( Papua Pos, Rabu 09 Maret 2005 )
Sagu merupakan makanan produksi di Papua, namun saat ini tanaman tersebut terancam punah akibat tidak adanya pembudidayaan (penanaman) kembali dari masyarakat. Hal itu dapat dilihat secara langsung di kebun-kebun sagu yang ada di daerah ini, dimana pada waktu lalu luas kebun sagu di Papua cukup luas namun saat ini kebun sagu sudah semakin sempit bahkan ada yang sudah dijadikan perkampungan.
Melihat hal itu, maka Pemerintah Provinsi Papua bekerja sama dengan lembaga penelitian pusat telah dilakukan berbagai kegiatan dalam mengantisipasi punah atau habisnya ladang-ladang sagu tersebut.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Papua, Ir. Leo. A. Rumbarar kepada Papua Pos mengatakan, untuk pembudidayaan tanaman sagu di Papua ini telah dilakukan pemetaan areal yang akan dijadikan pengembangan tanamam sagu, yaitu di bagian utara, selatan dan timur.
Kemudian lanjut Leo, pada bulan April akan ada seminar internasional yang akan diikuti oleh pakar dari seluruh dunia yang memberikan konsentrasi terhadap tanaman sagu dengan sasaran begaimana pengembangan industri sagu kedepan, selain itu juga Gebuernur Provinsi Papua memberikan perhatian kepada pengembangan tanaman sagu oleh masyarakat.
Bahkan kedepan pemerintah akan memberikan perhatian dalam pengembangan sagu dengan menyiapkan alat-alat produksi pengolahan sagu dan putihan sagu. Dan dalam bidang tanaman pemerintah akan membantu masyarakat dalam memberikan perhatian dalam pemupukan dan perluasan areal sagu.
Dikatakan, potensi lahan sagu di Papua cukup luas, namun kebun sagu rakyat yang ada belum teridentifikasi secara riil, tetapi potensi yang sebenarnya cukup luas, sekitar 760.000 ha yang tersebar di seluruh wilayah Papua Timur, Selatan maupun Utara. Oleh sebab itu Gubernur Provinsi Papua mengambil langkah-langkah untuk instansi teknis melakukan budidaya, juga untuk melakukan pengolahan secara profesional yang di back-up dengan pemberian peralatan, kemudian dengan mengadakan gerakan masal bahwa sagu adalah makanan pokok. Sehingga masyarakat tidak lagi tergantung dengan beras atau makanan lainnya.
Selain itu perlu dicarikan pasar yang jelas, sehingga sagu bisa di antar pulaukan dan dapat di jual di pusat-pusat perbelanjaan di seluruh wilayah Indonesia, hal ini yang belum dilakukan sehingga kedepan perlu disampaikan.
Dikatakannya, bahwa pada tahun lalu ada 3 kabupaten di Provinsi Papua yang di berikan bantuan oleh pemerintah Provinsi Papua, yaitu Yapen Waropen, Pupiori dan Jayapura, kemudian tahun ini masih akan di berikan, guna mendorong adanya produksi sagu putih dari pengrajin-pengrajin pengolahan makanan. (RP-02)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP