Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

28 September 2008

Nasional : Perkebunan Monokultur Skala Besar Mengancam

(www.suarapembaruan.com, 27-09-2008)
[JAKARTA] Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyatakan, pembangunan perkebunan monokultur skala besar akan menjadi ancaman bagi kehidupan rakyat pada masa depan. Perkebunan monokultur ini akan menghadirkan peningkatan bencana ekologis dan hilangnya sumber-sumber kehidupan rakyat karena hutan yang selama ini memberikan layanan ekologis dan menopang kehidupan rakyat, secara perlahan semakin menghilang.

Demikian dikatakan Kepala Departemen Kampanye dan Advokasi Walhi, Teguh Surya, di Jakarta, Kamis (25/9). Teguh mengatakan, hingga saat ini luas perizinan yang telah diberikan pemerintah untuk hutan tanaman industri (HTI) kepada 248 unit telah mencapai 10.226.374 juta hektare, sementara yang ditanam baru seluas 2.882.575 juta hektare.

Celakanya, kata Teguh, sebagian besar lokasi tersebut diberikan izin pada kawasan dengan potensi kayu lebih dari 20 meter kubik setiap hektarenya.

Kondisi ini, menurut Teguh, menunjukkan perluasan kebun kayu monokultur hanya mencapai 7.100 hektare/tahun belum mampu menjawab hilangnya 2,72 juta hektare kawasan hutan Indonesia setiap tahunnya.

Menurutnya, hutan bukanlah semata-mata persoalan kayu. Produksi kayu dari kawasan hutan, jelasnya, hanyalah 5 persen dari bagian fungsi hutan.

Namun, fungsi ekologi dan sosio-kultur dari hutan, jauh lebih memberikan topangan kehidupan bagi manusia yang ada saat ini di dunia. "Hutan sebagai rumah kehidupan, area belajar, apotek raksasa, penyedia air dan udara bersih dan beragam manfaat ekologis, serta sosial-budaya lainnya, harus terus dipertahankan keberadaannya," ujarnya.

Dia melanjutkan, rencana pemerintah untuk melakukan percepatan hutan tanam-an, merupakan sebuah langkah yang bisa jadi semakin mendorong pengelolaan hutan Indonesia ke arah jurang terdalam.

Teguh menilai, orientasi pembangunan kehutanan yang tetap saja menekankan produksi kayu, hanya akan semakin menjauhkan cita-cita menuju kesejahteraan rakyat.

Walhi meminta kepada pemerintah agar negara mengakui sistem pengelolaan hutan oleh komunitas lokal/adat, yang telah terbukti mampu memberikan kesejahteraan rakyat daripada kelompok yang datang dengan modal dana yang besar yang justru malah menghancurkan kehidupan sosial-budaya masyarakat.

Untuk menjamin, terpenuhinya hak-hak masyarakat tersebut, Walhi mendesak pemerintah segera melahirkan peraturan perundang-undangan yang memberikan jaminan terhadap ekologi penting dan mengakui sistem kelola rakyat. [E-7]

27 September 2008

Manca Negara : Australia Klasifikasi 113 Spesies Baru Ikan Hiu dan Pari

(www.kompas.com, 26-09-2008)
CANBERRA, SENIN
- Dengan teknik pemindaian DNA, para ilmuwan Australia berhasil mengidentifikasi 113 spesies baru ikan hiu dan pari yang hidup di benua tersebut. Sebagian di antara ikan-kan tersebut sebelumnya dianggap satu spesies namun teryata memiliki sifat genetika berbeda sehingga dipisahkan.

Jika dilihat sekilas, sebagian di antaranya terlihat sangat mirip sehingga sulit dibedakan. Bahkan, beberapa hidup di habitat yang sama dan seringkali berenang bersama-sama.

"Dalam beberapa kasus, yang sebelumnya dikira satu spesies ternyata menjadi lima spesies," ujar Peter Last, taksonom yang memimpin proyek CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research organization) ini.

Setengah dari spesies tersebut merupakan endemik dan hanya ditemukan di Australia. Dengan klasifikasi baru ini menempatkan Australia sebagai hunian bagi sepertiga spesies hu dan pari di seluruh dunia.

Spesies-spesies yang baru teridentifikasi tersebut sebagain sudah sangat langka dan terancam punah karenanya. Di antaranya ikan hiu dan pari raksasa dari sungai utara, maugean skate, dan hiu gulper.

"Kami telah me-review hampir semua fauna hiu dan ikan pari," ujar Last. Untuk mempelajari spesies ikan hiu dan pari asal Australia yang tersebar di museum-museum di Australia, Selandia Baru, dan Inggris dibutuhkan waktu sekitar 18 bulan. WAH, Sumber : National Geographic News

26 September 2008

Pengumuman Menteri Kesehatan Terkait Produk Susu Tercemar Dari Cina

(www.depkes.go.id, 25-09-2008)
Sehubungan dengan maraknya pemberitaan tentang produk susu yang tercemar melamin dari Cina, Menteri Kesehatan mengeluarkan pengumuman resmi berdasarkan kajian dan laporan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Selengkapnya download filenya disini

Jayapura : 660 Kg Daging Babi Dibakar, Dicurigai Mengandung Virus Hog Colera

(www.cenderawasihpos.com, 25-09-2008)
JAYAPURA-Sekitar 660 kilogram daging babi asal Bitung, Sulawesi Utara, terpaksa dimusnahkan
petugas Balai Karantina Pertanian Klas I Jayapura, di Halaman Laboratorium Karantina Pertanian,
Rabu (24/9) kemarin. Daging babi tersebut didatangkan oleh seorang bernama Novi, penumpang KM Sinabung, Selasa (23/9) pukul 23.00 WIT.

Saat kapal itu merapat ke Pelabuhan Jayapura, petugas Balai Karantina Pertanian langsung melakukan pemeriksaan dan akhirnya menggagalkan upaya pemasukan daging babi tersebut. Pada saat pemeriksaan, petugas melihat buruh TKBM membawa 13 coolbox yang dibungkus dengan plastik dan langsung dimasukan ke Gudang PT Pelindo.

Karena merasa curiga, akhirnya petugas Balai Karantina Pertanian menanyakan barang tersebut
kepada pemiliknya dan dijawab coolbox tersebut berisi ikan mujair, karena curiga kemudian
petugas Balai Karantina Pertanian bersama petugas KP3 Laut Jayapura melakukan pemeriksaan dengan membongkar salah satu coolbox tersebut.

Ternyata setelah diperiksa, berisi ikan mujair yang ditaruh paling atas untuk menutupi daging
babi di dalamnya, sehingga langsung dilakukan penolakan, namun karena pemiliknya tidak datang
dan mengembalikan barang tersebut hingga kapal KM Sinabung berangkat, akhirnya dilakukan tindakan karantina dengan memusnahkan atau membakar daging tersebut.

Kepala Balai Karantina Pertanian Klas I Jayapura, drh Abdul Qadir Jailani didampingi Kasi
Pengawasan dan Penindakan, Boaz Henry Lumbaa mengatakan, pihaknya terpaksa melakukan pemusnahan daging babi karena pihaknya curiga bahwa daging babi tersebut mengandung virus hog colera."Kami berupaya untuk mempertahankan Papua khususnya Kota Jayapura dari pemasukan virus hog colera yang menyerang ternak babi,"jelasnya.

Apalagi, kata Boaz, daging babi asal Bitung tersebut, jika tidak dilengkapi dengan dokumen
dari Balai Karantina Pertanian asal dan pemilik tidak memiliki izin pemasukan barang tersebut
ke Papua, khususnya Kota Jayapura.

Pemusnahan daging babi ini, kata Boaz, dilakukan berdasarkan dengan Undang-Undang No 26
Tahun 1992 dan PP No 82 Tahun 2000 tentang karantina hewan. Boaz menilai bahwa pemasukan daging babi ini, dilakukan dengan modus baru dimana dimasukkan ke dalam coolbox kemudian dibungkus dengan plastik untuk mengelabuhi petugas dan didalam coolbox di bagian atas diisi dengan ikan mujair.

Selain memusnahkan daging babi lebih dari setengah ton tersebut, petugas Balai Karantina
Pertanian juga memuasnahkan 3 rumpun bibit jeruk yang berhasil diamankan dari salah seorang penumpang KM Sinabung sebagai upaya mencegah masuknya virus CVPD. (bat)

25 September 2008

Jayapura : Di Web Akan Dikembangkan 70 Ha Tanaman Kakao,

(www.cenderawasihpos.com, 24-09-2008)
Kini Sedang Tahap Penyemaian dan Pembukaan Lahan
JAYAPURA-Pengembangan tanaman kakao di wilayah Kabupaten Keerom terus digalakkan. Seperti halnya di Distrik Web Kabupaten Keerom, pada tahun 2008 akan dikembangkan tanaman kakao seluas 70 hektar yang dialokasikan di 6 kampung.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kelautan Distrik Web, Ferry Narahaubun saat bertandang ke Cenderawasih Pos, kemarin.
Menurutnya, 6 kampung yang menjadi sasaran program pengembangan kakao rakyat ini antara lain di Kampung Yuruf seluas 10 hektar, Kampung Dubu seluas 10 hektar, Kampung Embi seluas 15 hektar, Kampung Umuaf 15 hektar, Kampung Somografi 10 hektar dan Kampung Amgotro 10 hektar.

Dikatakan, untuk suksesnya kegiatan ini telah dilakukan beberapa tahapan kegiatan, antara lain penyuluhan, pembuatan lahan persemaian, pengadaan 80 ribu benih kakao dan kemudian dilakukan penyemaian secara serentak di 6 kampung itu.
Sebelum dilaksanakan penyemaian ini, telah dilakukan acara serahterima secara resmi oleh Kepala Distrik Web, Yosep Toyap,S.Sos di Kediaman Kadistrik Web. "Setelah dilakukan penyemaian, selanjutnya dilakukan kegiatan perawatan bibit, terhitung 9 September hingga 4 bulan kedepan," katanya.

Sebelumnya, Bupati Keerom, Drs. Celcius Watae juga telah melakukan peninjauan secara langsung di Kampung Umuaf, pada 29 Agustus lalu.
Dijelaskan, untuk program ini telah dilakukan pembukaan lahan di masing-masing kampung itu dan hingga saat ini pembukaan lahan tersebut sudah terealisasi sekitar 36 hektar dan itu dilakukan secara swadaya oleh masyarakat.

