(www.radarsorong.com, 16-06-2008)
SORONG- Ditengah susahnya masyarakat memenuhi kebutuhan pokok menyusul dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), masyarakat distrik Moswaren Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel) patut bersyukur.
Pasalnya pemenuhan kebutuhan pokok berupa beras selalu tersedia. Hal ini lantaran Moswaren sendiri dikenal sebagai lumbung beras Kabupaten Sorsel.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sorsel Dance Nauw, SP MSi mengungkapkan, pada musim tanam tahun 2007 dan 2008 ini, produksi gabah kering giling di distrik Moswaren rata-rata mencapai 1500 ton. “Dengan total luas lahan tergarap 350 H, produktivitas sebesar 6 ton/Ha. Distrik Moswaren pada musim tanam tahun ini ditingkatkan lagi menjadi 500-800 Ha,”terang Dance Nauw kepada Radar Sorong. Dikatakan, program menjadikan Moswaren sebagai lumbung beras di Kabupaten Sorsel didasarkan pada kajian dan pertimbangan yang matang. Berdasarkan hasil interpretasi citra satelit dan penelitian langsung di lapangan, sebut Dance Nauw, keadaan fisiografi distrik Moswaren cukup berfariasi.
“Luas lahan yang mempunyai topografi datar dengan kemiringan kurang dari 15 % cukup besar yaitu sekitar 48 % sehingga calon untuk mengembangkan lahan sawah cukup luas,”terang Dance Nauw.
Disisi lain, lanjutnya, sumber daya manusia dari petani transmigrasi dan transmigrasi lokal yang merupakan objek sasaran pengembang padi juga sangat mendukung.
Moswaren secara alami juga didukung kondisi hidrologi yang memadai dimana kaya sumber air yang terdiri dari beberapa sungai kecil. Air tersebut juga dimanfaatkan warga setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Sedangkan pendistribusian air dari sumber ke rumah-rumah penduduk sudah dilakukan dengan program pipanisasi,”ujar Dance yang alumni Faperta Uncen Manokwari (kini Universitas Papua-red).
Selain pengembangan padi, wilayah Moswaren kata Kadis Pertanian Sorsel Dance Nauw, juga potensi sebagai wilayah tanam bawang merah. Untuk itulah pengujian penanaman bawang merah di Moswaren sedang dilakukan secara intensif.
Namun demikian ujar Dance Nauw, bukan hanya Moswaren yang potensil sebagai wilayah penghasil bawang merah. Dari penelitian dan uji coba yang telah dilakukan, distrik Ayamaru pun cocok sebagai wilayah tanaman bawang merah.
Dikatakan, meski telah ditemukan beberapa wilayah yang sesuai dengan komoditas-komoditas tertentu, namun Pemda Sorsel melalui Dinas Pertanian tidak serta merta mendorong masyarakat untuk langsung melakukan penanaman secara massal.
Saat ini Dinas Pertanian Sorsel bekerja sama dengan pihak tertentu melakukan uji coba penanaman dalam bentuk demplot terlebih dahulu.
“Ini harus dilakukan untuk mengetahui faktor ekonominya, kapasita hasil berdasarkan luas lahan, penanganan pasca panen dan beberapa hal terkait lainnya. Jadi pengembangan masing-masing komoditas pertanian dilakukan secara bertahap dan akan dilakukan di semua distrik sesuai dengan kesesuaian yang ada,”tandasnya.
Menciptakan Moswaren sebagai lumbung beras di Kabupaten Sorsel pada masa mendatang, menurut Dance Nauw, sarana pengairan yang telah dibangun Pemda Sorsel sejak beberapa tahun lalu akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan sehingga program Moswaren sebagai lumbung beras senantiasa terwujud.
“Pada prinsipnya petani di kampung Bumi Ajo dan kampung Hasik Jaya siap menyukseskan program produksi padi/beras tersebut. Dukungan sistem pengairan sangat diperlukan. Sebab tanpa dukungan tersebut petani akan tetap bertanam ke padi ladang, sayur-sayuran dan buah-buahan,”pungkas Dance Nauw. (ros)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP