Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

29 November 2009

Manca Negara : Afrika : Spesies Bunglon Baru Ditemukan di Afrika Timur

(www.kompas.com, 28-12-2009)
DADOMA, KOMPAS.com — Spesies bunglon baru ditemukan dalam hutan Magombera, di Tanzania, Afrika Timur. Seorang peneliti dari Departemen Lingkungan di University of York Dr Andrew Marshall menemukannya secara tak sengaja saat mengamati perilaku seekor ular ranting yang memakan seekor monyet.

Bunglon tersebut dipastikan spesies baru setelah beberapa spesimen sejenis berhasil ditangkap, diuji, dan dibandingkan. Spesies tersebut diberi nama Kinyongia magomberae yang berarti bunglon Magombera. Temuan ini dipublikasikan dalam African Journal of Herpetology.

Menurutnya, penemuan spesies baru bunglon sangat jarang terjadi sehingga hal tersebut sangat menggembirakannya. Penemuan ini juga sekaligus menegaskan pentingnya menjaga daerah jelajahnya agar spesies tersebut tetap bertahan.

"Semoga dengan penemuan ini dapat mendukung usaha untuk menyediakan area ini dan area lainnya dengan perlindungan lebih," ujar Marshall. Apalagi, bunglon hidup di habitat yang terbatas dan sangat tergantung pada keberadaan pohon-pohon di hutan.

Marshall, yang juga Kepala Ilmu Konservasi di Kebun Binatang dan Taman Bermain Flamingo, selama ini aktif memimpin proyek investigasi penelitian terhadap perubahan hutan Magombera. Hutan tersebut menjadi penting bagi orang-orang di daerah sekitarnya dan rumah bagi kehidupan liar, termasuk monyet colobus merah yang terancam punah.

Proyek yang dikembangkan Marshall menggabungkan penelitian biologi hutan dengan edukasi untuk penduduk lokal tentang cara mengelola hutan secara berkelanjutan. Tujuan utamanya adalah mengembangkan status perlindungan hutan dan menemukan cara alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.

M14-09Editor: wah, Sumber : PHYSORG

26 November 2009

Manca Negara : New Orleans : Ribuan Mahluk Aneh Ditemukan di Kegelapan Samudera

(www.kompas.com, 25-11-2009)
NEW ORLEANS, KOMPAS.com - Makhluk-makhluk asing dengan bentuk tubuh yang aneh ditemukan dari dasar samudera selama survei kelautan terakhir. Ada timun laut transparan bersulur, ikan yang mengepakkan sepasang sirip besar seperti telinga 'dumbo' karakter gajah Walt Disney, dan cacing tabung yang memakan minyak.Laporan yang dikeluarkan hari Minggu (23/11) itu mencatat, 17.650 spesies yang hidup di bawah 656 kaki (kira-kira 200 m) dari permukaan laut, di tempat yang tak tersentuh cahaya matahari.


Penemuan ini merupakan hasil terbaru dari sensus 10-tahunan bagi satwa laut."Bagian-bagian dari dasar lautan yang tadinya kita kira serupa ternyata sangat kompleks," kata Robert S. Carney, pakar oseanografi dari Universitas Negara Bagian Louisiana dan juga peneliti terkemuka mengenai dasar lautan.Ribuan spesies lautan bertahan hidup di kedalaman samudera yang gelap gulita dengan cara mengkonsumsi bahan-bahan yang membusuk yang perlahan tenggelam termasuk tulang-belulang dari ikan paus. Menurut laporan itu, minyak dan metana juga menjadi sumber energi untuk penghuni dasar lautan ini.Dengan laporan ini, para peneliti telah menemukan sekitar 5.600 spesies baru di samping 230.000 yang telah tercatat sebelumnya. Mereka memperkirakan daftar spesies baru yang ditemukan akan bertambah beberapa ribu lagi menjelang bulan Oktober 2010, ketika sensus akan diselesaikan.