"Untuk pembukaan lahan ini ada anggaran dari Pemda Kabupaten Keerom, namun hingga saat ini masyarakat di 6 kampung itu belum menerima realisasi anggaran untuk pembukaan lahan itu. Oleh sebab itu, masyarakat berharap, supaya Pemda mempertimbangkan pencairan dana pembukaan lahan tersebut, supaya program ini bisa tuntas hingga akhir tahun ini," tuturnya. (fud)

Spesies : Ikan Karang Menyala Merah untuk Berkomunikasi

(www.kompas.com, 24-09-2008)

JAKARTA, RABU - Di antara celah karang yang tajam, ikan-ikan yang hidup di laut memiliki cara komunikasi yang unik satu sama lain. Misalnya, dengan kemampuan menyala dalam gelap atau fluorisensi untuk menunjukkan eksistensinya.

Berdasarkan hasil studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal BMC Biology edisi September 2008, setidaknya terdapat 32 jenis spesies ikan karang yang memiliki kemampuan tersebut. Ikan-ikan itu hidup pada kedalaman lebih dari 10 meter.

Salah satunya spesies Enneapterygius pusillus dan Pseudocheilinus evanidus

"Ikan laut umumnya tidak melihat atau menggunakan warna merah, kecuali beberapa ikan laut dalam," ujar Nico Machiels, dari Universitas Tuebingen, Jerman. Sebab, mata ikan lebih peka terhadap gelombang pendek. yang baru diketahui menyala merah di kegelapan. Penemuan tersebut mengejutkan karena ikan laut secara teori lebih memilih warna hijau atau biru yang memiliki panjang gelombang pendek.

ia mengatakan ikan-ikan tersebut tidak memproduksi sendiri warna merah itu. Namun, pigmen-pigmen di tubuhnya mengubah gelombang cahaya hijau dan biru yang jatuh ke tubuhnya dan memantulkannya menjadi gelombang cahaya merah.

Hal ini menunjukkan bahwa waran merah mungkin juga umum digunakan ikan laut. Tubuh yang berpendar menjadi cara ikan tersebut untuk berkomunikasi dengan sesamanya.

WAH, Sumber : National Geographic News

Manca Negara : Fiji : Selamat Datang Iguana Baru dari Fiji

(www.kompas.com, 24-09-2008)

JAKARTA, RABU - Katakan selamat datang kepada Brachylophus bulabula, spesies iguna baru dari Kepulauan Fiji. Namanya diambil dari Bula, kata sambutan selamat datang yang biasa diucapkan penduduk asli pada negara kepulauan di Samudera Pasifik tersebut.

Reptil yang berhidung kuning dan bertubuh belang tersebut merupakan spesies iguana ketiga yang ditemukan di Fiji. Sebelumnya hanya diketahui 2 spesies berbeda, namun dari hasil tes DNA menunjukkan terdapat spesies yang secara genetika berbeda dari dua spesies yang ada.

Robert Fisher, zoolog dari badan Geologi AS (USGS) di San Diego, AS mulai mempelajari keunikan morfologi dan genetika iguana tersebut sejak dua tahun lalu. setelah membandingkannya dengan sejumlah spesies sejenis di museum, ia menemukan keunikan fisik, genetik, maupun perilaku pada iguana tersebut.

"B. bulabula memiliki warna hidung yang lebih cerah dan corak berbentuk U yang khas di punggungnya," ujar Fisher yang melaporkannya dalam edisi terbaru "Philosophical Transactions of the Royal Society B." Dua bunglon yang sudah diketahui lebih dulu memiliki bentuk corak yang lancip seperti huruf V. Selain itu, spesies yang baru juga lebih menyukai kawasan hutan yang basah.

Fisher mengatakan di Fiji mungkin masih banyak spesies iguana yang belum ditemukan. Sebab, masih banyak daerah dan pulau yang belum dijelajahi termasuk kawasan pelosok di pulau-pulau terpencil.

WAH, Sumber : National Geographic News

Jayapura : Dinas Peternakan Kekurangan Dokter Hewan

(www.cenderawasihpos.com, 24-09-2008)
JAYAPURA-Kepala Dinas Peternakan Provinsi Papua, drh Alexander Radjasa Pintadewa mengatakan, sampai saat ini jumlah dokter hewan di Provinsi Papua masih sangat kurang. Akibatnya pengawasan terhadap penyebaran penyakit hewan seperti antraks, flu burung tidak optimal.

"Kami hanya mempunyai kurang lebih 8 dokter hewan yang tersebar di kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Merauke, Kabupaten Biak Numfor, Jayawijaya, Kabupaten Nabire dan Kabupaten Mimika,"ungkapnya kepada Cenderawasih Pos ri ruang kerjanya, Selasa (23/9).
Menurut Radjasa, kurangnya jumlah dokter hewan itu menyebabkan pengawasan terhadap berbagai penyakit hewan yang dapat menyerang manusia menjadi sangat lemah. Pada kondisi ideal di setiap daerah, harus memiliki seorang dokter hewan dan dibantu oleh dua orang mantri hewan.

Di Papua juga terdapat 6 laboratorium hewan, "Tiap labotarorium juga harus memiliki Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner atau Kesmavet. Kesmavet inilah yang bertugas mencegah penularan penyakit hewan kepada manusia, sehingga kasus-kasus dari hewan sebagai sumber penyakitnya dapat dihindari sedini mungkin,"tandasnya.

Ia juga menyadari minat siswa sekolah menengah umum terhadap jurusan kedokteran hewan di perguruan tinggi harus ditingkatkan sejak dini. Minat itu sebaiknya didorong oleh kebijakan pemerintah kabupaten dan kota di daerah endemis untuk memfasilitasi jurusan kedokteran hewan di daerah mereka.

"Melalui Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua, Pemprov Papua telah membiayai/memberikan beasiswa kepada kurang lebih 5 anak asli Papua untuk didik di Universitas Tinggi yang difokuskan kepada profesi dokter hewan, sehingga kedepan diharapkan kelima orang ini bisa mampu mengisi kekurangan dokter hewan di tanah Papua,"pungkasnya.(ind)

24 September 2008

Foto Spesies : Ikan Ekor Kuning di Kepulauan Raja Ampat

Gerombolan ikan ekor kuning (caesio sp.) didalam laut Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat (Foto : Muhammad Lazuardi)

Jayapura : WWF Sosialisaskan REDD

(www.cenderawasihpos.com, 23-09-2008)
SENTANI-Direktur World Wrestling Federation (WWF) Indonesia Region Sohul Papua Benja Mambai, M.Si mengatakan, seperti yang telah diketahui bersama bahwa isu-isu tentang carbon trade (perdagangan karbon) dan penerapan REDD di Papua sesungguhnya belum dipahami secara optimal mekanisme dan manfaatnya.

Pertemuan tersebut dilakukan guna memperkenalkan mekanisme Reducing Emission From Deforestation and Forest Degradation (Pengurangan Emisi Karbon dari deforestasi dan degredasi hutan).
Oleh sebab itu WWF merasa perlu melakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman terkait REDD kepada stakeholders dan Pemkab Jayapura. Mambay mengatakan bahwa mekanisme REDD secara umum dikenal sebagai kompensasi yang diberikan karena performens yang dilakukan oleh masyarakat.
Dalam arti masyarakat akan mendapat sesuatu dari apa yang mereka kerjakan, namun lebih terfokus kepada perlindungan hutan. Dimana masyarakat mengadakan penjagaan dan perlindungan kepada hutan maka secara langsung akan mendapat insentif dari hasil kerja mereka.

Sementara Kepala Dinas Kehutanan Kabuapaten Jayapura Ir Amos Hokoyoku dalam sambutannya mengatakan agar pertemuan ini dapat memberikan pemahaman bagi semua yang hadir agar dapat memberikan pengetahuan mengenai mekanisme REDD demi kemajuan daerah khususnya Kabupaten Jayapura di sektor kehutanan.

Pertemuan tersebut diawali dengan penjelasan oleh Mr Steve Ruddell perwakilan WWF dari USA terkait pengenalan REDD dan bagaimana mekanisme penerapannya serta bagaimana pendapatan dukungan dana dari sektor swasta untuk penerapannya di lapangan.
Sosialisasi tersebut dihadiri oleh tim REDD dari WWF-Indonesia dan WWF-Internasional kelompok kerja REDD tingkat Kabupaten Jayapura dan Provinsi. (jim)

23 September 2008

Teminabuan : Pertanian dan Pariwisata Terus Dikembangkan

(www.radarsorong.com, 22-09-2008)
TEMINABUAN- Dalam meningkatkan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Sorong Selatan maka Pemkab Sorsel telah melaksanakan berbagai macam langkah dalam meningkatkan pelaksanaan pembangunan di segala sektor. Seperti halnya yang akan dilakukan oleh Pemkab Sorsel dengan melaksanakan pembangunan di sektor pertanian dan pariwisata yang ada di daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bupati Sorsel, Drs Otto Ihalauw belum lama ini.

Dikatakan, untuk sektor pertanian dan pariwisata, Pemkab Sorsel akan mengambil langkah guna pengembangan kedua sektor tersebut. “Untuk sektor pertanian sendiri kami telah menyiapkan berbagai program perencanaan untuk mengembangkan sektor tersebut seperti yang telah kami lakukan di Distrik Moswaren. Langkah ini akan terus kami kembangkan lagi sehingga di sektor pertanian ini memiliki daya tarik tersendiri dalam peningkatakan kesejahteraan masyarakat yang ada di Kabupaten Sorong Selatan ini,”ujar Bupati.

Ditambahkan, untuk pengembangan sektor pertanian, Pemkab Sorsel telah memberikkan peran yang sangat besar dimana dengan diberikan bantuan bibit unggul serta dibangunnya gudang penyimpanan beras dan bantuan mesin pengolahan padi yang tentunya memiliki teknologi yang sangat baik.

Sementara itu untuk sektor pariwisata, Bupati menjelaskan Pemkab Sorsel melalui instansi terkait telah memprogramkan berbagai perencanaan kegiatan untuk meningkatkan sektor tersebut. Dimana sumber-sumber potensi wisata yang ada di Kabupaten Sorsel yang memiliki nilai yang tinggi seperti halnya potensi wisata Kali Sembra diberdayakan untuk menambah pendapatan daerah. Selain itu potensi wisata lainnya yang ada di Distrik Ayamaru seperti Danau Ayamaru dan Panta Kapal yang ada di Distrik Teminabuan serta beberapa potensi wisata lainnya yang ada di daerah-daerah lainnya akan dikembangkan pula.(mus)

Biak : Setiap Distrik Akan Dibuka 3 Ha Kebun Percontohan, Untuk Pengembangan Jarak Pagar

(www.cenderawasihpos.com, 22-09-2008)
BIAK-Potensi pengembangan tanaman jarak pagar di Kabupaten Biak Numfor terus mendapat perhatian serius pemeritah daerah. Setelah mengembangkan 100-an hektar lebih tanaman jarak pagar, kini giliran kebun percontohan akan dibuka di setiap distrik seluas 3 Ha.

Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Biak Numfor Ir.Tukimin Mardihardjo mengatakan pembukaan kebun percontohan di setiap distrik itu akan dilakukan dalam waktu dekat. Hanya saja, sebelum pembukaan kebun percontohan, akan dilakukan sosialisasi dengan melibatkan langsung masyarakat.
"Sosialisasi sebagai persiapan pembukaan lahan percontohan di setiap distrik penting dilakukan. Artinya perlu ada persamaan pandangan antara masyarakat dengan pemerintah serta pengusaha yang akan melakukan investasi," ujarnya kepada Cenderawasih Pos baru-baru ini.

Menurutnya, kebun percontohan yang akan dibuka ini, nantinya akan dijadikan sebagai sumber kebun bibit dalam pengembangan yang lebih besar di setiap distrik. Pengembangan jarak yang akan lebih luas, dimaksudkan agar pengelolaan hasil produksi tanaman itu langsung dilakukan di Biak.
Pasalnya, untuk mengoperasikan dua mesin pengolahan buah jarak yang sudah didatangkan di Biak menjadi minyak diesel, menurut Tukimin diperlukan sekitar 500 Ha tanaman jarak. Namun yang ada sekarang baru sekitar 145 Ha ditambah 88 Ha yang akan ditanam dalam waktu dekat.

"Pada dasarnya perusahaan yang akan mengelola dan menampung hasil produksi jarak dari masyakat sudah ada. Jadi tinggal bagaimana meningkatkan dan mengembangkan tanaman jarak pagar ini sehingga menghasilkan produksi yang cukup," tandasnya. (ito)

Manokwari : Tangguh LNG Masih Sesuai Jadwal Beroperasi

(www.radarsorong.com, 22-09-2008)
BINTUNI – “Tangguh LNG sudah pada tahap akhir konstruksi dan sesuai jadwal untuk berproduksi pada akhir tahun,” Demikian tulis Head of Country BP Indonesia Nico Kanter menanggapi pertanyaan wartawan Radar Sorong, Daniel Duwit via Email, Minggu (21/9).

Dijelaskan oleh Nico Kanter bahwa sampai saat ini pekerjaan kontruksi fasilitas proyek Tangguh LNG tak mengalami hambatan, meski sempat akibat serangan jantung seorang pekerja, Darman Naibaho, Assistant Driller, pada salah satu kontraktor BP Indonesia di anjungan pengeboran Ensco 104, Tangguh LNG Rabu, (27/8) dinyatakan tewas.

Dia memastikan bahwa perkembangan Tangguh LNG sudah pada tahap akhir konstruksi dan sesuai jadwal untuk berproduksi pada akhir tahun 2008.
Sementara itu, terkait rencana kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono RI ke Provinsi Papua Barat, dan diberitakan sejumlah media Papua Barat pasca HUT Teluk Bintuni ke-5, 9 Agustus 2008 bahwa kunjungan itu ke Teluk Bintuni untuk melepas ekspor perdana produk Tangguh LNG, kata dia, mereka belum dihubungi.

Hingga pekan kemarin, pihak BP Indonesia dan manajemen proyek Tangguh LNG belum mendapatkan informasi dari istana Presiden soal kunjungan ke Teluk Bintuni, Papua Barat.
“Kami belum dihubungi mengenai rencana kunjungan (Presiden SBY, red) ke Tangguh LNG,” tulisnya dia lagi.

Sementara terkait sikap BP Indonesia dan atau operator proyek Tangguh LNG terkait keinginan sejumlah pihak untuk renegosiasi kontrak karya Tangguh LNG, kata dia, ”renegosiasi kontrak Tangguh dengan Fujian kini sedang dalam pembahasan oleh pemerintah,”
Sebagai perusahaan, BP terikat oleh perjanjian kerahasiaan (confidentiality agreement) yang tertuang di dalam kontrak-kontrak yang ada. (dan)

22 September 2008

Fak-Fak : KP Punai Sempat Berlabuh di Kaimana

(www.radarsorong.com, 22-09-2008)
KAIMANA-Kapal Patroli milik Mabes Polri KP Punai Telah beberapa hari sempat berlabuh di pelabuhan Kaimana dan tepat Sabtu malam kapal tersebut sudah mulai beroperasi untuk operasi Pukat.
Menurut Kasat Polair Polres Kaimana AKP.A.R Sriwutubun kepada Kaimana Pos pertelepon selulernya mengatakan bahwa kedatangan KP Punai ini dalam rangka melakukan operasi pukat dan kegiatan ini merupakan kegiatan rutin dari Mabes Polri yang sasarannya yaitu kapal-kapal ikan yang beroperasi ilegal dan juga tidak menutup kemungkinan juga kapal-kapal yang mengangkut kayu-kayu Illegal karena pelanggaran-pelanggaran itu termasuk tindak pidana perairan.

Berdasarkan pantauan Kaimana Pos Sabtu (20/9) sore, kapal patroli ini berlabuh bersebelahan dengan Kapal barang yang juga berlabuh di dermaga. Sehingga jika dilihat sekilas, keberadaan kapal ini tidak dapat terlihat dengan jelas. Informasi yang diperoleh dari kru kapal yang enggan namanya dikorankan, KP Punai ini awalnya dari Sorong, lalu ke Kaimana dan selanjutnya akan menuju Timika.

Lebih lanjut Sriwutubun katakan bahwa untuk di perairan Kabupaten Kaimana belum ditemukan pelanggaran yang mengarah pada tindak pidana. “namun kami tetap berkoordinasi dengan pihak mereka untuk memberikan masukan mengenai tempat sasaran operasi berdasarkan informasi dari masyarakat untuk kemudian ditindaklanjuti. Oleh karena keterbatasan prasarana yang tidak memungkinkan kami dapat menjangkaunya,”ungkap orang nomor satu dijajaran Polair.

Dia menambahkan, personil KP Punai berjumlah 20 orang termasuk didalamnya kru kapal dan pemeriksa. Operasi ini meliputi perairan selatan Papua sampai dengan Aru dibawah kendali pusat dengan tetap berkoordinasi dengan wilayah. “ketika dalam patroli, mereka menemukan pelanggaran, proses selanjutnya akan dilaporkan kepada pusat kemudian kasusnya akan dilimpahkan ke wilayah untuk diproses lebih lanjut beserta barang bukti yang ditemukan,tergantung wilayah terdekat dan kondisi cuaca, disitulah mereka diproses lebih lanjut, tukasnya. (nic)

21 September 2008

Video : Profil CI Indonesia - Mamberamo Program


Klik disini apabila tidak bisa menampilkan video

20 September 2008

Biak : 230 Sapi Bibit Disebar ke Masyarakat

(www.cenderawasihpos.com, 19-09-2008)
BIAK-Pengembangan Kawasan Peternakan Desa di wilayah Kabupaten Biak Numfor terus ditindaklanjuti. Setelah mendatangkan sejumlah ternak lalu disebarkan ke masyarakat, kali ini giliran 230 sapi bibit yang didatangkan Dinas Peternakan Kabupaten Biak Numfor.
Sapi bibit sebanyak itu didatangkan langsung dari Seram Provinsi Maluku. Dalam pendistribusiannya dilakukan secara merata ke semua distrik yang ada di wilayah Biak Numfor mulai Kamis, (18/9) kemarin.

“Bantuan sapi bibit kepada masyarakat ini diberikan secara bergulir. Mereka akan memeliharanya sampai berkembang biak, setelah itu hasilnya akan dibagi dengan pemerintah lalu kembali diberikan kepada masyarakat yang belum mendapatkannya,” jelas Kepala Dinas Peternakan Absalom Rumkorem, S.Pt, MM kepada Cenderawasih Pos, kemarin.

Dikatakan pemberian ternak sapi bibit kepada masyarakat merupakan salah satu komitmen dalam memacu peningkatan pemberdayaan ekonomi kerakyatan khususnya di bidang peternakan. Pasalnya, dalam program pengembangan peternakan kawasan desa tidak hanya sapi bibit yang diadakan namun jenis sapi lainnya sesuai dengan potensi wilayah masing-masing.

“Kami berharap sapi bibit ini dan berbagai jenis ternak lainnya dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan pendapatannya. Tentunya tujuan bagaimana kesejahteraan mereka bisa lenih baik kedepan,” tandas Rumkorem.(ito)

18 September 2008

Papua : Penipisan Salju di Papua Diabaikan

(www.sinarharapan.co.id, 17-09-2008)
Jakarta – Dalam kurun waktu lebih dari sepuluh tahun, setelah penelitian terakhir tahun 1994 mengenai penipisan salju di Papua, ternyata tidak ada pembaruan data. Padahal indikator penting dari pemanasan global adalah fenomena penipisan salju di Papua.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Ekspedisi Glacier Carstensz (CGE) tahun 1972. Dari penelusuran riset sekunder kegiatan CGE, diketahui bahwa penelitian pertama dilakukan sekitar tahun 1850. Pada tahun itu diperkirakan lapisan es mencapai Lembah Kuning dan Meren, yang merupakan daerah terdekat larinya air lelehan salju Pegunungan Jaya dan Carstenzs.

Pegunungan Carstensz (foto : www.sinarharapan.co.id)

Kemudian tahun 1936, Jean Jacques Dozy, seorang geolog dari Belanda, melakukan pemetaan bijih emas di sekitar wilayah tersebut. Hasil pemetaan pada lapisan es, menunjukkan hilangnya salju di Lembah Meren dan Kuning. Lalu pada tahun 1942, melalui foto udara dari Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF), lapisan es di Lembah Meren dan Kuning jelas menghilang.

Tahun 1972, penelitian CGE yang dilakukan oleh tim dari Australia memperlihatkan adanya penipisan lapisan es, hingga hanya tersisa lapisan es di sekitar puncak Pegunungan Jaya. Sementara daerah Carstensz masih sebagian besar dipenuhi salju. Wilayah sadel tinggi yang dikenal sebagai New Zealand Pass, pada penelitian CGE hingga tahun 1974, juga dinyatakan hilang. New Zealand pass sendiri diketahui pernah memiliki lapisan salju yang menghubungkan area Carstenz dan wilayah es bagian barat Pegunungan Papua bernama Northwall Firn.

