( Cenderawasih Pos, Sabtu 15 Juli 2006 )
Kepala Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Papua W.CH Rumbino, SE, MM mengatakan, hingga saat ini Provinsi Papua masih tergantung terhadap pangan yang didatangkan dari daerah lain. Artinya ketergantungan terhadap pangan bagi daerah lainnya masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena belum ada keseriusan dari pemerintah daerah mengembangkan tanaman-tanaman lokal ini.
Masalah ini perlu disikapi dengan mengembangkan tanaman pangan, salah satunya adalah pengembangan tanaman pagan lokal seperti umbi-umbian, ujarnya kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (14/7) kemarin.
Meski begitu, belum ada upaya yang jelas dari pemerintah untuk melakukan pengembangan terhadap tanaman pangan lokal ini secara besar-besaran. Pasalnya, alokasi anggaran terhadap pengembangan tanaman-tanaman pangan ini sangat terbatas, hal itu membuat Papua masih rawan terhadap ketersedian pangan karena adanya ketergantungan terhadap daerah lainnya.
Saya justru mengatakan bahwa pemerintah terkesan kurang peduli terhadap pengembangan tanaman pangan. Sebab dalam pengalokasian anggaran pengembangan tanaman-tanaman pangan ini sangat terbatas, padahal sudah dijelaskan dan diusulkan melalui berbagai pertemuan termasuk melalui musyawarah pembangunan daerah,"katanya.
Dikatakan untuk mewujukan ketahanan pangan dan ketersedian pangan yang cukup, tergatung pada kemauan pemerintah daerah memberikan perhatian terhadap penganggaran, khususnya terhadap pengembangan areal tanaman pangan hingga menghasilkan produksi. Artinya, pengembangan tananaman pangan ini harus dibarengi dengan system pengelolaan hingga pemasaran.
Daerah ini memiliki potensi yang cukup besar, apalagi umbi-umbian, tapi selain anggaran, persoalannya juga terletak pada pengelolaan dan pemasaran hasil produksi. Ini yang perlu dipikirkan khususnya pengambil kebijakan, harus jelas kalau ada hasi umbi-umbian pengelolaannya seperti apa di Papua. Minimal industri kecil-kecilan,"ujarnya. (ito)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP