
MALANG, SENIN - Pusat Penyelamatan Satwa Petungsewu di Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kini tengah mengalami krisis finansial sehingga akan tutup beberapa bulan ke depan. Akibatnya, satu per satu satwa yang pernah dipelihara mulai dititipkan ke sejumlah lembaga konservasi, seperti taman safari dan taman rekreasi.
Krisis finansial itu terjadi karena tahun ini Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Petungsewu tak lagi mendapat jatah anggaran dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim, yang menjadi kepanjangan tangan pemerintah pusat.
"Tahun ini, katanya, ada kebijakan pengetatan anggaran di seluruh departemen, termasuk juga di Departemen Kehutanan. Itu sebabnya sementara tak ada anggaran untuk PPS," tutur Project Manager PPS Petungsewu Iwan Kurniawan, Sabtu (14/6).
Selain itu, PPS Petungsewu juga sudah semakin sulit mendapatkan donasi dari sejumlah donatur. Apalagi, sudah sejak dua tahun lalu, pemilik aset PPS Petungsewu, yaitu Gibbon Foundation (GF), telah menyatakan diri bangkrut.
Pembiayaan PPS Petungsewu selama ini berasal dari bantuan BKSDA (sekitar 45 persen), Yayasan Gibbon Indonesia (kepanjangan tangan GF), dan donatur salah satunya Profauna. Mulai beroperasi pada tahun 2007, PPS Petungsewu mengantongi dana sekitar Rp 35 juta per bulan.
Akibat krisis ini, sejumlah satwa sudah dilepasliarkan ke alam, antara lain merak, owa-owa, dan kakaktua. Adapun satwa yang belum bisa dilepas ke alam karena tak bisa hidup mandiri oleh PPS Petungsewu ditranslokasikan (dipindahkan) ke sejumlah lembaga-lembaga konservasi yang dirujuk BKSDA, antara lain Taman Safari Indonesia (TSI) II di Prigen (Pasuruan) sebanyak 33 satwa, Taman Rekreasi Kota Malang (13 satwa), Maharani Zoo Lamongan (13 satwa), dan Taman Rekreasi Sengkaling Malang (10 satwa). Satwa-satwa itu antara lain burung nuri, burung kakatua, buaya irian, siamang, owa-owa, buaya muara, paruh bengkok, burung bayang, dan kasuari.
Ketua Profauna Indonesia (salah satu NGO bidang pelestarian satwa, khususnya lutung jawa) yang juga membantu mencarikan donasi untuk PPS Petungsewu, Rosek Nursahid, mengatakan, dengan tutupnya PPS, pemerintah seharusnya yang menjalankan fungsi penyelamatan satwa yang selama ini dilakukan PPS. (DIA/KOMPAS)