World Wildlife Fund (WWF) disinyalir pernah melakukan penelitian serupa, sekitar tahun 1993. Namun laporan adanya penelitian tersebut masih sulit dibuktikan sehingga belum diketahui kesahihan data dari WWF tersebut.

Wahyu Hantoro, ilmuwan paleogeologi dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPG-LIPI), menyatakan pernah melakukan penelitian seperti itu dalam kaitan kebutuhan PT Freeport Indonesia (PTFI). Penelitian dilakukan tahun 1994. “Ini dalam kaitan mencari bukti korelasi penipisan salju dan keberadaan Freeport,” jelasnya, ketika ditemui SH baru-baru ini. Dari hasil penelitian Wahyu, diperkirakan lapisan salju di Papua akan hilang sekitar tahun 2025 mendatang.
Sayangnya, fenomena tersebut tak dapat terus diikuti secara valid keilmuan, sebab setelah Wahyu Hantoro melakukan penelitian, praktis hampir tak ada lagi penelitian serupa yang dilakukan. Padahal ini berarti, telah sepuluh tahun lebih fenomena penipisan lapisan salju di Papua tak terdeteksi secara ilmiah.

Hal ini juga tak lepas dari minimnya ilmuwan yang mendalami lapisan salju (glaciology) di Indonesia. Hery Haryanto, Deputi Ilmu Kebumian LIPI, mengakui selain perlu effort besar untuk mencapai ke sana, penelitian tersebut dianggap “kering” dana, sehingga sedikit ilmuwan yang mau melakukannya. Hingga saat ini dapat dikatakan, tak ada sama sekali ahli glaciology di Indonesia, sementara lapisan salju di Papua terus menipis dan hilang. (sulung prasetyo)

17 September 2008

Manca Negara : Amerika : Lapisan Es Terus Mencair, Beruang Kutub Terancam

(www.kompas.com, 17-09-2008)

WASHINGTON, RABU Lapisan es di laut Kutub Utara tampaknya telah mencapai tingkat paling rendah sepanjang tahun 2008 dan tingkat paling rendah kedua yang tercatat sejak kelahiran era satelit. Demikian pengamatan US National Snow and Ice Data Center.

Meskipun berada sedikit di atas catatan rendah minimum yang ditetapkan pada 16 September 2007, musim tahun ini memperkuat kecenderungan negatif kuat pada lapisan es laut selama musim panas yang diamati selama 30 tahun terakhir, demikian antara lain isi laporan yang disiarkan Selasa (16/9) waktu setempat atau Rabu WIB.

Sebelum tahun lalu, catatan rendah sebelumnya untuk September ditetapkan tahun 2005. Pusat data tersebut akan mengeluarkan analisis mengenai kemungkinan penyebab di balik kondisi es laut Kutub Utara tahun ini selama pekan pertama Oktober.

Pada Maret, ketika Kutub Utara mencapai lapisan es laut maksimumnya selama musim dingin, beberapa ilmuwan dari NASA dan pusat data pendukung NASA melaporkan lapisan es yang lebih tua dan tebal terus menyusut. Menurut data microwave satelit yang diproses NASA, es abadi itu yang dulu menutupi 50-60 persen Kutub Utara musim dingin saat ini hanya menutupi kurang dari 30 persen. Es laut abadi adalah lapisan es yang berusia panjang yang tetap ada bahkan ketika es laut musiman yang berusia pendek mencair hingga batas minimum selama musim panas.

Para ilmuwan NASA telah mengamati lapisan es Kutub Utara sejak 1979. NASA mengembangkan kemampuan untuk mengamati lapisan itu dan konsentrasi es laut dari udara selama sensor microwave pasif. Es tersebut menyusut hingga batas minimumnya pada 12 September 2008, ketika es itu menutupi wilayah seluasa 4,52 juta kilometer persegi, dan kini tampaknya berkembang, saat Kutub Utara mulai memasuki musim dingin, kata National Snow and Ice Data Center.

Satu terusan di Northwest Passage, jalur laut yang telah lama diinginkan antara Eropa dan Asia, terbuka pada 2007 dan 2008. Pada tahun ini juga terjadi pembukaan Northern Sea Route yang melewati Samudra Kutub Utara di sepanjang pantai Siberia.

Ice Center tersebut bulan lalu menyatakan terjadi pencairan es mendasar di Laut Chukchi di lepas pantai Alaska, Eastern Siberian Sea, di lepas pantai Rusia timur, salah satu habitat populasi terbesar beruang kutub di dunia. Karena beruang kutub menggunakan gumpalan es terapung sebagai landasan untuk berburu anjing laut, mereka terpaksa berenang menempuh jarak yang lebih jauh ketika es mencair sehingga sangat mungkin mereka akan kelelahan dan terancam mati tenggelam.

Es kutub merupakan satu faktor dalam pola cuaca dan iklim global. Perbedaan antara udara dingin di kutub dan udara hangat di sekitar Khatulistiwa mengirim udara dan arus hangat, termasuk arus pekat. Es laut membantu menahan udara dingin di sekitar Kutub Utara karena warna putihnya memantulkan sinar matahari. Ketika es laut menghilang, air gelap yang baru terbuka menyerap lebih banyak sinar matahari sehingga mempercepat dampak pemanasan. ONO
Sumber : Ant

Manca Negara : Brazil : Eureka, Inilah "Semut dari Mars"

(www.kompas.com, 16-09-2008)
JAKARTA, SELASA — Semut spesies baru yang ditemukan di hutan Amazon ini hidup di bawah tanah dan buta selama hidupnya. Para ilmuwan yang menemukannya yakin semut tersebut masih keturunan langsung semut purba yang pertama kali menghuni Bumi.

Seorang mahasiswa program studi biologi evolusi Universitas Texas, AS, Christian Rabeling, menemukannya pertama kali di hutan hujan Empresa Brasileira de Pasquisa Agropecuaria di Manaus, Brasil, tahun 2003. Ia adalah satu-satunya koloni semut yang hidup di bekas pohon yang membusuk di dalam tanah.

Maka, pantas kalau penemunya memberi nama Martialis heureka yang artinya semut dari Mars saking unik dan anehnya. Semut tersebut tak lagi menggunakan indera penglihatan dan tak membutuhkan pigmen atau pewarna tubuh karena telah beradaptasi dengan lingkungan yang gelap gulita. Sebagai gantinya, ia memiliki tubuh memanjang dan capit yang panjang yang diduga untuk meraba dan menangkap mangsa.

Martialis heureka tidak hanya tercatat sebagai spesies baru, tapi juga membentuk kelompok genus tersendiri, bahkan subfamili baru. Subfamili terakhir ditemukan tahun 1967. Saat ini semut terbagi dalam 21 subfamili.

Sampel DNA yang diambil dari kakinya menunjukkan bahwa semut dari Mars menempati pangkal pohon evolusi semut. Dari sifat genetikanya, semut diperkirakan mulai muncul sejak 120 juta tahun lalu dari nenek moyang yang sama dengan tawon. Para ilmuwan meyakini semut segera tersebar ke dalam habitat yang berbeda-beda, di tanah, dedaunan, dan sebagainya.

"Penemuan ini mendukung pendapat bahwa semut predator yang buta dan hidup di dalam tanah muncul di awal evolusi," ujar Rabeling. Meski demikian, hal tersebut bukan berarti nenek moyang semut buta dan hidup di tanah. Namun, saat mulai berevolusi, semut telah beradaptasi dengan lingkungan tanah hutan tropis.

Rabeling mengatakan, Martialis heureka memberi petunjuk bahwa rahasia evolusi semut mungkin masih tersembunyi di balik hutan hujan tropis. Penemuan yang dilaporkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini juga memberikan informasi baru untuk mempelajari lebih mendalam keragaman hayati serangga, khususnya semut. WAH Sumber : LIVESCIENCE

Manca Negara : Makhluk Renik Tahan Radiasi Ruang Angkasa

(www.kompas.com, 16-09-2008)
JAKARTA, SELASA — Radiasi elektromagnetik yang dipancarkan Matahari berbahaya jika terpapar langsung ke tubuh manusia. Namun, beberapa jenis hewan mungkin tahan. Misalnya, hewan renik yang sering disebut beruang air (Tardigrada).

Menurut laporan yang dilansir jurnal Current Biology terbaru, beruang air merupakan hewan pertama yang terbukti tahan hidup dalam ruangan hampa dan terpapar langsung radiasi Matahari di luar angkasa. Beruang air merupakan hewan multisel (bersel banyak), tak bertulang belakang, dan berukuran sekitar satu milimeter. Hewan tersebut hidup di hampir semua sudut ekosistem di belahan dunia.

Sejak lama hewan tersebut diketahui memiliki ketahanan tinggi terhadap lingkungan yang kering. Tubuhnya tahan meskipun kehilangan air hampir 100 persen. Saat mengalami dehidrasi seperti itu, beruang kutub akan melakukan dormansi (tidur panjang) sehingga metabolisme berhenti untuk sementara waktu. Pada kondisi dormansi tersebut, hewan ini menyesuaikan struktur selnya sampai tersedia kembali air dan kembali aktif.

Setahun lalu, Ingemar Jonsson, seorang pakar ekologi dari Universitas Kristianstad Swedia, membawa 3.000 ekor organisme renik tersebut dalam perjalanan 12 hari ke luar angkasa. Tujuannya mempelajari peluangnya hidup di lingkungan ekstrem luar angkasa.

"Temuan kami memastikan bahwa ruang hampa yang menyebabkan dehidrasi ekstrem dan radiasi kosmis bukan masalah bagi beruang air," ujar Jonsson. Namun, radiasi ultraviolet Matahari tetap merusak sel-sel tubuh hewan tersebut walaupun sebagian di antaranya tetap dapat bertahan hidup.

Jonsson menduga beruang air tetap mengalami kerusakan DNA saat terpapar radiasi tersebut. Hanya saja, gen yang dimilikinya mungkin memiliki kemampuan memperbaiki bagian tubuh yang rusak dengan cepat. Mungkin terdapat molekul khusus yang mengatur pemulihan tersebut.

Jika benar demikian, penelitian terhadap beruang air akan memberikan informasi berharga untuk mengembangkan pengobatan terhadap penyakit-penyakit turunan. Pada riset selanjutnya, para ilmuwan ditantang untuk mengetahui mekanisme di balik kemampuan beruang kutub mengatasi radiasi.

"Pengetahuan apa pun mengenai pemulihan kerusakan genetika merupakan pusat ilmu kedokteran," ujar Jonsson. Terapi radiasi untuk pengobatan kanker saat ini masih menghadapi masalah karena sel-sel yang sehat ikut berisiko rusak karena terpapar.

WAH Sumber : Xinhua

16 September 2008

Nasional : Di Balik Kasus Padi Super Toy

(www.kompas.com, 15-09-2008)
Oleh Suyamto
Belakangan ini kita disuguhi berita tentang pro dan kontra padi Super Toy.Di satu pihak, petani dirugikan karena tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Tetapi, kita perlu memberi penghargaan kepada petani/masyarakat yang kreatif mengutak-atik padi agar menjadi tanaman yang lebih baik.

Di balik itu semua, sebelum disebar ke masyarakat, ada tata cara dan aturan yang harus diikuti sebelum melepas varietas dan menyertifikasi benih.

Proses pembuatan

Varietas unggul adalah varietas tanaman yang resmi dilepas pemerintah (Menteri Pertanian). Varietas itu memiliki keunggulan dalam hasil atau sifat lainnya. Untuk dapat menghasilkan varietas unggul, dilakukan serangkaian penelitian dan pengujian.

Varietas unggul dapat dihasilkan melalui penyilangan antartetua terpilih sesuai target/sifat yang diinginkan. Cara ini umum dilakukan di balai-balai penelitian. Cara penyilangannya pun dilakukan melalui kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyilangan disebut galur dan jumlahnya bisa ribuan. Galur-galur itu lalu diobservasi, diseleksi, diuji daya hasil pendahuluan, diuji daya hasil lanjutan/uji multilokasi. Akhirnya, beberapa galur harapan akan terpilih dan diusulkan menjadi calon varietas unggul.

Selain persilangan, pemuliaan tanaman dapat dilakukan dengan radiasi (seperti dilakukan Badan Tenaga Nuklir Nasional/Batan), atau menggunakan bioteknologi modern (marka molekuler, transfer gen, dan lainnya). Hasil kegiatan ini juga masih berupa galur, kemudian mengikuti proses seperti diuraikan di awal. Dari situ akan terpilih beberapa galur harapan yang siap diusulkan menjadi varietas unggul.

Mengapa varietas unggul harus dilepas pemerintah?

Pelepasan varietas merupakan pengakuan pemerintah sekaligus jaminan bagi masyarakat pada suatu varietas baru hasil pemuliaan atau introduksi. Aturan pelepasan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 37/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan, dan Penarikan Varietas.

Dalam aturan itu dinyatakan, varietas akan dilepas bila memiliki keunggulan tertentu serta tidak merugikan masyarakat dan lingkungan. Permentan ini merupakan implementasi UU No 12/1992 tentang Budidaya Tanaman dan Peraturan Pemerintah No 44/1994 tentang Perbenihan Tanaman.

Calon varietas berupa galur/hibrida/mutan/transgenik/ varietas lokal yang diusulkan untuk dapat dilepas harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu stabil dalam karakter, seragam (homogen), serta memiliki keunggulan yang nyata dibanding dengan varietas unggul yang telah dilepas sebelumnya.

Calon varietas unggul harus diuji melalui serangkaian pengujian di laboratorium maupun lapangan. Pengujian lapangan dilakukan dalam satu atau dua musim, di beberapa lokasi pengembangan. Jumlah lokasi pengujian disesuaikan jenis tanamannya. Untuk padi, paling tidak 16 lokasi dalam dua musim tanam.

Untuk calon varietas transgenik, selain memenuhi ketentuan sesuai prosedur baku, juga harus memenuhi ketentuan keamanan pangan dan keamanan hayati. Agar dapat dilepas sebagai varietas unggul, varietas lokal harus memenuhi ketentuan, selain menjadi varietas yang sudah berkembang di masyarakat dan mempunyai keunggulan, juga telah dibudidayakan lebih dari lima tahun waktu panen.

Setelah melalui proses seleksi dan pengujian, calon varietas terpilih diajukan ke Badan Benih Nasional (BBN). Penilaian layak tidaknya calon varietas itu dilepas sebagai varietas unggul dilakukan Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V), tim ini di bawah BBN.

Apabila disetujui, Ketua BBN mengusulkan pelepasan varietas kepada Menteri Pertanian untuk dapat diterbitkan SK Pelepasan Varietas. Apabila telah dilepas, varietas siap dikomersiilkan dan dikembangkan kepada masyarakat.

Sertifikasi benih

Peredaran atau distribusi benih adalah rangkaian penyebaran benih di suatu wilayah di mana benih yang dapat diedarkan atau disalurkan kepada masyarakat adalah benih bina yang varietasnya telah dilepas oleh pemerintah dan wajib diberi label/besertifikat. Benih (contoh padi nonhibrida) dibagi beberapa kelas benih yakni benih penjenis (BS) dengan label kuning, benih dasar (BD) dengan label putih, benih pokok (BP) dengan label ungu dan benih sebar (BR) dengan label biru. Benih penjenis diproduksi oleh pemulia/lembaga yang memiliki varietas unggul, sementara BD, BP, dan BR diproduksi Balai Benih, BUMN, swasta, maupun penangkar benih. Kelas-kelas benih itu tidak berlaku untuk varietas hibrida.

Sertifikasi benih dilakukan untuk menjamin mutu benih yang beredar, sertifikat benih ini dikeluarkan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) yang ada di tiap provinsi dan/atau oleh produsen benih sendiri jika sudah menerapkan sistem manajemen mutu (SMM). Jadi, BPSB tidak akan memberikan sertifikat/label benih varietas-varietas yang belum dilepas.

Suyamto Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan; Ketua Tim Penilai dan Pelepas Varietas, Deptan

Video : Kegiatan MLA di Mamberamo - Papua



Video tentang kegiatan MLA yang dilakukan CI Indonesia - Mamberamo Program di Mamberamo – Papua

14 September 2008

Manokwari : Program Gerhan Atasi Lahan Kritis, Pemprov Papua Barat lewat Dinas

(www.radarsorong, 13-09-2008)
Kehutanan dan Perkebunan kembali memprogramkan kegiatan penanaman sejuta pohon. Kepala Dinas
Hutbun Papua Barat Ir.Hans Arwam mengatakan, Gerhan (Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan) ini dimaksudkan untuk mengurangi lahan kritis di provinsi ini.

Dalam kurun waktu 2004-2007, menurut Arwam, penanaman Gerhan di Provinsi Papua Barat baru terealisasi 7.462 Ha. Bila dibandingkan dengan luasan lahan kritis, areal yang dapat direhabilitasi baru sebesar sekitar 0,714 %.

‘’Jelas, ini menjadi tugas berat agar lahan-lahan kritis dapat ditanami dengan berbagai jenis tanaman,’’ tandasnya. Dishutbun Jumat (12/9) bertempat di Swiss-belhotel Manokwari mensosialisasikan Gerhan Penanaman Sejuta Pohon kepada kalangan akademisi, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, kaum perempuan dan organisasi pemuda lainnya. Sebagai narasumber, Penasehat Menteri Kehutanan RI Dr.Ir Elisa Togu.

Kadishutbun mengatakan, luas hutan di Provinsi Papua Barat mencapai 9.769,686,81 ha terdiri dari masing-masing fungsi tersebar di 8 kabupaten dan 1 kota. Aksi Gerhan sejalan dengan hasil pertemuan internasional tentang perubahan iklim global. Sehingga diharapkan semua pemerintah kabupaten/kota mau mendukung kegiatan penting ini. Terutama mengalokasikan dana. Jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam program Gerhan yakni reboisasi hutan lindung, pengembangan hutan rakyat, agroforestry, rehabilitasi hutan mangrove, pembuatan hutan kota dan kegiatan pengayaan tanaman reboisasi. Tahun lalu, Gerhan dipusatkan di Kampung Guintuy Distrik Warmare.

Menurutnya, gerakan rehabilitasi hutan dan lahan tidak saja dilaksanakan satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) bersama masyarakat dan LSM, tapi para pengusaha hasil hutan mempunyai kewajiban terlibat langsung. ‘’Pengusaha hasil hutan dapat melaksanakan persemaian, pembibitan, pembuatan sumber daya genetik, penanaman plasma nutfah, pembuatan hutan cadangan pangan dan lainnya,’’ jelas mantan Dekan Fakultas Kehutanan Unipa Manokwari ini.(lm)

13 September 2008

Timika : Karantina Musnahkan Hewan dan Tanaman

(www.papuapos.com, 13-09-2008)
TIMIKA(PAPOS)- Balai Karantina Hewan dan Tumbuhan Kabupaten Mimika, Jumat (12/9) kemarin, memusnahkan 2 ekor Ayam jantan dan 104 bibit jeruk jenis Sultom yang didatangkan dari Malang Jawa Timur. Pasalnya, hewan dan tumbuhan tersebut tidak memiliki dokumen kesehatan dan tidak dilengkapi CPPD (Citrus Pein Phloin Degeration).


Pemusnahan hewan dan tumbuhan tersebut dilakukan di sekitar halaman Kantor Balai Karantina Hewan, sekitar pukul 10.00 Wit, Jumat (12/9) kemarin. Sebelumnnya juga telah dilakukan pemusnahan sebanyak 7 ton daging Ayam potong yang berlokasi di mile 38 diarea PT Freeport Indonesia.

Hewan dan tumbuhan yang dimusnahkan tersebut didatangkan tanggal 27 Agustus 2008 dari Malang, Jawa. Pemusnahan dilakukan karena tidak memiliki dokumen-dokemen kesehatan dan tidak dilengkapi CPPD (Citrus Pein Phloin Degeration).

Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Timika, Abdulrahman,SP kepada wartawan usai pemusnahan Jumat 12/9 mengatakan, Balai Karantina Hewan akan terus melakukan pengawasan terkait masuknya hewan dan bahan pertanian di pelabuhan dan bandara, walaupun jumlahnya yang dimasukkan hanya sedikit.

Menurut Rahman, pemusnahan dilakukan merupakan sebuah komitmen dari Karantina Hewan guna membeaskan Timika dari berbagai penyakit, pemusnahan dilakukan sudah ke empat kali dilakukan oleh Karantina Hewan.

Disampaikan Rahman, sebelumnya juga dilakukan pemusnahan 7 ton Ayam potong yang dilaksanakan di mile 38 milik PT Hero. Ayam potong milik PT Hero tersebut disebabkan karena ayam potong tersebut dalam kondisi membusuk . Ayam potong tersebut busuk (beku) karena freceer mengalami kerusakan, sehingga tak layak untuk dikonsumsi.

"Dalam pemusnahan Ayam potong milik PT.Hero tersebut, disaksikan oleh Perwakilan Dinas Peternakan, Pengelola Bandara dan petugas Karantina serta disaksikan oleh beberapa wartawan,"ungkap Rahman.

Balai Karantina melakukan pengawasan didukung atas SK Gubernur Papua terkait pelarangan memasukkan unggas ke Papua. Sejauh ini pengawasan masuknya unggas atau tumbuhan ke Timika perlu mendapat dukungan serta peran serta dari lembaga atau instansi terkait lainnya serta masyarakat umum.
Juga diharapkan kepedulian masyarakat bisa ada temuan menyangkut unggas atau tumbuhan yang ilegal.(husyen)

Nasional : Belasan Ribu Hektar Hutan Malang Kritis

(www.antara.co.id, 13-09-2008)
Malang (ANTARA News) - Sedikitnya 15 ribu hektar dari 127 ribu hektar hutan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dalam kondisi kritis karena penebangan liar.


Menurut Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Malang, Zen Achmad, Sabtu, luas hutan rusak itu berkurang setelah pemerintah setempat secara bertahap merehabilitasi. Awalnya hutan kritis di daerah itu mencapai 35 ribu hektar.

"Untuk mengembalikan lahan hutan kritis ini kita butuh waktu sekitar 10 tahun, dengan melibatkan berbagai komponen masyarakat di sekitar hutan maupun LSM yang konsen terhadap lingkungan," katanya di Malang.

Ia mengakui, pihaknya tengah mendata ulang seluruh lahan kritis di wilayah Kabupaten Malang dan hasil sementara hutan yang kritis itu berada di Kecamatan Gedangan, Pagak, Bantur dan Kalipare atau wilayah di bagian selatan Kabupaten Malang.

Menurut Zen, kerusakan hutan cukup parah dan tidak terkendali di daerah itu disebabkan adanya reformasi tahun 1998 lalu, dimana masyarakat menebang pohon dengan cara membabi buta untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang berakibat terjadinya bencana tanah longsor dan banjir pada tahun 2007 lalu.

Berdasarkan data yang ada di Dinas Kehutanan Kabupaten Malang, luas hutan di wilayah itu mencapai 127.089 hektar terdiri dari hutan produksi 44.180 hektare, hutan lindung 46.207 hektare, hutan konservasi 28.811 hektare, dan taman hutan raya 7.891 hektare.

Untuk mengembalikan kondisi hutan yang tergolong kritis itu, katanya, pihaknya juga telah menanam tanaman keras seperti mahoni, sengon dan pohon buah-buahan yang umurnya tidak terlalu panjang.

"Kami rencanakan untuk melakukan penghijauan secara besar-besaran pada bulan November mendatang, bertepatan dengan bulan Indonesia Menanam yang dipusatkan di Kecamatan Kalipare, agar target 10 tahun hutan Kabupaten Malang sudah pulih akan tercapai," katanya menambahkan.

12 September 2008

Tips dan Trik : Bahaya Asap Dupa dan Ikan Asin

(www.suarapembaruan.com)
Ternyata dunia makin tidak aman. Kini ikan asin dan
barbeque pun bisa jadi sumber penyakit. Menurut berbagai penelitian, dua jenis makanan ini juga bisa menjadi penyebab munculnya penyakit kanker nasofaring. Inilah jenis tumor ganas yang muncul di daerah leher dan kepala. Hampir 70 persen dari tumor ganas yang menyerang kepala dan leher adalah kanker nasofaring. Dari segi keganasan berbagai jenis kanker, jenis ini menduduki urutan keempat setelah kanker payudara, kanker serviks (leher rahim), dan kanker paru-paru.

Gawatnya, jenis kanker ini justru tidak menunjukkan gejala yang khas sehingga tidak disadari oleh penderita. Akibatnya, sering pasein datang dalam kondisi stadium lanjut. Dr Budianto Komari, spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) dari RS. Dharmais yang telah menangani beberapa kasus kanker nasofaring di RS ini menyebutkan, antara 60-95 persen pasien datang pada stadium III dan IV. "Nasofaring adalah daerah tersembunyi yang terletak di belakang hidung, berbentuk kubus. Secara sepintas bagian ini memang sulit dilihat, karena berada di pertengahan tengkorak," ujar Budianto.

Apakah kanker nasofaring itu? Kanker nasofaring (Nasopharyngeal Carcinoma), adalah kanker yang menyerang bagian depan nasofaring berbatasan dengan rongga hidung, bagian atas berbatasan dengan tengkorak dan bagian bawah berbatasan dengan langit-langit dan rongga mulut. Nasofaring kaya akan jaringan limfe atau getah bening. Karena sifatnya yang tersembunyi ini pula diagnosis medis hanya bisa dilakukan dengan biopsi atau pengambilan jaringan di area tersebut.

Di Indonesia, kanker nasofaring merupakan tumor ganas terbanyak di bidang THT dan merupakan urutan ke-5 terbanyak untuk tumor ganas di seluruh bagian tubuh dengan angka kematian yang tinggi. Penyebarannya hampir merata di setiap daerah. Di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo Jakarta ditemukan lebih dari 100 kasus setahun, RS Kanker Dharmais Jakarta terdapat 100 kasus, RS Hasan Sadikin Bandung rata-rata 60 kasus setahun. Di Makassar terdapat 25 kasus, Denpasar 15 kasus, dan Padang 11 kasus.

Mereka yang Berisiko

Siapa saja yang bisa terkena kanker nasofaring? Siapa pun bisa terjangkit. Tapi berdasarkan penelitian para ahli medis, terdapat sejumlah kondisi yang menjadi faktor dominan kemungkinan munculnya kanker nasofaring. Kanker Nasofaring dilaporkan lebih sering menyerang laki-laki dibanding perempuan. Perbandingannya cukup jauh, yakni 2,18 banding 1. Di samping itu, kasus kanker nasofaring lebih sering menyerang mereka yang berusia produktif antara 25-60 tahun.

Dari berbagai sumber terungkap bahwa, ada beberapa faktor risiko penyebab kanker nasofaring, antara lain: Pertama, makan makanan yang diawetkan dengan cara diasinkan seperti ikan asin. Pada banyak kasus di Tiongkok, kanker nasofaring disebabkan dari makan ikan asin. Dari penelitian diketahui bahwa pada ikan asin ditemukan zat nitrosamin, yang dikenal sebagai salah satu zat yang memicu terjadinya beberapa penyakit kanker atau bisa dikatakan nitrosamin bersifat karsinogenik.

Kedua, Kanker Nasofaring ditemukan di Asia Selatan. Ada ras-ras tertentu yang relatif mudah terkena kanker ini. Di antaranya adalah ras Mongoloid. Masyarakat di daerah Tiongkok bagian selatan, Hong Kong, Thailand dan Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Di Amerika Utara, kejadian kasus ini hanya kurang dari satu di antara 100.000 penduduk. Sementara di Tiongkok bagian selatan ada 40-50 kasus di antara 100.000 penduduk.

Ketiga, faktor keturunan. Dalam keluarga dengan riwayat terkena kanker-terutama kanker nasofaring-besar kemungkinan untuk terkena kanker nasofaring. Keempat, kebiasaan buruk dan lingkungan. Misalnya, merokok dan mengonsumsi alkohol. Kedua hal ini memungkinkan risiko terkena kanker membesar. Sedangkan, yang dimaksud dengan lingkungan adalah ventilasi yang kurang baik, pembakaran dupa, kontak dengan zat karsinogen seperti pada pekerja pabrik bahan kimia, atau menghirup asap knalpot. Di Hongkong, asap dupa diduga menjadi penyebab utama penyakit ini.

Gejala kanker nasofaring mudah dikenali, tapi jarang mendapat perhatian. Misalnya benjolan atau pembesaran di kelenjar leher. Sekitar 98 persen dari kanker nasofaring ditandai dengan gejala ini. Sayangnya pasien sering tidak segera memeriksakan benjolan atau pembesaran di salah satu organ tubuhnya karena tidak merasa sakit. Padahal, justru benjolan yang tak sakit itu yang berbahaya, bukan karena infeksi.

Secara umum, ada beberapa gejala yang harus diwaspadai. Pertama, pembesaran kelenjar leher. Gejala ini paling sering ditemukan. Pembesaran ini teraba keras dan tak nyeri. Berikutnya, mimisan ringan (keluar darah lewat hidung) atau sumbatan hidung. Ini terjadi jika kanker masih dini. Juga gejala di telinga. Ini merupakan gejala dini yang timbul karena tempat asal tumor dekat muara tuba Eustachius (saluran penghubung hidung-telinga). Gejalanya berupa telinga berdenging atau berdengung, rasa tidak nyaman di telinga, sampai nyeri.

Di samping itu, perhatikan juga gejala pada mata dan saraf, dapat terjadi sebagai gejala lanjut karena nasofaring berhubungan dekat dengan rongga tengkorak tempat lewatnya saraf otak. Gejala dapat berupa nyeri kepala, nyeri di bagian leher dan wajah (neuralgia trigeminal), pandangan kabur, penglihatan dua (diplopia). Yang lainnya, adalah gejala metastasis/menyebar atau gejala di leher.

Pengobatan

Jika terlanjur mengidap penyakit ini, masih adakah harapan untuk sembuh? Prinsipnya, jika penyakit kanker ditemukan dan diobati pada stadium yang semakin dini, harapan untuk sembuh akan semakin besar. Standar terapi untuk kanker nasofaring stadium III dan IV a dan IV b (dimana sebagian besar pasien datang pada stadium ini) saat ini adalah dengan menggunakan kombinasi radioterapi dan obat kemoterapi. Hasil terapi ini cukup baik dan pada beberapa pasien bisa sembuh. Hanya saja menurut banyak laporan studi di beberapa Jurnal Ilmiah, terapi ini juga memberikan efek samping yang sedang sampai berat kepada pasien yang menjalaninya.

Efek samping lainnya adalah: mual, muntah, rambut rontok, gangguan ginjal, anemia yang bisa menyebabkan pasien merasa sangat letih, serta mucositis (sariawan yang berat) sehingga pasien mengalami kesulitan menelan, biasanya efek ini dikarenakan radioterapi, dan akan diperberat dengan pemberian obat kemoterapi secara bersamaan.

