(www.kompas.com, 17-06-2008)
JAKARTA, SELASA - Peneliti ikan dari Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, Fadly Y Tantu dan Jusri Nilawati, menemukan beberapa spesies ikan air tawar yang berasal dari danau-danau dan sungai-sungai di bagian tengah Sulawesi.
Di kawasan Danau Malili saja, ujar Jusri, terdapat 32 jenis ikan endemis, di antaranya lima jenis ikan yang baru ditemukan spesiesnya. Jenis-jenis tersebut meliputi tiga famili Telmatherinidae, yaitu spesies Telmatherina whitelips, T bagangensis, dan T exilis, serta dua famili Gobiidae, yaitu spesies Glossogobius spilii dan Mugilogobius flavus.
Jenis-jenis ikan ini merupakan hasil koleksi dari penelitian yang dipimpin Prof Dr Bambang Soeroto, MSc. Spesies ikan-ikan tersebut dikoleksi setelah ia melakukan serangkaian penelitian sejak tahun 2000 hingga 2008 ini.
"Sampai saat ini penelitian masih berlanjut," kata Fadly, Minggu (15/6). Temuan itu telah dia sampaikan pada Seminar Ikan V yang diselenggarakan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) di Institut Pertanian Bogor, awal Juni lalu.
Masih banyak
Berdasarkan survei yang dia lakukan sejak tahun 2000 di perairan air tawar di Sulawesi, Tantu meyakini masih ada peluang akan bertambahnya jenis-jenis baru yang belum dideskripsikan. Saat ini kedua peneliti tersebut sedang mengerjakan beberapa spesimen ikan yang diduga sebagai spesies yang belum pernah dideskripsikan.
Menurut Fadly, keberadaan ikan-ikan endemis perairan Sulawesi perlu dilestarikan, mengingat jenisnya beragam dan belum teridentifikasi. Namun kenyataannya, ia melihat kelestariannya mulai terancam oleh upaya introduksi jenis-jenis ikan dari luar wilayah.
"Ikan-ikan endemis di danau-danau Malili sedang mengalami ancaman invasi oleh ikan-ikan introduksi, seperti mujair, nila, ikan sapu-sapu, dan ikan louhan yang digemari masyarakat," ujarnya.
Dari survei yang dilakukan Fadly dan Jusri, ditemukan 20 jenis ikan introduksi di kawasan Danau Malili. ”Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena ikan- ikan itu akan menjadi ancaman serius bagi keberadaan ikan-ikan endemis,” kata Fadly menambahkan. (YUN/KOMPAS)