( Kompas, Rabu 07 September 2005 )
Kalau boleh memilih, kita semua pasti lebih suka memiliki gigi putih menawan. Tak heran kalau hampir semua kemasan produk pasta gigi dilengkapi tulisan, "Memutihkan Gigi".
Biar nggak salah dalam memutihkan gigi, simak penjelasan berikut ini :
Bahan kimia apa sih yang digunakan untuk memutihkan gigi ?Pemutih yang dijual bebas atau digunakan oleh dokter gigi biasanya menggunakan bahan peroxide. Bahan ini akan masuk ke lapisan gigi dan membersihkan noda. Sedang pasta gigi tidak mengandung zat pemutih, ia hanya membersihkan kotoran, tetapi tidak akan mengubah warna email gigi. Kini beberapa produk pasta gigi mengandung dosis kecil peroxide.
Pasta gigi yang mengandung pemutih efektif nggak ?Not very well, karena gigi kita hanya kontak dengan bahan kimia itu saat kita menggosok gigi. Lagipula tercampur oleh air liur dan air saat kita berkumur. Butuh waktu yang lama untuk melihat hasil yang diinginkan.
Kalau produk pemutih gigi ?Beberapa produk dapat digunakan sendiri dengan cara yang sangat mudah. Kita bisa memilih peroxide dalam berbagai bentuk: Stips, Jel, Pulpen dan bantalan atau busa pelindung. Peroxide berbentuk strip, sangat kecil, hampir tidak kelihatan. Digunakan dua kali sehari selama 30menit dalam periode dua minggu. Yang bentuk jel, oleskan pada gigi dengan sikat kecil dua kali sehari dalam dua minggu. Pemutih berbentuk pulpen hampir sama. Sedangkan 'busa pelindung' bentuknya seperti bantalan yang diletakkan diantara gigi setelah gigi dioleskan peroxide. Alat ini bisa dibeli di dokter gigi atau toko obat. Semua jenis pemutih tadi cukup efektif memutihkan gigi, tetapi jika tak cocok bisa berakibat iritasi pada gusi.
Bagimana dengan dokter gigi ?Dokter gigi akan menggunakan peroxide dalam dosis lebih banyak, terkadang memakai laser untuk mempercepat pemutihan. Bantalan atau busa pelindung yang digunakan juga disesuaikan dengan kondisi gigi tiap orang. Selain itu dokter akan menjaga agar gusi kita tidak iritasi dibanding kalau kita menggunakan pemutih sendiri di rumah. Pemutihan yang dilakukan di dokter gigi mungkin yang paling aman dan efektif, tapi tentu saja harganya mahal.
Gigi yang ditambal bisa diputihkan?Pemutih gigi tidak akan bekerja pada mahkota gigi atau gigi yang ditambal. Kita hanya bisa memutihkan gigi alami saja.
Apakah hasilnya bertahan lama ?Warna putih pada gigi akan pudar dalam sebulan, apalagi kalau sering minum kopi, teh, red wine, atau mengkonsumsi makanan yang meninggalkan noda pada gigi. Satu hal lagi, kalau kita merokok, gigi akan lebih cepat berubah warna.
Apa efek samping memutihkan gigi ?Pemutihan lama-lama akan membuat gigi lebih sensitif dan peroxide akan membuat gusi iritasi. Sejumlah bukti menunjukkan bahwa kekuatan email gigi akan berkurang karena penggunaan bleaching atau pemutih secara berkala. Orang yang memiliki gigi sensitif dan penyakit gigi, serta gigi berlubang, tidak disarankan untuk melakukan pemutihan. (*/AN)
Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua
08 September 2005
Tips & Trik : Pemutih Gigi
01 September 2005
Tips & Trik : Hipertensi, Hindari Vitamin C Effervescent
( Cenderawasih Pos, Rabu 31 Agustus 2005 )
Siapa tak kenal vitamin C ? Hampir semua orang pernah mengkonsumsinya. Salah satunya, mengatasi sariawan. Yang mungkin kurang disadari, vitamin yang satu ini memiliki beberapa efek samping bagi tubuh. Memang, beberapa jenis obat-obatan diduga memilikt efek samping obat (ESO). Termasuk vitamin C. Menurut Dra. Budi Suprapti MSi Apt, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi vitamin C. Di antaranya, faktor usia user (pengguna). Anak-anak rupanya lebih rentan terkena ESO dibandingkan orang dewasa. Sebab, sistem metabolisme anak belum sempurna.
Perhatikan pula keadaan patologik atau kondisi tubuh. Misalnya, ada tidaknya gangguan saluran cerna, diabetes mellitus ataupun hipertensi pada orang yang akan mengonsumsi vitamin C. "Keadaan ini harus benar-benar diperhatikan, demi keselamatan pasien,"ujarnya dalam temu ilmiah Manajemen Efek Samping Obat di GSG RSAL dr. Ramelan Surabaya, beberapa waktu lalu.
Banyak orang berpikir, vitamin C sebagai obat bebas sah-sah saja dikonsumsi kapanpun. Karena itu, dianjurkan untuk mengetahui ESO dari vitamin C. Misalnya, vitamin C mempunyai sifat mengiritasi saluran cerna. Selain itu, bersifat sebagai bahan pereduksi yang dapat mempengaruhi tes gula darah. "Sehingga, penderita diabetes mellitus harus berhati-hati terhadap efek samping vitamin ini," Ingat Prapti.
Pemakaian dosis besar juga akan meningkatkan produksi oksalat urin. Ini memacu terbentuknya batu ginjal. "Efeknya memang tidak langsung, tapi baru terasa 5 sampai 10 tahun mendatang," ungkap staf pengajar Farmasi FK Unair ini. Sedangkan vitamin C dalam sediaan effervescent atau obat yang dilarutkan dalam air, mengandung natrium bikarbonat dalam jumlah besar. Hal ini memungkinkan gangguan keseimbangan elektrolit. "Yang begini, berbahaya bagi penderita hipertensi."jelas Prapti. (kit)
Tips & Trik : Hipertensi, Hindari Vitamin C Effervescent
( Cenderawasih Pos, Rabu 31 Agustus 2005 )
Siapa tak kenal vitamin C ? Hampir semua orang pernah mengkonsumsinya. Salah satunya, mengatasi sariawan. Yang mungkin kurang disadari, vitamin yang satu ini memiliki beberapa efek samping bagi tubuh. Memang, beberapa jenis obat-obatan diduga memilikt efek samping obat (ESO). Termasuk vitamin C. Menurut Dra. Budi Suprapti MSi Apt, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi vitamin C. Di antaranya, faktor usia user (pengguna). Anak-anak rupanya lebih rentan terkena ESO dibandingkan orang dewasa. Sebab, sistem metabolisme anak belum sempurna.
Perhatikan pula keadaan patologik atau kondisi tubuh. Misalnya, ada tidaknya gangguan saluran cerna, diabetes mellitus ataupun hipertensi pada orang yang akan mengonsumsi vitamin C. "Keadaan ini harus benar-benar diperhatikan, demi keselamatan pasien,"ujarnya dalam temu ilmiah Manajemen Efek Samping Obat di GSG RSAL dr. Ramelan Surabaya, beberapa waktu lalu.
Banyak orang berpikir, vitamin C sebagai obat bebas sah-sah saja dikonsumsi kapanpun. Karena itu, dianjurkan untuk mengetahui ESO dari vitamin C. Misalnya, vitamin C mempunyai sifat mengiritasi saluran cerna. Selain itu, bersifat sebagai bahan pereduksi yang dapat mempengaruhi tes gula darah. "Sehingga, penderita diabetes mellitus harus berhati-hati terhadap efek samping vitamin ini," Ingat Prapti.
Pemakaian dosis besar juga akan meningkatkan produksi oksalat urin. Ini memacu terbentuknya batu ginjal. "Efeknya memang tidak langsung, tapi baru terasa 5 sampai 10 tahun mendatang," ungkap staf pengajar Farmasi FK Unair ini. Sedangkan vitamin C dalam sediaan effervescent atau obat yang dilarutkan dalam air, mengandung natrium bikarbonat dalam jumlah besar. Hal ini memungkinkan gangguan keseimbangan elektrolit. "Yang begini, berbahaya bagi penderita hipertensi."jelas Prapti. (kit)
Tips & Trik : Besi Juga Padatkan Tulang
( Cenderawasib Pos, Rabu 31 Agustus 2005 )
Sudah banyak yang tahu, kalsium membantu tulang menjadi kuat. Namun, menurut Tufts University Health & Nutrition Letter, ada bahan lain yang juga berperan dalam pembentukan tulang. Bahan tersebut adalah besi. Dikatakan, besi berperan penting untuk kesehatan tulang karena membantu memproduksi kolagen di dalam tulang.
Meski begitu, efektivitas besi bergantung; pada asupan kalsium. Menurut pakar institusi tersebut, zat ini hanya efektif untuk menguatkan tulang ketika kalsium yang dikonsumsi berjumlah 800-1.200 miuigram.
Hal tersebut dibuktikan pada sebuah penelitian terhadap wanita menopause. Dalam studi tersebut diketahui, wanita yang mengkonsumsi sekitar 18 miligram zat besi dalam satu hari dengan asupan kalsium yang memadai, kepadatan tulangnya cukup baik. (jpnn)
Tips & Trik : Besi Juga Padatkan Tulang
( Cenderawasib Pos, Rabu 31 Agustus 2005 )
Sudah banyak yang tahu, kalsium membantu tulang menjadi kuat. Namun, menurut Tufts University Health & Nutrition Letter, ada bahan lain yang juga berperan dalam pembentukan tulang. Bahan tersebujt_ adalah besi. Dikatakan, besi berperan penting untuk kesehatan tulang karena membantu memproduksi kolagen di dalam tulang.
Meski begitu, efektivitas besi bergantung; pada asupan kalsium. Menurut pakar institusi tersebut, zat ini hanya efektif untuk menguatkan tulang ketika kalsium yang dikonsumsi berjumlah 800-1.200 miuigram.
Hal tersebut dibuktikan pada sebuah penelitian terhadap wanita menopause. Dalam studi tersebut diketahui, wanita yang mengkonsumsi sekitar 18 miligram zat besi dalam satu hari dengan asupan kalsium yang memadai, kepadatan tulangnya cukup baik. (jpnn)
Tips & Trik : Hipertensi, Hindari Vitamin C Effervescent
( Cenderawasih Pos, Rabu 31 Agustus 2005 )
Siapa tak kenal vitamin C ? Hampir semua orang pernah mengkonsumsinya. Salah satunya, mengatasi sariawan. Yang mungkin kurang disadari, vitamin yang satu ini memiliki beberapa efek samping bagi tubuh. Memang, beberapa jenis obat-obatan diduga memilikt efek samping obat (ESO). Termasuk vitamin C. Menurut Dra. Budi Suprapti MSi Apt, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi vitamin C. Di antaranya, faktor usia user (pengguna). Anak-anak rupanya lebih rentan terkena ESO dibandingkan orang dewasa. Sebab, sistem metabolisme anak belum sempurna.
Perhatikan pula keadaan patologik atau kondisi tubuh. Misalnya, ada tidaknya gangguan saluran cerna, diabetes mellitus ataupun hipertensi pada orang yang akan mengonsumsi vitamin C. "Keadaan ini harus benar-benar diperhatikan, demi keselamatan pasien,"ujarnya dalam temu ilmiah Manajemen Efek Samping Obat di GSG RSAL dr. Ramelan Surabaya, beberapa waktu lalu.
Banyak orang berpikir, vitamin C sebagai obat bebas sah-sah saja dikonsumsi kapanpun. Karena itu, dianjurkan untuk mengetahui ESO dari vitamin C. Misalnya, vitamin C mempunyai sifat mengiritasi saluran cerna. Selain itu, bersifat sebagai bahan pereduksi yang dapat mempengaruhi tes gula darah. "Sehingga, penderita diabetes mellitus harus berhati-hati terhadap efek samping vitamin ini," Ingat Prapti.
Pemakaian dosis besar juga akan meningkatkan produksi oksalat urin. Ini memacu terbentuknya batu ginjal. "Efeknya memang tidak langsung, tapi baru terasa 5 sampai 10 tahun mendatang," ungkap staf pengajar Farmasi FK Unair ini. Sedangkan vitamin C dalam sediaan effervescent atau obat yang dilarutkan dalam air, mengandung natrium bikarbonat dalam jumlah besar. Hal ini memungkinkan gangguan keseimbangan elektrolit. "Yang begini, berbahaya bagi penderita hipertensi."jelas Prapti. (kit)