Menurut D. Zakifman Jack SpPD KHOM, dari RS Kanker Dharmais, efek-efek samping itu kini seharusnya sudah berkurang jauh. Salah satu obat yang mempunyai efek samping minimal adalah nimotuzumab (TheraCIM).

Pada terapi kombinasi radioterapi dengan nimotuzumab, efek samping yang sering muncul, menurut Zakifman, tergolong ringan yaitu mual, muntah ringan, mucositis ringan, dan rasa tidak enak di daerah tenggo-rokan. Efek samping ini lebih dikarenakan pemberian radioterapinya. [S-26]

Nasional : Presiden Harap Pertemuan Poznan Dorong "Bali Roadmap"

(www.antara.co.id, 12-09-2008)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan konferensi perubahan iklim yang akan berlangsung di Poznan, Polandia, Desember mendatang dapat mendorong proses negosiasi yang telah dirintis pada Peta Jalan Bali (Bali Roadmap).


"Kita harus memastikan proses untuk menghadapi perubahan iklim dalam jalur yang tepat untuk itu harus berkonsentrasi pada perkembangan yang akan terjadi di Poznan, Desember mendatang," kata Presiden Yudhoyono dalam "teleconference" dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk dan Perdana Menteri Denmark Anders Fogh Rasmussen di Istana Negara Jakarta, Jumat malam.

Presiden menambahkan, pengalaman konferensi di Bali dapat menjadi pelajaran penting untuk mengurangi celah dari berbagai kepentingan yang hadir dalam pertemuan tersebut.

"Kunci keberhasilan antara lain persiapan yang baik, komunikasi serta adanya kepemimpinan, dan saya yakin saat konferensi di Poznan, ketiga hal itu dapat terwujud," ujarnya.

Presiden menekankan meskipun proses negosiasi baru akan berlangsung pada Januari 2009 sehingga hanya ada empat pertemuan sejak konferensi di Bali, Desember 2007 lalu, namun dengan perhatian dan kerjasama yang dilakukan antara semua pihak, proses kesepakatan atas penanganan perubahan iklim bisa tercapai tanpa menunggu Januari 2009.

Pada bagian lainnya, Kepala Negara juga mengatakan bahwa negara berkembang harus mengambil inisiatif untuk melakukan stabilisasi dari efek gas rumah kaca dan memastikan tidak ada penundaan dari komitmen yang dihasilkan pada Protokol Kyoto.

"Kita harus melanjutkan usaha-usaha untuk membahas isu perubahan iklim dengan melibatkan para menteri di bidang perdagangan dan keuangan, pembiayaan global dan juga sistem perdagangan memegang peranan penting untuk menyadarkan publik tentang perlunya penanganan krisis iklim yang mulai terjadi," katanya.

Sementara itu Jurubicara Kepresidenan Dino Patti Djalal seusasi "teleconference" yang berlangsung lebih kurang satu jam itu mengatakan bahwa hal utama yang dibicarakan dalam pembicaraan paralel antara Sekjen PBB, Presiden Yudhoyono, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk dan Perdana Menteri Denmark Anders Fogh Rasmussen adalah bagaimana menjaga momentum yang dihasilkan dari pertemuan Bali berlanjut pada pertemuan di Poznan dan akhirnya di Kopenhagen pada 2009 mendatang.

"Ada kepedulian di kalangan pemimpin bahwa proses cukup tersendat sejak pertemuan di Bali, dan Presiden mengimbau agar proses ini berlanjut sehingga momentumnya tetap terjaga. Apa yang dirasakan Presiden Yudhoyono juga dirasakan yang lain," katanya.

Masih menurut Dino, Presiden juga mengemukakan ide bahwa proses konsultasi antara Sekjen PBB dengan Kepala Pemerintahan lebih diaktifkan agar mencapai tujuan yang diinginkan.

Menanggapi tentang pembicaraan teleconference yang berlangsung tertutup Dino mengatakan bahwa hal itu adalah bagian dari strategi pertemuan dan hasil dari pertemuan Jumat malam (12/9) itu akan dipublikasikan secara resmi oleh Sekjen PBB beberapa waktu mendatang.

Ketika ditanya apakah ada perhatian Presiden Yudhoyono tentang keterlibatan negara-negara maju dalam perundingan perubahan iklim, Dino mengatakan bahwa Kepala Negara mengimbau negara maju menepati komitmen sebagaimana yang selalu dituntut oleh negara berkembang dan dijanjikan oleh negara maju antara lain transfer teknologi dan pembiayaan.

Dino mengatakan, Indonesia juga mengharapkan keterlibatan AS lebih aktif dalam proses negosiasi pada pemerintahan baru mendatang siapapun presiden terpilih.(*)

Nasional : Sebagian LNG Tangguh untuk Domestik

(www.suarapembaruan.com, 12-09-2008)
[JAKARTA] Badan Pengatur Hulu (BP) Migas akan mengalihkan 300.000 metrik ton liqufied natural gas (LNG/ gas alam cair) Tangguh yang merupakan pengalihan (divert ion) volume LNG ke Sempra, Amerika Serikat.


"LNG ini akan memasok kebutuhan bahan bakar pa- brik pupuk Pupuk Iskandar Muda (PIM) atau Pupuk Kalimantan Timur (PKT)," ujar Deputi Finansial dan Ekonomi BP Migas Djoko Harsono di Jakarta, Kamis (11/8).

Namun, Djoko tidak menyebutkan volume pasokan dan harga jual LNG Tangguh ke dua perusahaan pupuk tersebut. Proses negosiasi harga masih berjalan dan belum mencapai keputusan.

Selain untuk dalam negeri, ada kemungkinan LNG dijual ke perusahaan migas PTT Thailand.

"Harga untuk dalam negeri bisa lebih murah dibandingkan ekspor," ujarnya.

Pemerintah berhak mengalihkan 50 persen dari volume ekspor LNG Tangguh ke Sempra jika harga dinilai tidak menguntungkan. Semula BP Migas telah meneken kontrak ekspor LNG Tangguh ke Sempra sebesar 3,6 juta metrik ton.

Akan tetapi, kemudian BP Migas mengalihkan ekspor dan berhasil menjual 1 juta metrik ton ke perusahaan gas Korea, Kogas dengan harga US$ 20 per mmbtu.

Kemudian, akan menjual 500 ribu metrik ton ke Tokyo Gas. Namun, diungkapkan Djoko harga masih dalam proses negosiasi. LNG Tangguh rencananya akan melaku- kan pengiriman pertama pada Januari 2009. Akan tetapi, BP Migas belum juga memutuskan kepada siapa pengiriman pertama LNG diberikan.

Ekspor LNG Tangguh termasuk proyek lapangan gas terbesar ketiga setelah Bontang dan Arun. Selain ke Sempra, LNG Tangguh memiliki komitmen kontrak penjualan ke Fujian, Tiongkok dan K-Power, Korea Selatan yang harganya sedang dinegosiasi ulang.

Tidak Murah

Saat ini pemerintah didesak untuk mengutamakan pemanfaatan gas alam ke dalam negeri. Namun, pemanfaatan gas alam ke dalam negeri diutarakan Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas terkendala oleh infrastruktur sehingga kebijakan pemerintah berorientasi ekspor. Kepala BPH Migas Tubagus Haryono mengatakan, dana pembangunan infrastruktur gas kota tidak murah. Apabila pembiayaan diserahkan kepada pemerintah daerah, pemerintah daerah tidak akan sanggup.

Pemerintah telah menganggarkan pembangunan gas kota sejak 2008 untuk sembilan kota, yaitu Lhokseumawe, Jambi, Prabumulih, Semarang, Samarinda, Balikpapan, Tarakan, Bontang, dan Sorong.

Sementara itu, fraksi-fraksi pendukung pemerintah tak merasa gentar dengan tantangan FPDIP DPR untuk menggelar debat terbuka soal LNG Tangguh guna menuntaskan tuduhan bahwa kontrak LNG Tangguh ke Provinsi Fujian, Tiongkok merugikan negara.

"Sebagai fraksi pendukung pemerintahan, FPD DPR tak merasa gentar dengan tantangan FPDI-P untuk melakukan debat terbuka, silakan saja," ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana.

Sedangkan, anggota Komisi I DPR dari FPG DPR Yorris Raweyai juga mendukung rencana renegoisasi ulang kontrak LNG Tangguh. "Sebagai wakil dari Papua, saya hanya memperjuangkan aspirasi rakyat yang menuntut pemerintah pusat bersikap adil," katanya. [DLS/M-6]

Jayapura : Membangun Tanpa Mengganggu Hutan Lorenz

(www.suarapembaruan.com, 12-09-2008)
[JAYAPURA] Kawasan Hutan Lorenz harus dijaga dan dilindungi. Untuk itu, dalam melaksanakan pembangunan di wilayah Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, dibutuhkan kearifan dan kebijakan yang mendukung sekaligus dapat menjaga kawasan hutan tersebut.


"Untuk itu, kami akan bekerja sama dengan pihak swasta merencanakan tata ruang wilayah di Kabupaten Nduga, agar ke depan tetap memperhatikan pembangunan yang lestari dan berkelanjutan, tanpa mengganggu kawasan hutan Lorenz," kata Bupati Nduga, Hans Maniagasi kepada SP, di Jayapura, baru-baru ini.

Dikatakan, dengan Undang-Undang Nomor 6/2008 tertanggal 4 Januari 2008, Kabupaten Nduga dibentuk bersama dengan beberapa kabupaten lain di Papua. Kabupaten ini memiliki 8 distrik dengan jumlah penduduk 73.696 jiwa.

Dia optimistis untuk ke depannya daerah ini akan maju, apalagi ibu kota kabupaten ini berada lebih dekat ke arah Kabupaten Asmat, terutama melalui sungai ke arah pantai. Untuk itu, dia akan melakukan koordinasi dalam pembangunan pelabuhan di sungai tersebut.

Wilayah Nduga sebenarnya merupakan pintu masuk ke Pegunungan Tengah Papua. Jika akses terbuka, maka seluruh pegunungan tengah Papua akan terbuka dari arah pantai melalui Kabupaten Nduga. Bermodal akses dekat dengan pantai ini, dia yakin ke depan Kabupaten Nduga akan menjadi daerah jasa, terutama dalam mendatangkan berbagai barang kebutuhan. Selain itu, Nduga juga merupakan daerah tu- juan wisatawan menuju ka-wasan pegunungan tengah Papua.

