Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

18 February 2010

Nasional : Indonesia Tuan Rumah Pertemuan Menteri LH Global

(www.kompas, 17-02-2010)
JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan ke-11 Special Session of The UNEP Governing Council/Global Ministerial Environment Forum (GC-UNEP) pada tanggal 24-26 Februari mendatang, di Bali.

Pertemuan ini merupakan pertemuan konsultasi tingkat menteri dari seluruh negara yang tergabung dalam PBB, dan melakukan review pada isu-isu kebijakan bidang lingkungan hidup global.

Sebanyak 44 menteri lingkungan hidup dijadwalkan akan menghadiri pertemuan yang diperkirakan diikuti oleh sekitar 1.500 orang peserta dari 101 negara.

Menteri Lingkungan Hidup Gusti M Hatta menyatakan, kesempatan menjadi tuan rumah pertemuan tingkat dunia ini merupakan kehormatan bagi Indonesia. Apalagi, pertemuan ini merupakan pertemuan menteri lingkungan hidup pertama pasca-KTT Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark, pada Desember 2009 lalu.

"Ini menunjukkan citra kita bagus dalam komitmen yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan," ujar Gusti, dalam jumpa pers di Kementerian Lingkungan Hidup, Selasa (16/2/2010) sore.

Pertemuan yang akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini bertema "Environment in the Multilateral System" dan akan membahas tiga bahasan pokok. Pertama, International Environmental Governance (IEG) and sustainable development.

Pembahasan mengenai keanekaragaman hayati dan hasil dari tiga pertemuan sebelumnya di Basel, Rotterdam dan Stockholm. Bahasan kedua mengenai green economy yang berisi perkembangan komprehensif konsep green economy di berbagai negara.

"Saat ini orientasi pembangunan juga harus berorientasi lingkungan. Dalam pertemuan ini, perkembangan mengenai konsep green economy akan dibahas mendalam," kata Gusti.

Bahasan ketiga adalah "Biodiversity and Ecosystem". Dijelaskan Gusti, pada tahun 2010 ini Indonesia juga menetapkan sebagai tahun keanekaragaman hayati.

Pertemuan ini dinilainya bermanfaat untuk mencapai target tersebut dalam mengimplementasikan keputusan yang terkait pelayanan keanekaragaman hayati dan ekosistem.

Gusti mengharapkan, pertemuan tingkat menteri lingkungan hidup ini bisa menghasilkan draft Deklarasi Nusa Dua dan rancangan keputusan mengenai kelautan. Para menteri juga dijadwalkan melakukan pertemuan informal untuk membahas tindakan pencegahan perubahan iklim pasca COP15 Kopenhagen, menuju COP16 di Meksiko pada akhir 2010 mendatang.

Nasional : 26 Juta Hektar Hutan Dijarah

(www.kompas, 17-02-2010)
JAKARTA, KOMPAS.com - Total hutan di Indonesia yang dijarah hingga saat ini sudah sekitar 26 juta hektar atau setara 21 persen dari total luasan hutan di dalam negeri. Kawasan ini sudah tidak memiliki tegakan pohon lagi karena sudah sangat rusak.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Selasa (16/2/2010) usai menghadiri Rapat Koordinasi tentang Tata Ruang Nasional yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Menurut Zulkifli, kawasan hutan itu mencakup 70 persen dari wilayah Indonesia yang mencapai 180 juta hektar.

Dari seluruh wilayah hutan itu, 23 persen atau 43 juta hektar di antaranya masih berbentuk hutan primer yang masih bagus kondisinya.
Adapun, 25 persen lainnya atau 48 juta hektar dalam kondisi separuh bagus separuh rusak karena bekas area HPH (hak penguasaan hutan). Sementara sekitar 21 persen lainnya sudah dijarah dan rusak tidak ada hutannya lagi.

"Kami menegaskan, seluruh hutan primer tidak bisa diganggu. Itu termasuk hutan konservasi, dan hutan lindung. Konservasi itu penting buat monyet, harimau dan hewan langka . Hutan lindung juga penting untuk kawasan serapan air," ungkapnya. Atas dasar itu, Kementerian Kehutanan mengusulkan agar wilayah hutan yang ingin dikonversi untuk kepentingan lain adalah hutan yang sudah rusak tadi. Sebagian bisa digunakan untuk lahan tanaman pangan.

"Namun, pengalihan kawasan ini semua sangat tergantung pada tata ruang. Nah tata ruang inilah yang harus disusun oleh tim terpadu nanti. Pemerintah Daerah harus membuat peraturan daerah dulu. Lalu diusulkan ke tim terpadu. Kalau semua sudah setuju, buat amdalnya (analisis dampak lingkungan)," ujar Zulkifli.

17 February 2010

Merauke : Dishut Lakukan Aksi Tanam Pohon

(www.cenderawasihpos.com, 17-02-2010)
MERAUKE- Dalam rangka menghijaukan pinggir jalan sepanjang Jalan Kampung Sidomulyo, Distrik Semangga- Merauke, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Merauke bekerja sama dengan masyarakat Kampung Sidomulyo melakukan aksi penanaman pohon. Tidak kurang dari 1.200 Pohon Akasia dan Bus Merah ditanam sepanjang 3 km pada jalan tersebut secara bersama-sama, kemarin.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan kabupaten Merauke Ir Latang menyampaikan terima kasih atas dukungan warga Kampung Sidomulyo yang memberi kepedulian untuk terlibat secara bersama-sama melakukan penanaman pohon.

‘’Penanaman pohon ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata tapi merupakan tanggung jawab bersama seluruh stakeholder yang ada untuk menghijaukan kembali lahan yang selama ini gersang,’’ terangnya.

Ke depan pihaknya akan menyiapkan bibit sebanyak-banyaknya, khususnya Pohon Trunbessi yang dapat menghasilkan oksigen berjuta-juta ton. ‘’Setelah ini, kami harapkan adanya permintaan dari warga kampung lain untuk melakukan penamanan yang sama. Kami akan selalu siap untuk menyiapkan pohon,’’ terangnya.

Ditempat sama, Kepala Distrik Semangga Musir Laode dan Kepala Kampung Sidomulyo Irianto mengaku sangat merespon penanaman pohon yang melibatkan masyarakat secara langsung tersebut. Sebab dengan begitu, masyarakat akan bertangung jawab langsung terhadap pemeliharaan pohon-pohon yang ditanam tersebut agar dapat tumbuh dengan baik.(ulo/ary)
(scorpions)

16 February 2010

Papua : Mikroba Asal Papua Jadi Pupuk "Beyonic"

(www.kompas, 15-02-2010)
JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia berhasil mengisolasi mikroba pilihan dan memberdayakannya menjadi pupuk unggulan yang disebut beyonic. Peluncuran pupuk organik ini dilakukan di Kawasan Cibinong Science Center Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia oleh Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, Sabtu (30/1).

Mikroba yang telah teruji itu berguna untuk mengubah lahan pertanian menjadi lebih baik.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Endang Sukara mengatakan, penggunaan pupuk organik dapat mengurangi penggunaan pupuk sintetis serta pestisida dan herbisida. Keuntungan lain adalah mengurangi biaya produksi dan emisi CO dari pabrik pupuk. Pemerintah memperkirakan kebutuhan pupuk organik pada tahun 2010 mencapai sekitar 11,75 juta ton.

Beyonic adalah pupuk organik yang dipadukan dengan mikroba koleksi LIPI berupa konsorsium yang mampu mengatasi masalah pertanian setempat dan berproduktivitas tinggi.

Saat ini koleksi mikroba LIPI, ujar Endang, telah mencapai sekitar 20.000 jenis, sekitar 4.000 mikroba telah teridentifikasi kemampuan unggulnya.

”Mikroba yang telah teruji itu berguna untuk mengubah lahan pertanian menjadi lebih baik,” kata Heddy Sulistyo, peneliti di Pusat Penelitian Biologi LIPI.
Teknologi beyonic diharapkan dapat mengantisipasi dampak perubahan iklim pada lahan kering dan dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Ditambahkan Sri Widiati, peneliti Puslit Biologi LIPI, konsorsium mikroba yang digunakan pada beyonic, antara lain, berasal dari Kawasan Penelitian Biologi LIPI di Wamena, Papua. Di Wamena, 16 mikroba unggulan untuk pengembangan pupuk organik bisa diisolasi. (YUN).

15 February 2010

Video : Gurita Cerdas Membuat Rumah dari Batok Kelapa



Para ahli biologi kelautan, telah menemukan gurita unik di perairan Indonesia. Binatang bertentakel ini mempunyai cara yang menakjubkan untuk melindungi dirinya, yakni dengan memanfaatkan batok kelapa (Sumber : NTD Indonesia, Link : http://www.youtube.com/user/NTDIndonesian)

13 February 2010

Nasional : Hiu Tutul ke Probolinggo Tiap Tahun


(www.kompas, 12-02-2010)
PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Setiap tahun, sejumlah hiu tutul atau Rhincodon typus tampak di perairan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Fenomena ini menarik karena kemunculan satwa laut yang langka itu selalu terjadi selama Januari-Maret.

Tahun ini, sejumlah hiu tutul tampak berenang sampai ke permukaan air di perairan laut Kabupaten Probolinggo. Para nelayan acap kali melihatnya.

Ecocean, organisasi nirlaba yang fokus pada penelitian dan kampanye penyelamatan hiu tutul (whale shark), tertarik mendokumentasikan fenomena ini. Organisasi yang berkantor pusat di Perth, Australia, tersebut mengirim seorang peneliti guna mendokumentasikan dan meneliti hiu tutul sejak Rabu (9/2).

”Indonesia, dalam hal ini perairan Probolinggo, termasuk satu dari sekitar 10 negara di dunia yang setiap tahun dijadikan persinggahan. Yang menarik, di sini periodenya setiap tahun tetap. Di tempat lain, periodenya tidak tentu,” kata Darcy Bradley, peneliti Ecocean saat ditemui seusai mengambil gambar hiu tutul.

Di perairan milik sekitar 100 negara, hiu tutul pernah menampakkan diri. Sebagian besar kemunculan ikan yang panjangnya bisa sampai 12 meter serta berat 21 ton itu sifatnya acak. Selain di Probolinggo, hiu tutul mampir, di antaranya, di Ningaloo (Australia), Donsol (Filipina), Isla Mujeres (Meksiko), Mozambik, dan Kepulauan Maladewa.

Menurut Darcy, hiu itu datang untuk mencari plankton. Belum diketahui dari perairan mana asal hiu itu. Adapun habitat hidupnya diperkirakan di perairan tropis.

Hiu tutul adalah satwa langka yang belum banyak diteliti sehingga pengetahuan tentang satwa itu masih minim. Makanan pokok hiu tutul adalah plankton. Keberadaan hiu tutul menjadi penting karena bisa menjadi indikator kualitas ekosistem laut.

Dalam laporan International Union for Conservation of Nature (IUCN), hiu tutul masuk dalam daftar merah. Satwa yang umurnya bisa mencapai 70 tahun itu rawan punah.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo menyatakan, fenomena hiu tutul di perairan Kabupaten Probolinggo akan dimanfaatkan sebagai ekowisata. Probolinggo memiliki Pantai Bentar yang bisa dijadikan gerbang masuk wisatawan.

”Tentu saja, pemerintah daerah akan ikut menjaga kelestarian hiu tutul. Di kalangan masyarakat nelayan setempat pun, hiu tutul dipercaya sebagai tanda banyaknya ikan-ikan kecil sehingga selama ini tidak pernah ada perburuan hiu tutul oleh warga lokal,” kata Tutug. (LAS)

12 February 2010

Manca Negara : Malaysia : Hidup Bersama Kelelawar

(Majalah TROPIKA, www.conservation.or.id, 10-02-2010)

Oleh: Albert Satyadharma

Cahaya bulan purnama yang terang tidak mampu untuk menerangi jalan yang kami lalui, tertahan oleh dedaunan yang rapat menutupi. Hanya dengan bantuan lampu senter kami dapat menembus gelapnya hutan tropis. Dengan perlahan kami mendaki jalan yang terjal, semakin dekat dengan perangkap yang telah terpasang dari siang hari. Semua berharap agar perjalanan yang melelahkan ini tidak sia-sia, dan apa yang kami tunggu masuk ke dalam perangkap yang telah disiapkan.

Saat itu, kami sedang berada di kawasan cagar alam Krau yang terletak di tengah semenanjung Malaysia. Kawasan ini berupa hutan tropis seluas 60 hektar dan telah berumur lebih dari 30 juta tahun. Saya bersama beberapa teman menjadi sukarelawan selama 13 hari untuk membantu kegiatan para peneliti di sana. Obyek penelitian kami adalah kelelawar. Tujuan dari penelitian ini untuk melestarikan kelelawar dengan memahami bagaimana habitat yang cocok untuk mereka. Penelitian ini sangat penting, bukan hanya bagi kelelawar, juga untuk kita. Karena ternyata kelelawar itu banyak gunanya dalam menjaga keseimbangan alam kita. Nah, baru tahu kan? Saya juga baru tahu setelah mengikuti penelitian ini.

Kelelawar yang tertangkap akan didata berdasarkan jenis, berat, dan umurnya. Contoh jaringan sayap juga diambil untuk diteliti labih lanjut DNA-nya. Setiap dua minggu sekali ada beberapa kelelawar yang dipasangi radio pemancar yang sangat kecil, sehingga kita dapat mengetahui daerah jelajahnya.

Persepsi orang mengenai kelelawar kebanyakan negatif. Kelelawar sering dianggap hama dan berbahaya. Malahan ada teman saya dari Mesir yang ikut di penelitian ini mengatakan dia sewaktu kecil di sekolah diajari bahwa kelelawar itu biasanya hinggap di muka dan menghisapnya sampai habis.

Sebenarnya kelelawar tidak lebih berbahaya dari anjing, kucing, kera, sapi, kuda dan hewan lainnya. Hewan-hewan tersebut juga akan menggigit atau menunjukkan sikap bermusuhan bila tidak kenal dengan kita atau merasa terancam. Namun banyak yang belum mengetahui manfaat kelelawar bagi kehidupan kita.

Dari jenis makanannya, kebanyakan kelelawar adalah pemakan serangga. Walaupun ada juga yang memakan buah dan madu, serta hewan-hewan kecil seperti tikus dan ikan.

Kelelawar pemakan serangga dapat menjadi pengendali populasi serangga karena mereka dapat makan ratusan serangga hanya dalam waktu satu jam. Dalam satu malam, berat serangga yang mereka makan dapat mencapai berat tubuh mereka. Satu koloni besar kelelawar dapat menghabiskan beberapa ton serangga hanya dalam waktu semalam! Tentunya ini kabar yang sangat menggembirakan bagi para petani yang harus menghabiskan uang untuk membasmi serangga pengganggu tanaman. Belum lagi nyamuk yang dapat membahayakan keselamatan kita.

Yang menarik dari jenis pemakan serangga ini adalah kemampuan mereka untuk mengidentifikasi benda-benda disekitar, termasuk mangsanya dengan pantulan atau gema suara mereka (echolocation). Suara yang mereka keluarkan bernada sangat tinggi (hypersonic) yang tidak dapat terdengar oleh telinga manusia. Cara ini juga dilakukan oleh lumba-lumba dan paus.

Kelelawar pemakan buah dan madu membantu penyebaran biji dan penyerbukan bunga. Biji dari buah yang dimakan kelelawar akan dibuang di tempat yang jauh dari pohon asalnya. Buah yang dimakan oleh kelelawar hanya buah yang sudah sangat matang. Jadi petani tidak perlu khawatir tanaman buah mereka dihabiskan oleh kelelawar. Karena biasanya petani sudah memetik buah-buahan tersebut sebelum sangat matang. Jadi hanya buah-buahan yang tertinggal di pohon yang akan dimakan.

Penyerbukan bunga terbantu oleh keberadaan kelelawar pemakan madu. Sewaktu mereka memasukkan kepalanya ke dalam kelopak bunga untuk memakan madu, serbuk benang sari bunga tersebut akan menempel di bulu kelelawar dan membuahi bunga berikutnya yang dikunjungi oleh si kelelawar.

Di daerah tropis, ada kira-kira 300 tanaman yang pembuahannya tergantung oleh kelelawar. Banyak buah-buahan tersebut merupakan konsumsi kita sehari-hari. Contohnya, pisang, durian, petai, alpokat, mangga, jambu mede, cengkeh, dan bahkan tequila! Untuk sekedar info, bisnis durian di Asia Tenggara mencapai nilai 120 juta dolar Amerika setahun. Jadi, kelelawar juga memiliki nilai ekonomis.

Diperkirakan, 95% dari regenerasi hutan dilakukan oleh kelelawar jenis pemakan buah dan madu. Apakah ada kelelawar pemakan darah? Memang ada, namun dari 925 jenis kelelawar yang diketahui, hanya ada 3 jenis yang memakan darah. Tapi kita tidak perlu khawatir, karena mereka hanya ada di Amerika Tengah dan Selatan. Dengan giginya yang tajam seperti silet, mereka melukai korbannya yang sedang tidur, kemudian menjilati darah yang menetes dari luka.

Besar tubuh kelelawar juga berbeda-beda. Ada yang cuma 3 cm, ada juga yang mencapai 50 cm. Bahkan ada yang rentang sayapnya mencapai satu meter.

Sarang yang populer untuk kelelawar adalah gua. Ada juga yang tinggal di lubang pada batang pohon, di bawah daun yang besar, atau menggelantung di dahan pohon. Di kota, kita mungkin menjumpai mereka di bawah jembatan, rumah yang kosong, dan tempat-tempat tersembunyi lainnya.

Meskipun tampaknya kelelawar hidup di berbagai tempat, namun sekali mereka beradaptasi dengan lingkungannya, mereka tidak dapat tinggal di tempat lain yang kondisi lingkungannya berbeda. Jadi bila lingkungannya kita usik, kemungkinan besar mereka tidak akan dapat bertahan hidup.

Kelelawar adalah satu-satunya mamalia yang benar-benar dapat terbang. Namun struktur sayapnya berbeda dengan burung. Sayap kelelawar terbentuk dari jari-jari yang memanjang dan dihubungkan dengan selaput tipis.

Penelitian kelelawar telah memberikan sumbangan besar dalam pengembangan sistem navigasi untuk orang buta, pengendalian kelahiran, inseminasi buatan, pembuatan vaksin, pengujian obat-obatan, dan prosedur pembedahan di tempat bersuhu rendah. Bahkan dari jenis kelelawar pemakan darah kini dipelajari kandungan air liurnya yang dapat mencegah penggumpalan darah di jantung.

Kotoran kelelawar juga dapat digunakan sebagai pupuk. Di Amerika, kotoran kelelawar dari satu gua dengan koloni yang besar dapat dijual seharga 6 juta dolar.

Jadi, setelah mengetahui betapa bergunanya kelelawar, saya berharap kita semua dapat menjaga kelestariannya dengan menjaga kelestarian habitatnya, seperti gua dan hutan. 

Penulis adalah Assistant Vice President HSBC Indonesia. Perjalanan penulis sepenuhnya disponsori oleh HSBC, bekerja sama dengan Earthwatch Institute.

HSBC telah berada di Indonesia selama 121 tahun dan memiliki lebih dari 9700 cabang dengan lebih dari 110 juta nasabah di seluruh dunia.

Earthwatch Institute adalah organisasi global, bukan pemerintah, yang mendukung penelitian ilmiah dengan menempatkan sukarelawan di lapangan untuk bekerja bersama para ilmuwan.

11 February 2010

Nasional : OSIRIS, Cara Baru Menghitung Kompensasi REDD

(Majalah TROPIKA, www.conservation.or.id)

Oleh: Alex Mac Lennan  

Conservation International mengembangkan Data Base OSIRIS untuk mengetahui insentif ekonomi bagi mereka yang melindungi hutannya untuk mencegah perubahan iklim.

OSIRIS merupakan singkatan dari kata Open Source Impacts of REDD Incentives Spreadsheet, yaitu alat yang dikembangkan bersama mitra riset antara Conservation International (CI), the Center for Social and Economic Research on the Environment at the University of East Anglia, Woods Hole Research Center, Environmental Defense Fund, dan Terrestrial Carbon Group. Cara ini dikembangkan untuk membantu PBB dalam menegosiasikan REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Degradation), sebuah mekanisme yang dirancang untuk memberikan kompensasi finansial untuk negara yang mereduksi emisi mereka dengan cara mengurangi dan mencegah penggundulan hutan.


Ilmu Ekonomi dan Program Excel
OSIRIS mampu menganalisis seberapa banyak suatu negara akan memperoleh kompensasi dana dari berbagai mekanisme REDD, dan seberapa banyak emisi karbon yang dapat dikurangi. OSIRIS mampu menghitung nilai-nilai ini berdasarkan kondisi pasar global dan lokal, juga aturan-aturan yang diajukan dalam REDD (yang berfungsi sebagai patokan standar bagi pengurangan karbon dan standar kelayakan peserta) .

Namun tidak seperti kebanyakan model ekonomi atau model perubahan iklim lainnya yang ditulis dalam bahasa program tersembunyi, platform OSIRIS dapat dikenali—dan bisa di-download oleh hampir semua orang. Programnya berbasis Microsoft Excel spreadsheet. Setiap pengguna dapat menentukan nilai untuk menghitung pembayaran REDD, tingkat emisi karbon, atau tingkat deforestasi, dengan hanya mengklik satu sel di Spreadsheet tersebut. Hasil dari kebijakan alternatif REDD, atau skenario pasar yang berbeda, dapat dengan mudah dibandingkan.  

Conference of Party (COP) 15, U.N. Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada desember mendatang di Copenhagen merupakan alasan besar. Hasil negosiasi yang akan muncul di konferensi tersebut, terutama isu besar hutan tropis akan tetap ada atau justru hilang. Puluhan juta dolar akan mengubah nasib pekerja; dan dampak iklim yang dihasilkan akan berpengaruh pada kehidupan dan ekonomi jutaan manusia—yang kesemuanya didasarkan pada aturan pasar REDD dan desain yang terpilih.

Dihadapkan pada dampak sebesar ini, hampir setiap orang dalam komunitas global merupakan pihak pemangku kepentingan dalam prosesnya. Jadi mungkin setiap orang idealnya berpeluang untuk menganalisis aturan-aturan dan hasilnya. 


Mudah diakses
Partisipasi sebesar itu memang merupakan visualisasi Tim Desain OSIRIS. Mereka mengadakan meeting di mana saja, dari sebuah istana di Austria hingga di coffee shop di Washington D.C. OSIRIS merupakan instrumen trerbuka yang mendemokratisasikan ilmu pengetahuan di balik pengembangan kebijakan REDD. Ia tidak hanya mudah diakses, tapi ia juga bisa melakukan perbaikan sendiri. Salah satu manfaat proses open-source adalah setiap orang bisa menyumbangkan saran dan perbaikan. Oleh karena itu, OSIRIS akan terus berkembang karena umpan balik dan saran pengguna diintegrasikan dalam desain program.  


Memerangi Perubahan Iklim

OSIRIS berperan dalam menentukan aturan-aturan pasar karbon di Copenhagen; ia juga berpotensi berperan dalam pengembangan aturan-aturan yang lebih rinci, yang akan dinegosiasikan di tahun-tahun berikutnya.  

Pekerjaan yang paling penting mungkin akan dimulai ketika aturan-aturan tersebut mulai diimplementasikan di lapangan, negara per negara. OSIRIS kemudian akan diadaptasikan untuk mendukung pengembangan dan implementasi program untuk mengurangi deforestati pada tingkat nasional. 

Seperti tulisan Shakespeare yang berpesan kepada semua orang, kebutuhan solusi perubahan iklim juga ditujukan bagi semua orang. Telah ada instrumen untuk membuat orang awam, bukan hanya akademisi, mengerti tulisan Shakespeare; sekarang juga ada instrumen bagi semua orang, bukan hanya ilmuwan atau ahli ekonomi, untuk mempelajari implikasi kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi perubahan iklim. Dengan OSIRIS, setiap orang dapat bergabung dalam konversasi. k

Materi tentang OSIRIS dapat diunduh disini: http://www.conservation.org/osiris/Pages/overview.aspx

03 February 2010

Jayapura : Lagi, 15 Kubik Kayu Diamankan Polisi

(www.bintangpapua.com, 02-02-2010)
JAYAPURA—Rupanya tidak ada toleransi lagi bagi pengangkut kayu yang dinilai ilegal. Hanya berselang tiga hari pasca penangkapan 2 sopir truk membawa kayu illegal, kini aparat Polresta Jayapura kembali menangkap 5 sopir truk yang diduga membawa 15 kubik kayu ilegal masing masing Din (36) warga Jalan Yotefa, Kamkey, Distrik Abepura. Rul (40) warga Perumnas III Waena, Distrik Heram. Fan (39), warga Kamwolker, Perumnas III Waena, Distrik Heram. Kardi (44) warga Jalan Jeruk Nipis Blok B 04 Abepura, serta Arm (38) warga Jalan Kamwolker Perumnas III Waena, Distrik Heram. 

Kini 5 pelaku dan barang bukti diamankan di Mapolresta Jayapura untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut. Pasalnya, berdasarkan bukti yang cukup diduga keras mereka telah melakukan tindakan pidana mengangkut, menguasai atau memiliki hasil hutan yang tak dilengkapi bersama sama dengan surat keterangan resmi hasil hutan atau Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH)sebagaimana dimaksud Pasal 78 Ayat 2 Jo Pasal 50 Ayat 3 Huruf h UU RI No 49/1999 tentang kehutanan Jo Pasal 55 Ayat 1.

02 February 2010

Species : Anggrek Macan Berkhasiat Menyembuhkan Sariawan dan Kuku Bernanah

(www.bogorbotanicgardens.org, 01-02-2010)
Gramatophyllum Scriptum BL atau yang lebih dikenal dengan Anggrek Macan diduga memiliki kegunaan sebagai obat untuk menyembuhkan sariawan dan kuku bernanah. Sejak 16 April 2009 jenis Anggrek asli Biak – Papua ini mekar dengan dua tangkai bunga yang memiliki jumlah bunga 32 dan 37 kuntum.

Dengan spesifikasi khas yang dimiliki seperti warnanya yang mencolok, jumlah bunga yang banyak serta masa mekar yang cukup lama, kiranya Anggrek tersebut juga cocok untuk tanaman hias dalam pot atau ditempel pada pohon di pekarangan.
Laboratorium Kultur Jaringan Anggrek KRB saat ini memiliki ratusan individu Gramatophyllum Scriptum BL yang berumur 6 tahun yang berasal dari nomor koleksi B200009221 yang disemai melalui kultur biji dan dapat diperbanyak dengan jalan memisahkan anakan.

Gramatophyllum Scriptum BL adalah Anggrek Epipit yang memiliki umbi semu dengan ukuran 14 – 20 cm dan jumlah daun 2 – 3 helai dengan ukuran 60 x 5 cm. Tangkai bunga keluar dari pangkal umbi semu dengan panjang 100 – 150 cm. Jumlah bunga dapat mencapai 100 kuntum, masa mekar 2 – 6 minggu, masa berbunga sekitar September – April. Sepal dan Petal berwarna hijau muda agak kuning, totol-totol coklat dengan diameter 9 – 10 cm, buah berukuran 9 x 4 cm, dengan masa matang buah ± 5 – 7 bulan. Secara umum anggrek ini tersebar di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Kep. Solomon.(Yuniar/Kebun Raya Bogor).