Kera ekor panjang bukanlah hewan asli Papua, namun keberadaannya terdekteksi dalam jumlah mencapai puluhan ekor dikawasan perbukitan Skayline (sekitar 10 Km dari kota Jayapura-red)

Asumsinya amatlah sederhana buah yang bisa dimakan oleh kera ini maka pasti bisa dimakan oleh manusia.Setelah perang berakhir jenis ini dibiarkan hidup dikawasan Skayland dan terus berkembang biak hingga kini karena adanya ketersediaan makanan yang berlimpah. Namun sayang setelah beberapa waktu lamanya hewan ini kemudian menimbulkan masalah yaitu mulai “menyerang” kebun penduduk di sekitar perbukitan Skyland untuk memenuhi kebutuhan perut mereka akibat persedian buah, daun di hutan mulai menipis.
Selain itu bahaya lain yang mengancam dari kehadiran hewan adalah kera tergolong hewan penular penyakit Rabies. Bila tidak diawasi dengan baik maka keberadaan hewan ini akan menjadi pemicu munculnya Rabies di Papua. Hewan ini biasanya hidup berkelompok dibawah pimpinan se-ekor kera jantan yang paling besar dan kuat. Mereka umumnya mencari makanan secara bergerombol. Berdasarkan penelitian Maria Mote, 1999 Kelompok kera diperbukitan Skyland berdasarkan wilayah jelajahnya terbagi atas 3 kelompok besar yaitu kelompok pertama disekitar Gunung Meer dengan jumlah mencapai 25 ekor. Kelompok yang kedua kerap dijumpai disekitar perbukitan Kotaraja (Gunung Fongabay, Tebery, Waymok & Embrok) dengan jumlah sekitar 15 ekor sedangkan kelompok ketiga menduduki kawasan Gunung Mauno hingga Abe Pantai dengan jumlah diperkirakan sebanyak 25 ekor. (red)