(www.cenderawasihpos.com, Senin 26 Nopember 2007)
JAYAPURA-Untuk menepis anggapan bahwa orang-orang pegunungan tengah yang umumnya bermata pencaharian bercocok tanam (berkebun) merupakan sebagai perusak lingkungan khususnya kawasan cagar alam Cycloop. Sabtu, (24/11), masyarakat pegunungan tengah di Jayapura membuat komitmen untuk menjaga dan melestarikan kawasan cagar alam Cycloop.Meski tidak dihadiri dinas terkait (Dinas Kehutanan Provinsi Papua), namun pembuatan komitmen masyarakat pegunungan tengah untuk menjaga lingkungan tersebut berlangsung khidmat, di kemas dalam acara adat bakar batu dilanjutkan dengan penanaman pohon batas cagar alam Cycloop, di kawasan cagar alam Cycloop, Angkasa, tepatnya belakang Pos Polisi (Pospol) Angkasa Distrik Jayapura Utara.
Ketua Rukun Jayawijaya Di Jayapura (RKJ) Philipus Halitopo mengatakan, bukti bahwa orang pegunungan tengah perusak cagar alam Cycloop tidak benar, sebaliknya mulai saat ini masyarakat pegunungan berkomitmen untuk melestarikan alam dan menjaga kawasan cagar alam Cycloop.Dikatakannya, bersama masyarakat adat, masyarakat pegunungan tengah akan menjaga lingkungan sehingga kelak anak-anak masih dapat merasakan manfaat dari menjaga lingkungan dan alam. “ Kami sepakat untuk menjaga kawasan Cycloop dari sentani sampai Pasir II Jayapura bersama orang-orang adat disini,”jelasnya kepada wartawan disela-sela acara sosialisasi tingkat kawasan cagar alam Cycloop masyarakat adat pegunungan tengah bersama pihak pemerintah, di Angkasa, Sabtu, pekan kemarin. Selama ini sehabis menanam pohon, umumnya pihak pemerintah langsung meninggalkan tanaman tersebut, namun masyarakat pegunungan tengah dengan swadaya sendiri akan menanam dan menjaga tanaman yang sudah ditanam agar memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Papua. “Meski kecewa tidak ada orang kehutanan yang hadir pada acara ini, namun kami akan selalu bekerjasama dengan pemerintah,” terangnya.
Di tempat yang sama, Direktur Lembaga Penguatan Demokrasi Dan HAM Lesman Tabuni mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan studi kelayakan terhadap rusaknya cagar alam Cycloop beberapa tahun terakhir ini, dengan hasil bahwa kerusakan cagar alam Cycloop bukan semata-mata ulah dari masyarakat pegunungan tengah yang umumnya bertempat tinggal disekitar cagar alam Cycloop.Lanjut dia, banyak orang dari berbagai golongan dan kepentingan sehingga kerusakan kawasan cagar alam cyckloop, tidak hanya mengurangi debit air, namun juga menyebabkan bencana alam seperti yang terjadi di Sentani, Kabupaten Jayapura beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Papua Barnabas Suebu, SH melalui Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Papua Drs. Wasuok Demianus Siep dalam sambutannya mengatakan berbagai kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup merupakan dampak negatif kegiatan pemerintah maupun swasta yang kurang memberikan perhatian kepada lingkungan.Diungkapkannya, keberadaan cagar alam Cycloop sangat penting dan berpengaruh bagi lingkungan hidup masyarakat. Salah satu upaya pemerintah untuk mengamankan lingkungan dari kerusakan, yaitu pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal), seperti dalam pasal 8 PP No. 27 Tahun 1999 tentang Amdal.Sekadar diketahui, acara ini juga dihadiri Kapolresta Jayapura AKBP Rovert Djoenso, Kepala Distrik Jayapura Utara Dominggus Piether Kondologit, SH, masyarakat pegunungan tengah di Jayapura, tokoh masyarakat, tokoh adat dan lainnya.(api/cr-145)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP