( Kompas, Selasa 08 Agustus 2006 )
Seperti manusia atau hewan, tumbuhan juga bisa stres. Tumbuhan yang stres tidak hanya mengaktifkan pertahanan untuk dirinya sendiri, tapi juga mengatur strategi untuk melindungi keturunannya. Demikian kesimpulan penelitian yang dimuat dalam jurnal Nature edisi terbaru.
Stres yang ditimbulkan oleh infeksi patogen atau radiasi sinar ultraviolet, misalnya, dapat membangkitkan mutasi genetik pada sel-sel tanaman bahkan sebagian DNA-nya. Beberapa ilmuwan mengeluarkan hipotesis bahwa tumbuhan dapat meningkatkan kemampuan untuk mengubah sifat genetiknya untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang keras.
Sepertinya, tumbuhan punya sifat fleksibilitas yang tinggi untuk membentuk sifat genetik keturunannya sesuai kondisi lingkungan yang dihadapi. Hal tersebut terlihat dalam penelitian para peneliti laboratorium Barbara Hohn di Insitut Riset Biomedika Miescher, Basel, Swiss.
Dalam penelitian tersebut, mereka mempelajari pergantian bagian DNA berikut deret genetiknya kepada bagian lain yang memiliki rangkaian serupa. Proses yang disebut rekombinasi homolog ini terlihat lebih sering terjadi pada tumbuhan yang mengalami stress. Tumbuhan yang hidup di sekitar lokasi kecelakaan reaktor nuklir Chernobyl, misalnya, memiliki tingkat rekombinasi homolog yang tinggi sebanding dengan radiasi yang diterimanya.
Epigenetik
Seorang mahasiswa di laboratorium Hohn menemukan bahwa rekombinasi homolog relatif sangat tinggi pada tumbuhan Arabidosis, sejenis selada. Ketika dilacak balik asal tanaman ini, ia menemukan bahwa induknya merupakan tanaman yang terkena radiasi.
"Tidak seorang pun yang melakukannya. Ini murni kebetulan," katanya. Setelah kondisi di luar dugaan tersebut ditemukan, para peneliti mempelajari proses yang terjadi. Sesuai perkiraan, serangkaian radiasi ultraviolet atau tiruan serangan patogen yang diberikan kepada tanaman induknya meningkatkan rekombinasi homolog pada sel-selnya. Perubahan sel-sel yang membentuk keturunan terjadi sehingga keturunannya membawa rangkaian genetik yang telah berubah.
Namun, apabila sel-sel yang diturunkan tidak berubah, keturunan tumbuhan yang stres tetap meningkatkan rekombinasi homolog pada sel-selnya. Sepertinya tanaman induk menurunkan semangat untuk bermutasi kepada keturunannya.
Respon ini diturunkan setidaknya kepada empat generasi. Meskipun demikian, masih belum dapat dijelaskan bagaimana informasi ini diturunkan dari induk kepada keturunannya. Para peneliti Hohn yakin terdapat mekanisme yang disebut epigenetik atau menurunkan sifat tanpa perubahan rangkaian DNA
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP