(www.bintangpapua.com, 17-10-2012)
KEEROM - Program pusat untuk pengembangan Unit Pengembangan Ternak (UPT) Sapi di daerah Keerom telah ada, bahkan masing-masing daerah harus memiliki satu UPT/unit pengembangan ternak.
Hal itu sebagaimana dikatakan Kepala Seksi Kesehatan Hewan Kabupaten Keerom, Robert Nasendi,Spt, bahwa program tersebut memberikan peluang bagi daerah untuk menjadi sumber ternak, agar nantinya melalui pengembangan di daerah dapat meningkatan sumber keuntungan daerah atau Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Hanya saja, jika mau diekspor keluar harus mendapat rekomendasi dari dinas atau UPT tersebut, setelah melakukan studi kelayakan bahwa layak atau tidaknya ternak yang mau di eksporkeluar, melalui penanganan teknis administrasi yang ada.
Jika layak maka ternak tersebut diberikan ijin untuk di ekspor keluar tetapi kalau tidak layak maka tidak dapat di ekspor Karena akan dapat merugikan sumbernya. Sehingga, menurutnya kehadiran UPT sangat penting karena keberhasilan pengembangan populasi ternak akan di capai secara efektif dan efesien melalui UPT.
Selain itu, belum adanya unit pengembangan ternak (UPT) di Kabupaten Keerom maka, sistem pengembangan populasi ternak di gunakan dengan sistem kawin suntik.
“Hal ini dilakukan guna menambah jumlah yang dipotong atau jumlah yang diekspor keluar,” jelasnya saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (13/10)..
Dikatakan, tingkat pemotongan hewan kurban atau hari-hari besar keagaamaan terutama pada hari lebaran Idul Adha maupun Natal dan Tahun Baru meningkat.
Dam untuk Tahun 2012 ini, naim dari 20 ton daging yang dikirim ke Kota Jayapura menjadi 40 ton. (rhy/aj/lo2)
KEEROM - Program pusat untuk pengembangan Unit Pengembangan Ternak (UPT) Sapi di daerah Keerom telah ada, bahkan masing-masing daerah harus memiliki satu UPT/unit pengembangan ternak.
Hal itu sebagaimana dikatakan Kepala Seksi Kesehatan Hewan Kabupaten Keerom, Robert Nasendi,Spt, bahwa program tersebut memberikan peluang bagi daerah untuk menjadi sumber ternak, agar nantinya melalui pengembangan di daerah dapat meningkatan sumber keuntungan daerah atau Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Hanya saja, jika mau diekspor keluar harus mendapat rekomendasi dari dinas atau UPT tersebut, setelah melakukan studi kelayakan bahwa layak atau tidaknya ternak yang mau di eksporkeluar, melalui penanganan teknis administrasi yang ada.
Jika layak maka ternak tersebut diberikan ijin untuk di ekspor keluar tetapi kalau tidak layak maka tidak dapat di ekspor Karena akan dapat merugikan sumbernya. Sehingga, menurutnya kehadiran UPT sangat penting karena keberhasilan pengembangan populasi ternak akan di capai secara efektif dan efesien melalui UPT.
Selain itu, belum adanya unit pengembangan ternak (UPT) di Kabupaten Keerom maka, sistem pengembangan populasi ternak di gunakan dengan sistem kawin suntik.
“Hal ini dilakukan guna menambah jumlah yang dipotong atau jumlah yang diekspor keluar,” jelasnya saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (13/10)..
Dikatakan, tingkat pemotongan hewan kurban atau hari-hari besar keagaamaan terutama pada hari lebaran Idul Adha maupun Natal dan Tahun Baru meningkat.
Dam untuk Tahun 2012 ini, naim dari 20 ton daging yang dikirim ke Kota Jayapura menjadi 40 ton. (rhy/aj/lo2)