(www.cenderawasihpos.com, 13 Nopember 2007)
JAYAPURA-Sebuah kapal penangkap ikan asal Taiwan, ditangkap oleh kapal patroli KRI Taliwangsa milik Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut X, Jayapura. Kapal bernama FV.Sheng En No 168 itu, ditangkap Ahad (11/11) sekitar pukul 08.30 WIT saat berada di perairan Indonesia, tepatnya di posisi sekitar 40 mil utara Demta (Kabupaten Jayapura) atau sekitar 80 mil dari arah pantai Kota Jayapura.Setelah diperiksa, di atas kapal itu tidak ada Nahkoda maupun ABK yang berasal dari Taiwan. Sementara yang ada hanya para karyawan sebanyak 8 orang yang kesemuanya merupakan warga Indonesia.
Dari informasi yang berkembang, Nahkoda kapal itu dibuang ke laut setelah terbunuh dalam perkelahian dengan beberapa karyawan yang merupakan warga Indonesia itu. Sedangkan tiga ABK yang juga merupakan warga Taiwan, dikabarkan terjun ke laut lepas dan belum diketahui nasibnya.Empat warga Taiwan yang diduga telah tewas itu antara lain: Hsu Pi Chang, Jou Hwang Jerlin, Sheu Ching Wen, dan Jou Hwang Kee Mong.Sedangkan 8 warga Indonesia yang berada di atas kapal tersebut, yaitu: Khumedi (19) Tegal, Girin (36) Purwokerto, Supendi (33) Tegal, Nasori (22) Suradadi, Budiyono (25) Pekalongan, Jeremi (31) Cirebon, Slamet (31) Tegal dan Siamtoko (19) Batang.Kedelapan orang ini sementara sedang menjalani pemeriksaan untuk penyelidikan kasus ini di Satuan Keamanan Laut Lantamal X, Jayapura, termasuk kapal asal Taiwan itu juga telah diamankan di Dermaga Porasko Lantaman X, Jayapura.
Kepala Satuan Keamanan Laut Lantamal X, Jayapura, Mayor Laut (P) Joko Triwanto saat ditanya wartawan di atas kapal Fv. Sheng En No 168, Senin siang (12/11) kemarin mengatakan, setelah mendapat informasi ada kapal asing yang masuk wilayah Indonesia, maka pihaknya kemudian melakukan patroli dengan KRI Taliwangsa untuk mengejar dan menangkap kapal tersebut."Setelah melakukan pengejaran, kapal itu berhasil kita tangkap pada Minggu (11/11) sekitar pukul 08.30 WIT di perairan Indonesia, tepatnya sekitar 40 mil utara Demta. Setelah diperiksa, kapal yang saat ditangkap tidak berbendera itu ternyata merupakan kapal asal Taiwan," terangnya.Dikatakan, di dalam kapal penangkap ikan itu ada hasil tangkapan ikan campuran sekitar 1 ton dan ikan tuna sebanyak 27 ekor. Selain itu, ditemukan pula ada 8 ABK yang kesemuanya merupakan warga Indonesia.Saat ditanya soal adanya indikasi pembunuhan yang dilakukan oleh 8 ABK warga Indonesia terhadap Nahkoda dan 3 Nahkoda warga Taiwan, Joko menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan pendalaman penyelidikan atas kasus ini.Dari pemeriksaan awal, pihaknya juga mendapati bahwa dokumen yang ada di kapal itu semuanya merupakan dokumen asing, dan tidak ditemukan satu dokumenpun yang merupakan dokumen Indonesia, padahal kapal itu telah masuk wilayah perairan Indonesia.Sementara itu, salah seorang juru masak di Kapal Fv. Sheng En No 168, Girin (36) yang merupakan warga Purwokerto Jawa Tengah saat ditanya wartawan mengatakan, kapal ini berlayar sejak sekitar bulan Juli lalu untuk melakukan penangkapan ikan di laut lepas.Kemudian pada Kamis (8/11) lalu, sekitar jam 4 atau jam 5 sore, terjadi perkelahian antara ABK warga Indonesia dengan Nahkoda Kapal.
"Saat itu kita sedang dalam kondisi capai dan ABK I suruh tarik ikan. Selanjutnya, kapten kapal (Nahkoda) marah-marah dan pukul salah seorang ABK, sehingga ada yang melawan dan kemudian terjadilah perkelahian. Ketika berantem itu, Nahkoda kalah, sehingga loncat ke laut. Sedangkan 3 ABK lainnya yang juga warga Taiwan juga lompat ke laut, karena mereka ketakutan," papar Girin.Saat ditanya soal kondisi keempat warga Taiwan itu, Girin maupun teman-temannya mengaku tidak tahu tentang kondisi warga Taiwan tersebut. Saat ditanya, lokasi perkelahian itu di wilayah mana, Girin pun mengaku tidak tahu, sebab dirinya hanya bertugas sebagai juru masak di kapal tersebut. (fud)
Para ABK Kapal Fv. Sheng En No 168 saat menunjukkan ikan hasil tangkapan mereka kepada para petugas Lantamal X di Dermaga Porasko Jayapura, Senin (12/11).