(www.bintangpapua.com, 19-11-2011)
SARMI - Seorang Petugas Penyuluh Lapangan dijumpai pula oleh Bintang Papua di lokasi. Sarahsang Paley mengaku sudah 4 bulan tinggal bersama warga kampung untuk memberikan penyuluhan. Sarahsang juga mengkoordinir kelompok tani yang terdiri dari mama-mama kampung Tanjung Batu.
Ada 2 kelompok tani yang masing-masing berjumlah 6 orang. Tanaman bawang dipilih karena tanahnya cocok, tidak terlalu sulit menanamnya, dan bisa cepat dipanen, kata Sarahsang ditemui di Balai Kampung Tanjung Batu, Distrik Sarmi Timur, Kamis (17/11)..
Tanaman bawang merah, menurut Sarahsang, hanya memerlukan 2 bulan siap dipanen sehingga cocok bagi masyarakat karena cepat menghasilkan.
Di Sarmi, bawang basah perkilo mencapai harga Rp 20 ribu. Sedangkan yang bawang merah kering capai Rp 30 ribu perkilo. Dengan harga yang tinggi, kelompok tani jadi semangat untuk terus menanam bawang, kata Sarahsang.
Untuk tahap awal ini, seluruh pengadaan bibit, lanjut Sarahsang, diberikan oleh Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian dan Tanaman Pangan. Bibit awal merupakan bantuan dari pemerintah. Namun, kami sudah sudah ajarkan pembibitan. Jadi tidak tergantung lagi, ujar Sarahsang.
Ada 58 kepala keluarga dan 312 jiwa di Kampung Tanjung Batu. Kepala Kampung Tanjung Batu Agustinus Yaas mengaku sangat terbantu dengan adanya PPL mengembangkan hasil pertanian yang potensial. Ia meminta dinas terkait untuk memperhatikan PPLnya.
Di Tanjung Batu semuanya swadaya masyarakat, karena bantuan dari Respek Mandiri pertanian kami tidak dapat. Jadi kami minta dinas memperhatikan kebutuhan PPL. Seperti bu Sarahsang, sudah 4 bulan di kampung meninggalkan suami dan anak,†kata Agustinus ditemui di Balai Kampung.
Kalau ada keluhan dari masyarakat, dinas harus lihat di lapangan, pintanya. (che/aj/LO1)
SARMI - Seorang Petugas Penyuluh Lapangan dijumpai pula oleh Bintang Papua di lokasi. Sarahsang Paley mengaku sudah 4 bulan tinggal bersama warga kampung untuk memberikan penyuluhan. Sarahsang juga mengkoordinir kelompok tani yang terdiri dari mama-mama kampung Tanjung Batu.
Ada 2 kelompok tani yang masing-masing berjumlah 6 orang. Tanaman bawang dipilih karena tanahnya cocok, tidak terlalu sulit menanamnya, dan bisa cepat dipanen, kata Sarahsang ditemui di Balai Kampung Tanjung Batu, Distrik Sarmi Timur, Kamis (17/11)..
Tanaman bawang merah, menurut Sarahsang, hanya memerlukan 2 bulan siap dipanen sehingga cocok bagi masyarakat karena cepat menghasilkan.
Di Sarmi, bawang basah perkilo mencapai harga Rp 20 ribu. Sedangkan yang bawang merah kering capai Rp 30 ribu perkilo. Dengan harga yang tinggi, kelompok tani jadi semangat untuk terus menanam bawang, kata Sarahsang.
Untuk tahap awal ini, seluruh pengadaan bibit, lanjut Sarahsang, diberikan oleh Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian dan Tanaman Pangan. Bibit awal merupakan bantuan dari pemerintah. Namun, kami sudah sudah ajarkan pembibitan. Jadi tidak tergantung lagi, ujar Sarahsang.
Ada 58 kepala keluarga dan 312 jiwa di Kampung Tanjung Batu. Kepala Kampung Tanjung Batu Agustinus Yaas mengaku sangat terbantu dengan adanya PPL mengembangkan hasil pertanian yang potensial. Ia meminta dinas terkait untuk memperhatikan PPLnya.
Di Tanjung Batu semuanya swadaya masyarakat, karena bantuan dari Respek Mandiri pertanian kami tidak dapat. Jadi kami minta dinas memperhatikan kebutuhan PPL. Seperti bu Sarahsang, sudah 4 bulan di kampung meninggalkan suami dan anak,†kata Agustinus ditemui di Balai Kampung.
Kalau ada keluhan dari masyarakat, dinas harus lihat di lapangan, pintanya. (che/aj/LO1)