(www.bintangpapua.com, 01-02-2013)
SENTANI - Animo masyarakat untuk menanam padi di Distrik Yapsi terbilang tinggi. Pasalnya harga beras di Distrik Yapsi cukup tinggi yaitu sekitar Rp 9000,- bahkan belum lama ini terjadi trend peningkatan harga beras yang mencapai Rp 10.500,-.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Jayapura Ir. Rudi Saragih kepada Bintang Papua di Kampung Bumi Sahaja, SP2 Taja Distrik Yapsi, kemarin.
“Ada sekitar 1240 KK yang beranimo untuk menanam padi di Distrik Yapsi ini terutama di SP 1, SP 2, SP 3, SP 4 dan SP 5,” imbuhnya.
Menurutnya, dengan animo ini, kebutuhan alat mesin pertanian masih sangat diperlukan petani khususnya di daerah irigasi Nimbokrang dan daerah irigasi Besum.
“Tahun 2013 ini, untuk kegiatan pertanian di Distrik Yapsi diantaranya pengembangan optimasi dan pencetakan sawah seluas 200 hektar, SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi seluas 500 hektar dan pengembangan kedelai 200 hektar,” ujarnya.
Selain itu, khusus untuk pengembangan teknologi SRI yang dicanangkan oleh Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE,M.Si pada tanggal 8 Januari 2013 lalu seluas 100 hektar.
SENTANI - Animo masyarakat untuk menanam padi di Distrik Yapsi terbilang tinggi. Pasalnya harga beras di Distrik Yapsi cukup tinggi yaitu sekitar Rp 9000,- bahkan belum lama ini terjadi trend peningkatan harga beras yang mencapai Rp 10.500,-.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Jayapura Ir. Rudi Saragih kepada Bintang Papua di Kampung Bumi Sahaja, SP2 Taja Distrik Yapsi, kemarin.
“Ada sekitar 1240 KK yang beranimo untuk menanam padi di Distrik Yapsi ini terutama di SP 1, SP 2, SP 3, SP 4 dan SP 5,” imbuhnya.
Menurutnya, dengan animo ini, kebutuhan alat mesin pertanian masih sangat diperlukan petani khususnya di daerah irigasi Nimbokrang dan daerah irigasi Besum.
“Tahun 2013 ini, untuk kegiatan pertanian di Distrik Yapsi diantaranya pengembangan optimasi dan pencetakan sawah seluas 200 hektar, SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi seluas 500 hektar dan pengembangan kedelai 200 hektar,” ujarnya.
Selain itu, khusus untuk pengembangan teknologi SRI yang dicanangkan oleh Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE,M.Si pada tanggal 8 Januari 2013 lalu seluas 100 hektar.
“Harapan kami di tahun 2013 ini, jika irigasi dapat berjalan atau
meningkat dibandingkan tahun 2012 lalu, padi yang bisa diproduksi dari
Distrik Yapsi sebanyak 3500 ton atau setara dengan 1500 ton beras,”
urainya.
Disebutkannya, jadi dengan demikian akan ada peningkatan sekitar 600 ton dari total produksi dan hal tersebut sudah terbilang baik.
Sedangkan untuk kondisi irigasi, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jayapura dan Provinsi Papua untuk mendukung produksi beras Kenambay Umbay dan pertanian secara menyeluruh di Distrik Yapsi.
Dan utnuk masalah irigasi tersebut, UPT (Unit Pelaksana Teknis) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Kantor Balai Wilayah Sungai Papua terus mengembangkan irigasi di Kabupaten Jayapura khususnya di Distrik Yapsi.
Nimbrot Rumaropen, ST.MMT selaku PPK irigasi 2 Jayapura BWS Papua menjelaskan bahwa dulunya BWS ini bergabung dengan Dinas PU di Dok 4 Jayapura, namun sekarang sudah berpisah dan berstatus sebagai perwakilan Pekerjaan Umum untuk Bidang Sumber Daya Air dalam hal ini bergerak di bidang irigasi.
“Khususnya di Jayapura, sejak tahun 2003, pihak kami mulai mengembangkan irigasi di wilayah Distrik Yapsi,” tandasnya kepada Bintang Papua kemarin di Kampung Bumi Sahaja, SP 2 Taja Distrik Yapsi. (dee/aj/lo2)
Disebutkannya, jadi dengan demikian akan ada peningkatan sekitar 600 ton dari total produksi dan hal tersebut sudah terbilang baik.
Sedangkan untuk kondisi irigasi, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jayapura dan Provinsi Papua untuk mendukung produksi beras Kenambay Umbay dan pertanian secara menyeluruh di Distrik Yapsi.
Dan utnuk masalah irigasi tersebut, UPT (Unit Pelaksana Teknis) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Kantor Balai Wilayah Sungai Papua terus mengembangkan irigasi di Kabupaten Jayapura khususnya di Distrik Yapsi.
Nimbrot Rumaropen, ST.MMT selaku PPK irigasi 2 Jayapura BWS Papua menjelaskan bahwa dulunya BWS ini bergabung dengan Dinas PU di Dok 4 Jayapura, namun sekarang sudah berpisah dan berstatus sebagai perwakilan Pekerjaan Umum untuk Bidang Sumber Daya Air dalam hal ini bergerak di bidang irigasi.
“Khususnya di Jayapura, sejak tahun 2003, pihak kami mulai mengembangkan irigasi di wilayah Distrik Yapsi,” tandasnya kepada Bintang Papua kemarin di Kampung Bumi Sahaja, SP 2 Taja Distrik Yapsi. (dee/aj/lo2)