(www.bintangpapua.com, 7-10-2012)
MERAUKE – Akibat kekurangan air, kurang dari 1000 hektar tanaman padi di Kabupaten Merauke terancam puso atau rusak. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura kabupaten Merauke Ir. Bambang Dwiatmoko kepada wartawan, di Kantor Bappeda Merauke Rabu (6/9) kemarin. Bambang menjelaskan, padi yang terancam puso terjadi di sejumlah darah sentral pangan yakni, Distrik Kurik, Distrik Tanah Miring, dan Distrik Semangga. Dan padi yang terancam puso itu di luar dari target tanam yang ditetapkan pemerintah Kabupaten Merauke selama ini.
“Dilapangan ada yang terlihat ada kekurangan air ada sementara yang panen, ada sementara yang akan panen, tapi kumulatif sasaran sudah terlampaui sekitar 3000 hektar dari sasaran. Di satu sisi mungkin ada satu dua yang kita lihat kekeringan sebetulnya memang itu tidak direkomendir untuk melanjutkan tanam karena masalah air, tapi mungkin pada waktu itu situasi air seperti memungkinkan sehingga dia tergerak ada yang su tanam hingga tiga kali,” ujarnya.
Menurut Bambang, pada prinsipnya musim gaduh sudah selesai, sehingga Dinas Tanaman Pangan kini mempersiapkan diri memasuki musim tanam periode Oktober-Maret musim tanam 2012- 2013.
“Tetapi masalah kekeringan mengancam pada pertanaman pada tanaman yang baru ditanam,” katanya. Selanjutnya target tanam 2012 baik musim tanam rendengan maupun gaduh telah melampaui target yang ditetapkan pemerintah daerah, dari 10.300 hektar menjadi 13.000 hektar. (lea/achi/LO1)
MERAUKE – Akibat kekurangan air, kurang dari 1000 hektar tanaman padi di Kabupaten Merauke terancam puso atau rusak. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura kabupaten Merauke Ir. Bambang Dwiatmoko kepada wartawan, di Kantor Bappeda Merauke Rabu (6/9) kemarin. Bambang menjelaskan, padi yang terancam puso terjadi di sejumlah darah sentral pangan yakni, Distrik Kurik, Distrik Tanah Miring, dan Distrik Semangga. Dan padi yang terancam puso itu di luar dari target tanam yang ditetapkan pemerintah Kabupaten Merauke selama ini.
“Dilapangan ada yang terlihat ada kekurangan air ada sementara yang panen, ada sementara yang akan panen, tapi kumulatif sasaran sudah terlampaui sekitar 3000 hektar dari sasaran. Di satu sisi mungkin ada satu dua yang kita lihat kekeringan sebetulnya memang itu tidak direkomendir untuk melanjutkan tanam karena masalah air, tapi mungkin pada waktu itu situasi air seperti memungkinkan sehingga dia tergerak ada yang su tanam hingga tiga kali,” ujarnya.
Menurut Bambang, pada prinsipnya musim gaduh sudah selesai, sehingga Dinas Tanaman Pangan kini mempersiapkan diri memasuki musim tanam periode Oktober-Maret musim tanam 2012- 2013.
“Tetapi masalah kekeringan mengancam pada pertanaman pada tanaman yang baru ditanam,” katanya. Selanjutnya target tanam 2012 baik musim tanam rendengan maupun gaduh telah melampaui target yang ditetapkan pemerintah daerah, dari 10.300 hektar menjadi 13.000 hektar. (lea/achi/LO1)