Para ilmuwan juga mengaku telah menemukan 5.722 spesies hidup di kedalaman ekstrim samudera, di perairan yang lebih dalam dari 3.280 kaki (kira-kira 975 m)."Dasar lautan tadinya dianggap seperti gurun tanpa penghuni hingga akhir-akhir ini; cukup mengagumkan untuk mendokumentasi lebih dari 20.000 jenis spesies di daerah yang tadinya disangka tak berkehidupan," kata Jesse Ausubel dari yayasan Alfred P. Sloan, sponsor dari sensus ini. "Dasar lautan adalah daerah yang paling sedikit terjelajah di bumi," tambahnya. Para ilmuwan menyatakan saat ini diperkirakan ada lebih dari sejuta spesies laut yang masih tak diketahui.

Bandingkan dengan daratan, di mana para pakar biologi telah mendaftar sekitar 1,5 juta flora dan fauna. Lebih dari 40 spesies baru karang didokumentasikan di pegunungan di dasar lautan, dan juga hamparan brittlestar dan anemon seluas kota-kota. Hampir 500 spesies baru, mulai dari mahluk sel tunggal hingga cumi-cumi besar telah ditemukan di kedalaman dataran dan palungan samudera.Satu penemuan penting lainnya adalah bahwa 170 spesies baru tersebut mendapatkan energi dari bahan kimia yang dikeluarkan dari lubang-lubang di dasar samudera.

Salah satunya adalah familia 'kepiting yeti', yang berbulu halus di kaki-kakinya."Di tengah Samudera Atlantis, para peneliti menemukan 40 spesies baru dari total 1.000 yang ada," kata Odd Aksel Bergstad, pakar oseanografi dari Universitas Bergen, Norwegia, yang berada di kepulauan Azores ketika diwawancara lewat telepon."Saya terkejut menemukan banyaknya kehidupan di tengah samudera," katanya.

"Bahkan tak ada peta yang bagus untuk daerah ini. Pemahaman kita ada keanekaragaman biologis di sini sangat terbatas," jelasnya.Lebih dari 2.000 ilmuwan dari 80 negara sedang bekerja untuk mengkatalog spesies-spesies di lautan. Namun, meneliti jurang dasar laut cukup mahal dan sulit karena membutuhkan kamera untuk kedalaman ekstrim, sonar, dan kendaraan kendali jarak jauh yang memakan 50.000 USD per hari.Begitu sensus selesai, direncanakan penerbitan tiga buku: survei populer satwa laut, lalu buku kedua dengan bab terpisah untuk tiap grup kerja, dan yang ketiga berfokus pada keanekaragaman biologis.
C17-09, Editor: wah, Sumber : AP

15 November 2009

Keerom : Pengetahuan Teknik Budidaya Perikanan Perlu Ditingkatkan

(www.cenderawasihpos.com, 14-11-2009)
KEEROM- Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Keerom, Ir Robert Purwoko, M.Si, mengatakan agar usaha budidaya ikan air tawar masyarkat di Kabupaten Keerom berhasil, maka pengetahuan masyarakat tentang tehnik budidaya perikanan harus ditingkatkan. Selain itu, masyarakat juga harus memahami jenis ikan apa yang cocok dibudidayakan di daerah ini dan yang paling laku di pasar.

”Bisa jadi ikan air tawar yang cocok dan berhasil dibudidayakan di suatu daerah belum tentu cocok untuk daerah yang lainnya karena banyak factor yang mempengaruhi. Faktor tersebut antara lain kualitas air, suhu lingkungan, serta kondisi kolam yang ada,”ungkap Robert Purwoko, disela-sela memberikan keterangan kepada masyarakat di Distrik Waris,.

Menurut Robert, para petani ikan juga harus memperhatikan sejumlah faktor lain yang mempengaruhi budidaya ikan. Sebab, setiap jenis ikan memiliki spesifikasi yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum memulai usaha perikanan air tawar ini, masyarakat diharapkan sudah menguasai teknik budidaya ikan yang baik, agar lebih muda dan berhasil dalam pengelolaannya. Sama seperti ternak lainnya, ikan juga bisa stress bila kondisi lingkungannya tidak mendukung.

”Selain stabilitas harga benih ikan, ikan yang akan dibudidayakan sebaiknya memiliki nilai ekonomis yang tingi, tujuannya adalah supaya ikan yang dihasilkan tetap laku di pasaran dengan harga yang bagus, meski dijual dalam bentuk benih atau ukuran konsumsi, ”tuturnya.

Kata Robert, khusus untuk Kabupaten Keerom sendiri, masyarakat atau peternak ikan air tawar dapat memperoleh bibit ikan di Balai Benih Ikan Tawar (BBI) yang berlokasi di Kampung Wembi, Distrik Arso Timur.“Kami sudah siapkan benih ikan di BBI, kini tergantung masyarakat saja, jika ingin berusaha di bidang budidaya ikan air tawar, dalam rangka menambah penghasilan, silahkan saja hubungi kami,”paparnya.(cak/tri) (scorpions)

Keerom : Petani Harus Waspadai Bibit dan Pupuk Palsu

(www.cenderawasihpos.com, 14-11-2009)
KEEROM- Kepala Dinas Perkebunan dan kehutanan Kabupaten Keerom, Ir.Sidik Pujiadi, MSi meminta kepada masyarakat petani untuk mulai mewaspadai beredarnya bibit dan pupuk palsu ditengah masyarakat. Sebab, dengan persaingan usaha yang ada saat ini, bukan tidak mungkin ada oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang mencari keuntungan dengan menjual bibit dan pupuk palsu, terutama untuk bibit kakao/coklat.

"Kondisi yang terjadi akhir-akhir ini, dimana karena permintaan bibit kakao sangat tinggi begitu juga dengan pupuk tanaman, menyebabkan banyak juga distributor yang menggunakan kesempatan. Oleh karena itu, saya berharap petani di Keerom harus berhati-hati,"ungkap Sidik di sela-sela mengikuti Turkam Bupati di Distrik Waris.

Sidik mengungkapkan bahwa pihaknya pernah didatangi seorang petani yang berada di Distrik Waris, petani tersebut memberitahukan bahwa dirinya sempat ditawari dari seseorang yang mengaku memiliki jaringan dengan sumber bibit kakao bahkan pupuk, dengan janji yang sangat menggiurkan. Bibit dan pupuk tersebut dikatakan dari Pusat Penelitian di Bandung, sehingga petani tersebut tergiur lalu memesan. Sayangnya saat ditanam, ternyata hasil yang dihasilkan tidak begitu bagus, bahkan pohonnya langsung mati.

"Saya sarankan jika ingin mendapat bibit, maka terlebih dahulu koordinasi dengan kami, jangan sampai petani tertipu, bukan saja terhadap bibit kakao namun juga terhadap tanaman lainnya," jelasnya.Kata Sidik, ada modus lain untuk pengedaran bibit palsu tersebut, antara lain dengan mengklaim bibit yang ditawarkan dari luar negeri, misalnya berasal Malaysia atau Papua New Guinea. Bibit palsu tersebut ada yang dikemas sedemikian menarik serta menggunakan label berbahasa asing tujuannya agar konsumen yakin bahwa bibit tersebut berasal dari luar negeri. "Banyak cara yang digunakan oleh oknum pemasok palsu tersebut, sehingga saya sarankan, sebelum membeli bibit atau pupuk tersebut, terlebih dulu koordinasi dengan kami, demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,"tandasnya. (cak/tri) (scorpions)

05 November 2009

Sentani : Produksi Kakao Diminta Ditingkatkan

(www.cenderawasihpos.com, 04-11-2009)
SENTANI- Untuk kepentingan peningkatan pendapatan (in come) masyarakat, hasil-hasil produksi kakao diharapkan bisa ditingkatkan dan dikembangkan menjadi produk olahan industri yang siap dipasarkan untuk skala nasional maupun ekspor.

Hal tersebut dikatakan Tunggul Dwi Wicaksono, Konsultan di bidang Industri pada presentasi Pengkajian Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Jayapura di Ruang Rapat Dinas Industri, Perdagangan dan UKM, Selasa ( 3/11) kemarin.Menurut Tunggul, berdasarkan hasil survey dan kajian di lapangan, kakao merupakan salah satu produk unggulan dan sangat potensial yang dimiliki Kabupaten Jayapura. Bahkan untuk kepentingan produk olahan berskala industri, baik mikro maupun makro, daerah ini memiliki kemampuan untuk menyediakan pasokan bahan baku.

“ Jika dilihat dari potensi lahan kakao yang dimiliki masyarakat, kami yakin daerah ini mampu menyediakan pasokan bahan baku untuk diolah menjadi produk berkala industri. Hanya saja untuk mewujudkan ini dibutukan sarana dan prasarana seperti tehnologi tepat guna,” ujarnya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.

Diungkapkan, berdasarkan hasil kajian kompetensi inti industri yang dilakukan di 30 kabupaten termasuk Kabupaten Jayapura, Kabupaten Jayapura termasuk salah satu daerah yang memiliki produk unggulan dan bisa dikembangkan menjadi produk berskala industri baik berskala mikro maupun makro.Sementara itu, Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Kabupaten Jayapura Drs. Mustaming, MM menambahkan, kegiatan sehari ini diikuti sejumlah instansi teknis khususnya yang membidangi masalah produksi, seperti dinas perkebunan, perikanan dan kelautan, peternakan, dan Pertanian dan Holtikultura.

“Diharapkan melalui kegiatan ini akan tersusun dokumen yang memuat tentang identifikasi kompetensi inti industri daerah serta rencana aksi (rencana implementasi) melalui proses partisipasi dan konsultatif dengan berbagai stake holder di daerah ini,” pungkasnya. (mud/tri) (scorpions)

04 November 2009

Manca Negara : Inggris : Amfibi Paling Rentan Kepunahan

(www.kompas.com, 03-11-2009)
LONDON, KOMPAS.com - Lebih dari sepertiga spesies yang diperiksa dalam sebuah studi keanekaragaman hayati internasional disimpulkan terancam kepunahan, demikian diungkap para peneliti. Dari 47.677 spesies yang masuk Daftar Merah Spesies Terancam Punah IUCN, 17.291 di antaranya dinilai sangat terancam.

Jumlah ini termasuk 21 persen jenis mamalia, 30 persen jenis ampibi, 70 persen jenis tumbuhan, dan 35 persen jenis hewan bertulang belakang.
Ahli lingkungan memperingatkan tidak cukup ada upaya untuk mengatasi ancaman utamanya, antara lain hilangnya habitat mahluk hidup ini. "Bukti ilmiah menunjukkan naiknya tingkat krisis," kata Jane Smart, direktur kelompok konservasi keragaman hayati International Union for the Conservation of Nature's (IUCN).

"Analisa terakhir... menunjukkan bahwa target 2010 untuk mengurangi hilangnya tingkat keragaman hayati tidak akan tercapai," tambah Smart.
"Ini saatnya pemerintah mulai bertindak serius tentang upaya menyelamatkan spesies dan memastikan upaya ini ada dalam agenda tahun depan, karena waktu makin sempit," imbuhnya.
Daftar Merah, dipandang sebagai upaya pencatatan paling otoritatif terhadap keadaan spesies di Bumi, dengan mengumpulkan hasil dari ribuan ilmuwan seluruh dunia.

Catatan terakhir menunjukkan bahwa kelompok amfibi sebagai kelompok organisme di planet ini, dengan 1.895 dari 6.285 spesies yang dicatat paling terancam.

02 November 2009

Nasional : Hari Cinta Puspa dan Satwa Diperingati Serentak 5 Nopember

(http://www.kompas.com/, 01-11-2009)
JAKARTA, KOMPAS.com- Kementerian Negara Lingkungan Hidup menyatakan, Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2009 akan diperingati serentak di seluruh daerah dan para pemangku kepentingan di seluruh Indonesia. Menteri Negara Lingkungan Hidup (MenLH) Gusti Muhammad Hatta dalam jumpa pers di Kantor KLH di Jakarta, Jumat (30/10), mengatakan, peringatan puncak HCPSN 2009 akan dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 November 2009.

Gusti mengatakan, dengan HCPSN Indonesia berusaha menjaga keanekaragaman hayati yang terkaya di dunia sebagai satu modal utama pembangunan. Pada peringatan puncak HCPSN 2009, Presiden Yudhoyono akan menyematkan Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan bidang lingkungan hidup, penyerahan penghargaan "Raksaniyata" dari program Menuju Indonesia Hijau (MIH), dan penandatanganan Sampul Hari Pertama prangko seri puspa dan satwa.

Sekretaris Menteri LH Arif Yuwono mengatakan ada delapan orang nominator penerima Tanda Kehormatan Satyalencana, akan tetapi nama nominator belum bisa dipublikasikan. Penghargan itu merupakan penghargaan dari Presiden RI terhadap orang per orang penerima Kalpataru selama lima tahun berturut-turut.

Sedangkan Deputi Bidang Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup KLH, Masnellyarti Hilman mengatakan ada 11 kabupaten yang dinominasikan mendapat penghargaan konservasi dan perlindungan lingkungan hidup "Raksaniyata". Akan tetapi karena masih dalam nominasi, Masnellyarti yang akrab dipanggil Nelly mengatakan pihaknya belum dapat menyebutkan kesebelas kabupaten tersebut.

Penghargaan Raksaniyata merupakan penghargaan dari program Menuju Indonesia Hijau (MIH) yang merupakan instrumen pengawasan terhadap pelaksanaan penaatan di bidang konservasi sumber daya alam dan pengendalian kerusakan lingkungan bagi pemerintah kabupaten di seluruh Indonesia. Ketua Panitia HCPSN 2009, Aulia Esti mengatakan ada berbagi kegiatan yang dilakukan, misalnya workshop dan pelepasan burung langka Curik Bali oleh APCB (Asosiasi Pelestari Curik Bali) dan Departemen Kehutanan, Lomba Foto Satwa Nasional 2009 yang digelar oleh Taman Safari Indonesia, Pekan Flora Fauna Nasional yang diadakan Yayasan Kehati.

Selain itu juga ada kegiatan penanaman pohon, pembuatan lubang biopori, pemilahan sampah dan pembautan transplant karang. Aulia mengatakn HCPSN 2009 bertema "Lindungi Puspa dan Satwa Nasional sebagai Cermin Peradaban Bangsa". C12-09, Editor: msh, Sumber : ANT

15 October 2009

Manca Negara : Amerika : Ini Dia Laba-laba Vegetarian Pertama di Dunia


(www.kompas.com, 14-10-2009)
JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir semua spesies laba-laba merupakan jenis predator yang memangsa hewan lainnya, dari serangga sampai burung. Di antara lebih dari 40.000 spesies laba-laba yang ada di dunia, laba-laba yang baru ditemukan ini mungkin jenis pertama diketahui makan tumbuh-tumbuhan.

Hewan berkaki delapan yang diberi nama Bagheera kiplingi itu, hidup di Amerika Tengah khususnya Meksiko dan Costa Rika. Laba-laba vegetarian yang besar tubuhnya hanya seukuran kuku orang dewasa itu memangsa ujung daun akasia.

"Ini benar-benar laba-laba pertama yang diketahui memangsa tumbuh-tumbuhan. Ia juga laba-laba pertama yang diketahu menjadikan tumbuh-tumbuhan sebagai mangsa pokoknya," ujar Christopher Meehan dari Universitas Villanova, Pennsylvania, AS yang melaporkan penelitian tersebut bersama peneliti lainnya dalam jurnal Current Biology edisi teranyar. Ia mengatakan hampir semua buku teks laba-laba tak ada yang pernah menyatakan ada laba-laba pemakan tumbuh-tumbuhan.

Dalam memperoleh sumber makanan ia cukup dibantu peran semut penjaga yang hidupnya juga di pohon akasia. Pasalnya dengan semut yang menguasai akasia, tidak ada herbivora lainnya yang berani mendekat. Namun, karena semut juga makan ujung daun, selain nektar, laba-laba harus melakukan strategi khusus.

Saat berburu mangsa, laba-laba tersebut harus menghindari smeut penjaga dengan memanfaatkan jaringnya untuk bergerak naik turun. Laba-laba juga membangun sarangnya di pangkal daun akasia tua yang jarang sekali dilalui semut.

Selain memangsa ujung daun, laba-laba tersebut sebenarnya masih memangsa lainnya seperti larva semut dan nektar. Saat memengsa semut mereka akan berpura-pura menjadi semut dengan melakukan gerakan zig-zag.

Meski demikian, pengamatan yang dilakukan menggunakan rekaman video dan analisis kimia menunjukkan laba-laba tersebut tetap mendapatkan sebagian besar makanan dari tumbuhan. Populasi di Meksiko memperoleh 90 persen makanan dari jaringan tumbuhan dan sisanya larva semut, nektar, dan lainnya. Sementara populasi di Kosta Rika memperoleh 60 persen makanan dari daun akasia.

WAH
Sumber : LIVESCIENCE

10 October 2009

Nasional : Enam Kanguru Australia Tiba di Indonesia

(www.kompas.com, 10-10-2009)
Bogor (ANTARA News) - Setelah menempuh perjalanan selama 18 jam, sebanyak enam ekor Kanguru (grey kangaroo) betina yang merupakan hibah pemerintah Australia melalui Kebun Binatang Australia yang dikelola mendiang Steve "Crocodile Hunter" (pemburu buaya), Sabtu petang tiba di Jakarta.

Kedatangan enam ekor Kanguru itu disertai tiga staf Kebun Binatang Australia yakni Dr Tim Potas, Lauire Pond dan Kelsey didampingi Direktur lembaga konservasi satwa "ex-situ" (di luar habitat) Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua Tony Sumampau.

Setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta sejak diberangkatkan dari Perth pada Sabtu siang, kemudian satwa endemik Australia itu langsung dibawa melalui jalan darat menuju pusat karantina di TSI Cisarua di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar).

Menurut Tony Sumampau, keenam ekor Kanguru tersebut selama kurang lebih sepekan akan ditempatkan di pusat karantina satwa milik TSI guna memberikan kesempatan adaptasi satwa tersebut.

"Agar bisa beradaptasi dengan baik, maka Kanguru itu akan berada di pusat karantina selama sepekan, baru setelah itu akan kita tampilkan kepada masyarakat secara terbuka," kata Tony Sumampau, yang juga menjabat Koordinator Umum Foksi (Forum Konservasi Satwaliar Indonesia).(*)

15 September 2009

Nasional : Ikan Purba Coelacanth Ditemukan Lagi

(www.kompas.com, 15-09-2009)
KOMPAS.com - Peneliti Indonesia dan peneliti dari Fukushima Aquamarine, Jepang, Senin siang tadi menemukan keberadaan ikan purba coelacanth di perairan Talise, Minahasa Utara, pada kedalaman 155 meter. Ikan ditemukan pada hari pertama tim yang bekerjasama beberapa kali itu memulai penelitiannya menggunakan wahana bawah laut tanpa awak (remotely operated vehicle/ROV).

Pada siarannya melalui surat elektronik Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FPIK) Universitas Sam Ratulangi Prof Alex Masengi mengatakan, perjumpaan itu terjadi pada jam pertama penelitian di hari pertama. "Ikan dalam keadaan hidup dan tetap bebas di habitatnya," tulisnya.

Kelompok peneliti yang sama, 27 Juni 2007 lalu, juga menemukan ikan coelacanth di perairan Malalayang, Teluk Manado, Sulawesi Utara. Pada kedalaman 190 meter. Secara teori, habitat ikan coelacanth berada pada kedalamanan lebih dari 180 meter dengan suhu maksimal 18 derajat Celsius.

Ikan coelacanth hanya hidup di kawasan perairan barat Afrika Selatan dan kawasan timur Indonesia. Ikan coelacanth juga disebut sebagai ikan purba, karena diduga sudah ada sejak era Devonian sekitar 380 juta tahun silam. Dan, hingga kini bentuknya tidak berubah.

Para ahli sepakat, berbagai keunikan yang ada pada coelacanth yang belum terungkap merupakan kunci tabir evolusi makhluk bawah air. Karenanya, banyak ahli ikan dunia berlomba-lomba meneliti dan mengoleksi ikan tersebut, termasuk Jepang.

13 September 2009

Nasional : Gila, 101 Binatang Langka Diselundupkan

(www.kompas.com, 12-09-2009)
AMBON, KOMPAS.com - Polres Kepulauan Aru, Provinsi Maluku, menggagalkan penyelundupan sebanyak 101 binatang dilindungi yang akan dibawa ke luar daerah itu dari pelabuhan Dobo, ibukota Kabupaten setempat pada 4 September.

Kapolres Kepulauan Aru AKBP Solihin ketika dikonfirmasi, Jumat (11/9), membenarkan digagalkannya penyelundupan hewan-hewan tersebut.

Menurut Solihin, hewan yang akan diselundupkan tersebut terdiri atas 58 kanguru, 18 burung kakatua jambul kuning, 12 kakatua jambul biru, 11 kakatua jambul putih, dan dua ekor kakatua jambul hitam.

"Hewan tersebut diamankan diatas kapal PT Pelni KM Abdi Sejahtera yang biasanya berlayar tujuan Surabaya - Jakarta," ujarnya.

Kapolres mengatakan seseorang bernama AB, yang menjadi orang suruhan seseorang lain yang dicurigai menjadi oknum penyelundupan hewan tersebut sudah dimintai keterangan.

Tapi polisi belum mengungkapkan nama orang yang diduga menyuruh AB. Orang itu diduga sudah sering melakukan perbuatan tersebut.

"101 binatang tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam Dobo untuk selanjutnya dikembalikan ke habitatnya agar tidak terancam punah karena merupakan hewan dilindungi," kata Kapolres.

Dia mengakui aksi penyelundupan binatang kali ini termasuk terbesar jumlahnya dibanding sebelumnya. Biasanya, penyelundupan hewan dilindungi hanya satu atau dua ekor dengan maksud sebagai cinderamata dari Kepulauan Aru.

"Jenis binatang tertentu bisa keluar dari Dobo dengan konsekuensi harus memiliki surat ijin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam setempat," ujar Kapolres.

Kepulauan Aru yang kaya sumber daya hayati laut, terutama ikan di Laut Arafura juga merupakan surga pencurian hewan dilindungi. Sejumlah pulau di Kepulauan Aru juga dikenal sebagai tempat pencurian penyu, seperti di dua pulau terluar yang berbatasan dengan Australia, yakni pulau Enu dan Karang.

BNJ, Sumber : Antara

10 September 2009

Nasional : Komodo hewan kebanggaan dunia yang rentan punah


(www. duniaveteriner.com, 09-09-2009)
Kita tentu saja mengenal komodo. Ya, pulau komodo dan komodo adalah nominasi keajaiban dunia. Artinya, komodo bukan hanya hewan kebanggaan Indonesia, tetapi juga kebanggaan dunia.

Penyelundupan satwa-satwa makin marak di negara kita, oknum-oknum melakukan perdagangan satwa sangat terorganisir, rata-rata pembelinya dari luar negeri. Disinyalir cara pengiriman satwa dari Indonesia ke luar negeri dengan cara diselundupkan tanpa diketahui dan berjalan mulus, karena ada pihak-pihak yang mengorganisir kegiatan ini, dari dalam negeri maupun luar negeri.

Hewan Komodo atau disebut juga Varanus komodoensis merupakan species kadal terbesar di dunia yang panjangnya sekitar 2 – 3 m. Nama panggilan komodo di daerah setempat yaitu ora. Komodo adalah anggota famili dari biawak varanidae dan klad toxicofera, termasuk kadal terbesar di dunia.

Didunia ini, Komodo hanya ada di daerah Nusa Tenggara yaitu di pulau Komodo, Padar, Rinca, dan di beberapa pulau kecil di selat antara Sumbawa dan pesisir barat serta Flores. Komodo hidup di dalam liang-liang tanah dengan menggali lubang menggunakan cakar dan tungkai depannya. Walaupun tubuhnya besar dengan berat sekitar 70 Kg namun komodo dapat berlari cepat dengan kecepatan 20 Km/ jam pada jarak yang dekat. Komodo ini dikategorikan satwa atau spesies yang rentan kepunahan oleh IUCN, karena tindakan manusia yang mengakibatkan menyusutnya habitat komodo.

Tidak henti-hentinya, website dunia veteriner meminta dan mengajak kepada anda semua untuk mencegah satwa punah agar anak cucu kita tidak hanya melihat foto-foto satwa yang terpajang gambarnya di museum, karena sudah mengalami kepunahan. Mulai dari diri kita sendiri, lingkungan dan mulai saat ini kita cegah kepunahan satwa !