( Cenderawasih Pos, Kamis 12 Oktober 2006 )
Hujan yang tak kunjung datang dalam beberapa hari terakhir ini menyebabkan masyarakat ibukota Asmat, Agats, mengalami kesulitan air bersih. Jangankan berpikir untuk mandi dan mencuci pakaian, untuk kebutuhan masak dan air minum saja, sebagian besar masyarakat Kota Agats yang tidak memiliki penampungan air yang cukup terpaksa harus meminta kepada keluarga, tetangga atau teman kerja yang memiliki bak penampungan yang cukup.
Namun, mereka yang memiliki bak penampungan yang cukup persediaan airnya semakin menipis. Krisis air bersih ini sebenarnya sudah dialami masyarakat sejak satu minggu lalu. Dimana, selama satu minggu lebih itu hujan tak kunjung datang. Syukur, saat semua persediaan sudah habis, hujan satu malam memberi berkah bagi masyarakat yang bisa bertahan dua tiga hari. Namun, hampir seminggu terakhir ini hujan yang ditunggu-tunggu warga tak kunjung juga datang.
‘’Tiga hari ini kita tidak bisa mandi, karena air persediaan habis,’’ kata seorang warga Agats yang namanya tidak mau dikorankan. Untuk diketahui, keadaan geografis Kabupaten Asmat yang sebagian besar merupakan rawa dan perairan yang dipengaruhi air pasang (air laut,red). Meski bisa dikatakan kelebihan air, namun air tersebut tidak layak digunakan untuk mandi dan mencuci.
Apalagi untuk masak. Guna memenuhi kebutuhan masak, mandi dan mencuci, masyarakat Kota Asmat sangat tergantung pada air hujan dengan menyiapkan sejumlah bak penampungan, baik drum maupun yang terbuat dari plastik untuk menadah air hujan dari atap seng.
Meski demikian, tidak semua warga memiliki bak penampungan khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu untuk membeli bak penampungan yang terbuat dari plastik, karena harganya cukup mahal.
Satu buah untuk ukuran 1.100 liter antara Rp 1,5-1,75 juta untuk harga di Kota Agats. Bagi warga yang tidak mempunyai bak penampungan terpaksa harus mencari kepada tetangga yang mempunyai persediaan air hujan atau terpaksa mencari air tawar ke dalam rawa-rawa yang jaraknya cukup jauh. Sedangkan untuk kebutuhan mandi, terpaksa memilih menggunakan air kali saja. (ulo)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP