(www.bintangpapua.com, 11-10-2012)
Kabupaten Keerom memiliki 7 distrik, satu diantaranya distrik yang sangat tersiolir, yakni, Distrik Towe. Nah bagaimana kondisi distrik dan kampung-kampungnya. Berikut ulasannya.
Laporan : Kornelis Watkaat, Bintang Papua
Wilayah Distrik Towe, yang meliputi Kampung Towe Hitam, Kampung Lules, Kampung Terfones, Kampung Bias, Kampung Towe Atas, dan beberapa kampung lainnya, merupakan salah satu distrik di Kabupaten Keerom.
Permasalahan topografi Distrik Towe yang cukup sulit, sudah tentunya antara satu kampung dengan kampung lainnya hanya bisa dihubungkan dengan jalan setapak, yang memakan waktu perjalanan sehari penuh untuk kampung yang berdekatan, dan berminggu-minggu lamanya untuk kampung yang jaraknya jauh, jika perjalanan dilakukan di ibu kota Distrik Towe.
Secara geografis, kondisi wilayah tersebut sangat menjanjikan secara ekonomi dalam jangka waktu 20 tahun kedepannya, jika kita mau berinvestasi di wilayah tersebut. Pasalnya, dari data yang berhasil dihimpun Bintang Papua, potensi sumber daya alam (SDA) sangat potensial, mulai dari hutannya, tanahnya yang subur sehingga cocok untuk perkebunan dan pertanian.
Begitupun, dengan sungai-sungainya yang begitu dalam, jernih dan indah yang berpotensi untuk obyek wisata, apalagi biota sungainya seperti ikannya, jika siapapun yang melihatnya pasti setiap harinya memancing ikan, terutama yang mempunyai hobi memancing, karena ikannya besar-besar. Bahkan konon beberapa titik di Distrik Towe ada menyimpan tambang emas, yang hingga kini belum diolah. Dengan melihat kondisi demikian, potensi dimaksud sudah seharusnya menjadi ikon yang berharga bagi Pemerintah, baik pusat, provinsi dan Pemda Kabupaten Keerom sendiri untuk mengelola dan mengolahnya menjadi pendapatan asli daerah (PAD) maupun peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat.
Sayangnya, hal tersebut hingga sampai sekarang belum dilirik oleh pemerintah, karena kenyataannya masih terisolir, baik secara wilayah karena satunya-satunya transportasi ke wilayah tersebut hanya melalui transportasi udara, itupun jika ada pesawat dan helikopter carteran (Sewaan) yang dipakai oleh pihak pemerintah atau kegiatan pelayanan misi oleh gereja.
Persoalan wilayah yang terisolir, menyebabkan segala akses terbatas, mulai dari akses informasi dan komunikasi, akses ekonomi, akses pendidikan dan kesehatan dan akses lainnya dalam mengangkat harkat dan martabat masyarakat setempat.
Sementara itu, Kepala Distrik Towe, Oktovianus Gusbager, S.Sos, dalam kesempatan itu menyampaikan memang potensi SDA Distrik Towe begitu menggiurkan, sayangnya dengan segala keterbatasan pemerintah daerah, hal itu sampai kini belum dikelola guna membawa pendapatan ekonomi masyarakat.
Namun, dengan keterbatasan yang ada, dirinya telah melaporkan secara keseluruhan mengenai potensi SDA dan persoalan-persoalan kehidupan yang mendasar bagi Bupati Keerom, dan sudah pasti hal itu ditindaklanjuti ke Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Pusat.
“Ya, kami harapkan ada kebijakan yang tepat dalam membuka keterisolasian masyarakat di Distrik Towe ini,” ujarnya kepada Bintang Papua, baru-baru ini. (Bersambung)
Kabupaten Keerom memiliki 7 distrik, satu diantaranya distrik yang sangat tersiolir, yakni, Distrik Towe. Nah bagaimana kondisi distrik dan kampung-kampungnya. Berikut ulasannya.
Laporan : Kornelis Watkaat, Bintang Papua
Wilayah Distrik Towe, yang meliputi Kampung Towe Hitam, Kampung Lules, Kampung Terfones, Kampung Bias, Kampung Towe Atas, dan beberapa kampung lainnya, merupakan salah satu distrik di Kabupaten Keerom.
Permasalahan topografi Distrik Towe yang cukup sulit, sudah tentunya antara satu kampung dengan kampung lainnya hanya bisa dihubungkan dengan jalan setapak, yang memakan waktu perjalanan sehari penuh untuk kampung yang berdekatan, dan berminggu-minggu lamanya untuk kampung yang jaraknya jauh, jika perjalanan dilakukan di ibu kota Distrik Towe.
Secara geografis, kondisi wilayah tersebut sangat menjanjikan secara ekonomi dalam jangka waktu 20 tahun kedepannya, jika kita mau berinvestasi di wilayah tersebut. Pasalnya, dari data yang berhasil dihimpun Bintang Papua, potensi sumber daya alam (SDA) sangat potensial, mulai dari hutannya, tanahnya yang subur sehingga cocok untuk perkebunan dan pertanian.
Begitupun, dengan sungai-sungainya yang begitu dalam, jernih dan indah yang berpotensi untuk obyek wisata, apalagi biota sungainya seperti ikannya, jika siapapun yang melihatnya pasti setiap harinya memancing ikan, terutama yang mempunyai hobi memancing, karena ikannya besar-besar. Bahkan konon beberapa titik di Distrik Towe ada menyimpan tambang emas, yang hingga kini belum diolah. Dengan melihat kondisi demikian, potensi dimaksud sudah seharusnya menjadi ikon yang berharga bagi Pemerintah, baik pusat, provinsi dan Pemda Kabupaten Keerom sendiri untuk mengelola dan mengolahnya menjadi pendapatan asli daerah (PAD) maupun peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat.
Sayangnya, hal tersebut hingga sampai sekarang belum dilirik oleh pemerintah, karena kenyataannya masih terisolir, baik secara wilayah karena satunya-satunya transportasi ke wilayah tersebut hanya melalui transportasi udara, itupun jika ada pesawat dan helikopter carteran (Sewaan) yang dipakai oleh pihak pemerintah atau kegiatan pelayanan misi oleh gereja.
Persoalan wilayah yang terisolir, menyebabkan segala akses terbatas, mulai dari akses informasi dan komunikasi, akses ekonomi, akses pendidikan dan kesehatan dan akses lainnya dalam mengangkat harkat dan martabat masyarakat setempat.
Sementara itu, Kepala Distrik Towe, Oktovianus Gusbager, S.Sos, dalam kesempatan itu menyampaikan memang potensi SDA Distrik Towe begitu menggiurkan, sayangnya dengan segala keterbatasan pemerintah daerah, hal itu sampai kini belum dikelola guna membawa pendapatan ekonomi masyarakat.
Namun, dengan keterbatasan yang ada, dirinya telah melaporkan secara keseluruhan mengenai potensi SDA dan persoalan-persoalan kehidupan yang mendasar bagi Bupati Keerom, dan sudah pasti hal itu ditindaklanjuti ke Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Pusat.
“Ya, kami harapkan ada kebijakan yang tepat dalam membuka keterisolasian masyarakat di Distrik Towe ini,” ujarnya kepada Bintang Papua, baru-baru ini. (Bersambung)