(www.bintangpapua.com, 3-10-2012)
WAROPEN-Meski sebagian besar masyarakat Kabupaten Waropen hidup menjadi nelayan dilaut serta bertani, pemerintah setempat mencoba memperkenalkan budidaya ikan lele. Langkah ini diambil, karena menjadi nelayan sangat tergantung dengan cuaca serta keadaan laut. Hal itu diungkapkan Bupati Waropen Yesaya Buinei kepada wartawan, Minggu 30 September.
“Pemerintah memperkenalkan kepada masyarakat tentang pembibitan ikan Lele Sangkuriang. Pasalnya kondisi alam disini berbeda dengan daerah lain, dimana arus gelombang laut kadang tidak menentu. Kalau gelombang naik akibat angin barat dan timur maka para nelayan tidak akan melaut. Jadi diharapkan dengan budidaya ikan lele ini menjadi alternative bila nelayan tidak melaut,’’ujar Buinei.
Bupati mengatakan, budidaya ikan lele Sangkuriang ini sudah diperkenalkan kepada rakyat sejak tahun 2011 lalu, dan Dinas Perikanan dan Kelautan telah melakukan pembibitan sebanyak 5000 bibit ikan. Bahkan sudah dua kali dipanen. “Sejak budidaya dimulai sudah panen dua kali,’’jelasnya.
Mengenai animo masyarakat terhadap budi daya ikan lele, Bupati menyatakan, sudah ada beberapa masyarakat yang melakukannya. “Ada beberapa masyarakat yakni di SP V Distrik Urfas dan SP IV Distrik Waropen Bawah yang sudah membudidayakan ikan lele,,” imbuhnya.
Ia juga mengungkapkan, bahwa pihaknya melalui Dinas Perikanan dan Kelautan telah mengirim beberapa stafnya guna melakukan study atau magang di Jawa Barat tepatnya di Bogor. “Ada beberapa staf yang dikirim ke Bogor guna mendalami proses pembibitan Ikan Lele Sangkuriang dari anakan hingga dewasa, dengan harapan ilmu yang mereka dapat bisa diterapkan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat dengan mudah melakukan pembudidayaan ikan Lele Sangkuriang,” terangnya.
Bupati berharap dengan program ini masyarakat tidak terlalu bergantung dengan hasil laut. “Mudah-mudahan masyarakat semaki menerima budi daya iken lele ini, agar mereka benar-benar punya alternative jika tidak bisa melaut,’’ucapnya. (jir/achi/lo1)
WAROPEN-Meski sebagian besar masyarakat Kabupaten Waropen hidup menjadi nelayan dilaut serta bertani, pemerintah setempat mencoba memperkenalkan budidaya ikan lele. Langkah ini diambil, karena menjadi nelayan sangat tergantung dengan cuaca serta keadaan laut. Hal itu diungkapkan Bupati Waropen Yesaya Buinei kepada wartawan, Minggu 30 September.
“Pemerintah memperkenalkan kepada masyarakat tentang pembibitan ikan Lele Sangkuriang. Pasalnya kondisi alam disini berbeda dengan daerah lain, dimana arus gelombang laut kadang tidak menentu. Kalau gelombang naik akibat angin barat dan timur maka para nelayan tidak akan melaut. Jadi diharapkan dengan budidaya ikan lele ini menjadi alternative bila nelayan tidak melaut,’’ujar Buinei.
Bupati mengatakan, budidaya ikan lele Sangkuriang ini sudah diperkenalkan kepada rakyat sejak tahun 2011 lalu, dan Dinas Perikanan dan Kelautan telah melakukan pembibitan sebanyak 5000 bibit ikan. Bahkan sudah dua kali dipanen. “Sejak budidaya dimulai sudah panen dua kali,’’jelasnya.
Mengenai animo masyarakat terhadap budi daya ikan lele, Bupati menyatakan, sudah ada beberapa masyarakat yang melakukannya. “Ada beberapa masyarakat yakni di SP V Distrik Urfas dan SP IV Distrik Waropen Bawah yang sudah membudidayakan ikan lele,,” imbuhnya.
Ia juga mengungkapkan, bahwa pihaknya melalui Dinas Perikanan dan Kelautan telah mengirim beberapa stafnya guna melakukan study atau magang di Jawa Barat tepatnya di Bogor. “Ada beberapa staf yang dikirim ke Bogor guna mendalami proses pembibitan Ikan Lele Sangkuriang dari anakan hingga dewasa, dengan harapan ilmu yang mereka dapat bisa diterapkan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat dengan mudah melakukan pembudidayaan ikan Lele Sangkuriang,” terangnya.
Bupati berharap dengan program ini masyarakat tidak terlalu bergantung dengan hasil laut. “Mudah-mudahan masyarakat semaki menerima budi daya iken lele ini, agar mereka benar-benar punya alternative jika tidak bisa melaut,’’ucapnya. (jir/achi/lo1)