(www.bintangpapua.com, 13-10-2012)
KEEROM - Kepala Seksi Pembinaan dan Pengamanan Sertifikasi Hutan Kabupaten Keerom, George Bandasano,SH.MM mengatakan, penanaman pohon sangat diperlukan secara terus menerus.
Hal itu, salah satunya untuk meminimalisir dampak penebangan liar yang sering terjadi di wilayah Keerom oleh orang yang tidak bertaggung jawab.
“Kita harus terus menerus melakukan penanaman pohon disetiap wilayah kita,” ungkapnya saat ditemui Bintang Papua di ruang kerjanya,Kamis (11/10).
Selain itu, pohon juga berfungsi sebagai pejangga atau pencegahan dari kebanjiran, sehingga perlunya dilakukan penanaman pohon untuk bisa menahan banjir dengan cara penyerapan melalui akar pohon.
“Pohon adalah bagian yang tidak terlepas dari hutan yang berfungsi mensimulir sirkulasi ketersediaan oksigen bagi makluk hidup dan menjaga stabilitas kemurnian alam jagat raya ini dari polutan karbondioksida serta pembakaran yang tidak sempurna,” jelasnya. Dari sisi hidrologi keberadaan pohon /hutan sangat penting untuk ketersediaan, kecukupan, dan keberadaan air baik di permukaan tanah maupun di bawah tanah yang di ikat langsung oleh akar berbagai jenis tumbuhan hutan hasilnya adalah untuk kepentingan makluk hidup pada umumnya.
akibat di lakukannya penebangan liar terhadap berbagai jenis pohon sangat berdampak pada perubahan iklim, meningkatkan frekwensi intensitas banjir, bahkan kadang terjadi bencana kekeringan.
“Inilah yang perlu kita waspadai bersama sebelum banjir datang melanda,” ujarnya lagi.
Sekedar di ketahui, berkaitan dengan itu, bahwa secara statistik data menunjukan saat ini terjadi penurunan (degradasi) fungsi hutan dan kerusakan (deforestasi) hutan di Indonesia, kini mencapai 1,08 juta ha/tahun.
Sedangkan hutan di Kabupaten Keerom yang rusak berat akibat penebangan liar, dan perladangan berpindah - pindah, serta kerusakan akibat HPH, lahan kritis di Kabupaten Keerom mencapai 162,693 ha.
Tingkat kerusakan di antaranya , lahan kritis 40,873 ha, lahan setengah kritis 85,168 ha, agak kritis 36, 652 ha, sementara luas wilayah Kabupaten keerom hanya 9.360 km, maka 5.091,6 km di peruntukan untuk sector kehutanan agar menjadikannya sebagai hutan lindung sambil menanam. (rhy/aj/lo2)
KEEROM - Kepala Seksi Pembinaan dan Pengamanan Sertifikasi Hutan Kabupaten Keerom, George Bandasano,SH.MM mengatakan, penanaman pohon sangat diperlukan secara terus menerus.
Hal itu, salah satunya untuk meminimalisir dampak penebangan liar yang sering terjadi di wilayah Keerom oleh orang yang tidak bertaggung jawab.
“Kita harus terus menerus melakukan penanaman pohon disetiap wilayah kita,” ungkapnya saat ditemui Bintang Papua di ruang kerjanya,Kamis (11/10).
Selain itu, pohon juga berfungsi sebagai pejangga atau pencegahan dari kebanjiran, sehingga perlunya dilakukan penanaman pohon untuk bisa menahan banjir dengan cara penyerapan melalui akar pohon.
“Pohon adalah bagian yang tidak terlepas dari hutan yang berfungsi mensimulir sirkulasi ketersediaan oksigen bagi makluk hidup dan menjaga stabilitas kemurnian alam jagat raya ini dari polutan karbondioksida serta pembakaran yang tidak sempurna,” jelasnya. Dari sisi hidrologi keberadaan pohon /hutan sangat penting untuk ketersediaan, kecukupan, dan keberadaan air baik di permukaan tanah maupun di bawah tanah yang di ikat langsung oleh akar berbagai jenis tumbuhan hutan hasilnya adalah untuk kepentingan makluk hidup pada umumnya.
akibat di lakukannya penebangan liar terhadap berbagai jenis pohon sangat berdampak pada perubahan iklim, meningkatkan frekwensi intensitas banjir, bahkan kadang terjadi bencana kekeringan.
“Inilah yang perlu kita waspadai bersama sebelum banjir datang melanda,” ujarnya lagi.
Sekedar di ketahui, berkaitan dengan itu, bahwa secara statistik data menunjukan saat ini terjadi penurunan (degradasi) fungsi hutan dan kerusakan (deforestasi) hutan di Indonesia, kini mencapai 1,08 juta ha/tahun.
Sedangkan hutan di Kabupaten Keerom yang rusak berat akibat penebangan liar, dan perladangan berpindah - pindah, serta kerusakan akibat HPH, lahan kritis di Kabupaten Keerom mencapai 162,693 ha.
Tingkat kerusakan di antaranya , lahan kritis 40,873 ha, lahan setengah kritis 85,168 ha, agak kritis 36, 652 ha, sementara luas wilayah Kabupaten keerom hanya 9.360 km, maka 5.091,6 km di peruntukan untuk sector kehutanan agar menjadikannya sebagai hutan lindung sambil menanam. (rhy/aj/lo2)