PBK) yang mulai menyerang kebun kakao rakyat di Kabupaten Sarmi, maka Rabu (5/12) lalu, bertempat di Kampung Dabe, Distrik Pantai Timur Barat, dilakukan pencanangan Gerakan Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK).
Bupati Sarmi Drs. Eduard Fonataba, MM dalam sambutannya ketika membuka kegiatan tersebut menghimbau kepada seluruh jajaran kepala kampung untuk terus menggiatkan penanaman kakao.Untuk lebih mensupport dan memberikan semangat kepada masyarakat untuk menanam kakao, Bupati Fonataba, memberikan perhatian lebih kepada kampung yang giat menanam kakao dalam bentuk pemberian bantuan rumah rakyat permanen."Saya terus memantau, kampung yang meningkat areal tanamnya dan terus menanam kakao, akan akmi tambahkan jatah rumah rakyatnya, seperti Dabe ini jatah awalnya 25 rumah, tapi saya pantau gerakan tanam kakaonya meningkat pesat sehingga tahun ini kami tambah jatah rumahnya jika bisa dapat 40 rumah," ujar bupati yang disambut tepuk tangan masyarakat. Dan kepada kampung yang tidak ada peningkatan dalam gerakan tanam kakaonya, bupati mewanti-wanti akan mengurangi jatah rumahnya.Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Sarmi, Drs. Viktor Pekpekai, M.Si dalam laporannya mengatakan bahwa untuk Kampung Dabe, saat ini terdata 86.168 pohon kakao pada 87 hektar areal tanam. Sementara yang sudah menghasilkan seluas 54 hektar atau sebanyak 54.280 pohon. ''Jumlah petani kakao ada 73 orang dari 94 KK dengan produksi rata-rata per tahun/hektar mencapai 603 Kg,''ujarnya.Juga dikatakan bahwa produksi kakao rakyat akhir-akhir ini menurun akibat serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK), sehingga dengan adanya gerakan pengendalian hama PBK ini, produksi kakao rakyat diharapkan dapat digenjot kembali dan pohon kakao yang sakit dan masih bisa diselamatkan akan dapat tertolong.
Gerakan pengendalian hama PBK sendiri melibatkan 50 petani dari masing-masing kampung, dimana selain diberikan pelatihan bagaimana merawat dan melakukan pemangkasan, petani juga akan memperoleh bantuan berupa parang, gunting gala dan gergaji pangkas.Acara yang dihadiri oleh seluruh kepala kampung dan beberapa undangan lainnya itu ditandai dengan penyerahan bantuan berupa mesin semprot dan beberapa peralatan pemangkasan oleh Bupati Sarmi Drs. E. Fonataba, disusul oleh Ketua PKK Sarmi Ny. Amelia Fonataba dan Kadinas Perkebunan secara simbolis.Ketua PKK Sarmi dalam arahannya di hadapan ratusan masyarakat, mengajak kaum perempuan ikut ambil bagian dalam gerakan tanam kakao ini. Sebab dengan menanam kakao, maka berkat Tuhan akan berkelimpahan kepada masyarakat."Bukan untuk kita, tapi untuk anak cucu kita dan generasi setelah kita, peran perempuan tidak bisa diabaikan dalam gerakan ini, karena fakta di lapangan menunjukkan untuk perawatan tanaman kakao peran perempuan sangat dominan,"kata Ny Amelia.Menurutnya, dengan menanam kakao ini perempuan bukan hanya berpartisipasi meningkatkan ekonomi keluarga, tapi juga terlibat dalam upaya mengatasi pemanasan global karena dengan tanam kakao berarti ikut menjaga keseimbangan alam.(ist)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP