(Cenderawasih Pos, Kampanye psda Alamku, 26-11-2004)
Jenis ikan Betik (Anabas testudineus) adalah salah satu jenis eksotik yang mampu beradaptasi dan berkembang biak. Ikan ini dikenal memiliki daya tahan yang luar biasa dalam mengantisipasi perubahan habitat (tempat hidup) meskipun ikan ini menyukai tipe berbatu yang berarus sedang, dasar sungai yang tidak berbatu namun bila keadaan memaksa dia mampu hidup di lumpur maupun sungai yang tercemar sampah sekalipun. Ikan ini mampu hidup didaratan selama 2 jam karena memiliki kantung udara (Vesikula Pneumatika).
Jenis ikan Betik (Anabas testudineus) adalah salah satu jenis eksotik yang mampu beradaptasi dan berkembang biak. Ikan ini dikenal memiliki daya tahan yang luar biasa dalam mengantisipasi perubahan habitat (tempat hidup) meskipun ikan ini menyukai tipe berbatu yang berarus sedang, dasar sungai yang tidak berbatu namun bila keadaan memaksa dia mampu hidup di lumpur maupun sungai yang tercemar sampah sekalipun. Ikan ini mampu hidup didaratan selama 2 jam karena memiliki kantung udara (Vesikula Pneumatika).
Jenis Ikan ini memiliki permukaan tubuh yang licin dan berlendir serta dilengkapi sirip dengan duri yang keras dan tajam sehingga dapat menyebabkan kematian jika dimakan burung-burung air akibat tercekik. Banyaknya kematian burung akibat memakan ikan ini membuat para ahli lingkungan menggolongkan ikan ini mendapat perhatian khusus terutama pemantauan perkembangan populasinya.
Di Papua ikan ini dijumpai di kawasan Arso Koya (Kabupaten Keerom,red) juga dikawasan Rawa Biru dan TN Wasur Merauke. Pada kawasan ini keberadaannya dilaporkan pertama kali pada tahun 1970-an.
Dikawasan lain misalnya di Kalimantan, ikan ini dikenal sebagai ikan hias, namun di Papua keberadaan ikan ini tak ubah seperti ikan konsumsi biasa lainnya (lele,mujair,dll) bahkan karena seringkali menimbulkan kematian bagi unggas (burung) yang memakannya terutama dikawasan Wasur maka tak salah bila jenis ini diberi gelar Pembunuh Burung Air. (red)
Di Papua ikan ini dijumpai di kawasan Arso Koya (Kabupaten Keerom,red) juga dikawasan Rawa Biru dan TN Wasur Merauke. Pada kawasan ini keberadaannya dilaporkan pertama kali pada tahun 1970-an.
Dikawasan lain misalnya di Kalimantan, ikan ini dikenal sebagai ikan hias, namun di Papua keberadaan ikan ini tak ubah seperti ikan konsumsi biasa lainnya (lele,mujair,dll) bahkan karena seringkali menimbulkan kematian bagi unggas (burung) yang memakannya terutama dikawasan Wasur maka tak salah bila jenis ini diberi gelar Pembunuh Burung Air. (red)