Dia mengaku saat ini tidak ada prasarana wilayah di kabupaten baru itu, mulai dari prasarana pendidikan, puskesmas, dan kantor distrik mulai rusak, sehingga tidak bisa digunakan, termasuk Kantor Distrik Keniam yang akan menjadi pusat ibukota kabupaten baru ini.

Pekerjaan ini tentu berat. Hampir semua sekolah di Kabupaten Nduga tidak jalan, karena guru banyak tinggal di kota, termasuk hanya ada 1 Sekolah Menengah Pertama di Distrik Yigi yang beroperasi dan memiliki sekitar 100 murid, namun gurunya hanya 1 orang, yang dibantu guru SD di daerah tersebut. Sedangkan, untuk SLTA tidak ada.

"Sementara kami tidak bisa bekerja di Keniam, karena tidak ada fasilitas sama sekali dan kantor distrik rusak berat, sehingga kami saat ini masih membuka kantor sekretariat di Wamena sambil mempersiapkan di sana," ujarnya.

Dia berjanji akan berupaya keras menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan tugas pokoknya dalam satu tahun, yakni mempersiapkan organisasi pemerintahan dan mekanisme pelaksanaannya, memfasiltasi pembentukan legislatif yang akan bersamaan dengan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden pada tahun 2009 dan menyiapkan pemilihan bupati definitif. [154]

Teminabuan : Kembangkan Hutan Lindung, Pemkab Gandeng Swasta

(www.radarsorong.com, 11-09-2008)
TEMINABUAN- Perencanaan pembangunan yang dilakukan oleh Pemkab Sorong Selatan dilaksanakan di berbagai sektor. Selain sektor kesehatan, pendidikan dan perekonomian juga pelaksanaan pembangunan di sektor kehutanan. Untuk sektor kehutanan, Pemkab Sorsel akan mengembangkan kawasan hutan lindung. Dalam pengembangannya, Pemkab berencana akan bekerja sama dengan pemerintah pusat maupun dengan pihak swasta dalam mengembangan potensi hutan lindung di Kabupaten Sorsel tersebut. Hal ini disampaikan Bupati Sorsel, Drs Otto Ihalauw kepada Radar Sorong belum lama ini.

Dikatakan, Pemkab Sorsel telah memprogramkan pelaksanaan pembangunan kawasan hutan lindung. Ada beberapa titik yang telah ditandai sebagai kawasan hutan lindung di Kabupaten Sorsel yang tentunya akan dilakukan kerjasama dengan beberapa pihak baik pemerintah pusat maupun dengen pihak sawsta.
Lebih lanjut dikatakan kawasan hutan lindung tersebut merupakan instruksi langsung dari Menteri Kehutanan untuk dilakukan pelestarian satwa-satwa yang ada. Apalagi daerah Kabupaten Sorsel memiliki luas wilayah yang sangat besar yang terbagi dalam 14 distrik. Dimana setiap distrik yang ada di Kabupaten Sorsel memiliki satu sampai lebih kawasan hutan lindung sehingga tidak bisa dilakukan penebangan atau aktifitas apapun di dalam kawasan hutan lindung tersebut.(mus)

Merauke : Diduga Ilegal, Ratusan Batang Papan Kayu Olahan Disita

(www.cenderawasihpos.com, 11-09-2008)
MERAUKE- Diduga ilegal, ratusan batang dan lembar papan kayu atau tepatnya sekitar 4 meter kubik kayu olahan berhasil disita petugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Merauke. Hal ini disampaikan Kabid Produksi dan Konservasi Hutan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Merauke Ir Freddy Latumahina.

Menurutnya, 4 meter kubik kayu olahan yang disita itu ditangkap Senin (8/9) sekitar pukul 00.30 WIT oleh petugas Pos Kehutanan di Kuprik Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, saat kayu tersebut sedang diangkut dengan mengggunakan truk.

Penangkapan dan penyitaan kayu olahan ini dilakukan karena Surat Keterangan Angkut Hasil Kayu Hutan (SKAHK) yang dikeluarkan oleh Dinas Kehutanan dan Kehutanan Kabupaten Merauke saat dicek ternyata sudah digunakan.

''Surat keterangan angkut tersebut dikeluarkan dan hanya 1 kali digunakan. Tidak boleh lebih dan kalau itu yang terjadi berarti sudah melanggar aturan karena hal tersebut sudah diterangkan dalam surat,'' jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (10/9) kemarin.

Sebenarnya, lanjut dia, surat keterangan angkut berdasarkan tanggal berlakunya masih berlaku. Karena surat itu dikeluarkan tanggal 6 September 2008 dan berlaku 2 hari mulai 7-8 September. Namun saat mengangkut kayu 1 kali dan melalui Pos pemeriksaan telah dimatikan oleh petugas dengan memberi cap dan tandatangan.

Freddy menjelaskan, surat izin tersebut diberikan kepada Marthen Saifullah yang memang memiliki ijin penebangan dan penangangkutan. Namun saat ditangkap, truk dikendarai bernama Asun. ''Jadi kita belum periksa keduanya, apakah kayu itu milik Marthen atau Asun. Karena waktu pengangkutan pertama, mobil tersebut dibawa sopir bernama Darmo sedangkan pegangkutan kedua saat ditangkap itu dibawa lagi oleh Asun,'' jelasnya.

Saat ditanyai petugas pada Pos pemeriksaan, sambung Freddy, Asun memberi keterangan kalau hanya sempat melihat tanggal surat izin tersebut yang masih berlaku. ''Jadi kalau itu kayu milik Marthen, siapa yang suruh saat itu mempergunakan surat izin itu dua kali. Kalau misalnya kayu itu milik Asun berarti yang bersangkutan selain menyalahi aturan izin tebang juga izin angkut. Tapi ini belum kita dapatkan karena Asun katanya lagi ke Jagebob,'' tambah Freddy. (ulo)

Jayapura : Anwar: Air Sulit Disuplai Karena Kemarau, Terkait Susahnya Mendapatkan Air Bersih di Sentani

(www.cenderawasihpos.com, 11-09-2008)
SENTANI-Menanggapi keluhan warga Sentani Kota, (Cepos,10/9) kemarin, tentang sulitnya air bersih akibat air PDAM yang jarang mengalir ditanggapi Kepala Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura Much Anwar.


"Kami terpaksa melakukan penggiliran suplai air bagi masyarakat Sentani, karena memang saat ini debit air sedang menurun, akibat musim kemarau yang terjadi saat ini," jelas Anwar saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (10/9).

Meski dilakukan penggiliran, namun pihaknya membantah jika pergiliran itu dilakukan hingga berhari-hari.
Pasalnya pembagian daerah pergiliran hanya dua tempat disepanjang Sentani yakni wilayah Sentani Kota dan wilayah pasar. Sehingga suplai air dilakukan terhitung 24 jam, Untuk pasar dan Sentani Kota yang berganti yang tergilir setiap harinya.

Hal ini terpaksa dilakukan PDAM karena memang saat ini terjadi penurunan debit air di bak penampungan, sehingga air menjadi kehilangan tekanan. Sebab jika dipaksakan mengaliri semua pelanggan maka kemungkinan ada pelanggan yang nanti tidak mendapat supali air. Untuk itulah maka pihaknya terpaksa melakukan pergiliran supali air bersih.

Namun Much Anwar mengatakan pula bahwa walaupun debit air saat ini berkurang, namun menurutnya diatas kertas debit air yang berada di bak penampungan sementara PDAM mampu untuk mengaliri seluruh pelanggan yang ada di Sentani.

Hanya saja kondisi untuk saat ini banyak pelanggan yang tidak menggunakan meteran air, sehingga terjadi kebocoran yang sangat besar sekali. Sebab kemungkinan ada pelanggan yang sudah tidak mempunyai meteran tidak mematikan air saat bak-bak penampungan telah penuh, sehingga air terus mengalir tanpa henti-hentinya.

Untuk itu saat ini pihaknya telah melakukan meterisasi bagi setiap pelanggan, agar mencegah terjadinya kebocoran. Diakuinya saat ini memang pihaknya tidak bisa melakukan meterisasi secara serempak karena keterbatasan cadangan financy, untuk itu pihaknya akan melakukannya secara bertahap.
Dikatakan pula jika nantinya ada pelanggan yang tidak mau rumahnya dipasang meter maka pihaknya tidak akan segan-segan melakukan penyegelan.(jim)

Merauke : Disnak-Satpol PP Akan Sidak Daging Ilegal

(www.cenderawasihpos.com, 11-09-2008)
GUNA memberikan perlindungan kepada konsumen untuk mendapatkan daging ASUH (aman, sehat, utuh dan halal), maka dalam waktu dekat ini Dinas Peternakan dan Kehewanan Kabupaten Merauke dengan melibatkan Satpol PP akan melakukan Sidak (Pemeriksaan mendadak) ke pasar-pasar atau tempat penjualan daging.

''Dalam waktu dekat kita akan kerjasama dengan Satpol PP untuk melakukan sidak daging ilegal,'' kata Kepala Dinas Peternakan dan Kehewanan Kabupaten Merauke Ir Bambang Dwiatmoko, ketika ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Menurut Bambang, Sidak yang akan dilakukan ini untuk melindungi konsumen agar mendapatkan daging yang benar-benar aman, sehat, utuh dan halan untuk dikonsumsi. ''Jadi tidak hanya aman, tapi daging itu sehat, utuh dan halal untuk dikonsumsi,'' jelasnya.
Selain sidak untuk daging illgel itu, lanjut dia, pihaknya juga akan melakukan pemantauan stok dan harga berbagai kebutuhan komunitas peternakan di bulan puasa dan pada saat menjelang lebaran mendatang. ''Kita sudah mengambil langkah-langkah dengan melakukan pertemuan dengan para pedagang atau pemasok dari luar ke Merauke,'' jelasnya.

Disinggung stok telur yang sampai saat ini pasokannya masih diawasi langsung oleh Dinas Peternakan dengan system kuota, Mantan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Merauke ini mengakui konsumsi telur di Merauke terus mengalami peningkatan terutama pada saat menjelang hari keagamaan seperti bulan puasa dan menjelang lebaran nanti. Namun hal itu sudah diantipasi pihaknya dengan pengadaan stok.

Meski kebutuhan meningkat, namun menurut Bambang, untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak terlalu memasok telur dari luar sebanyak tahun-tahun lalu. ''Karena telur hasil produksi peternak lokal kita sudah mulai meningkat sekitar 20 persen. Jadi itu yang akan menutupi peningkatan kebutuhan konsumsi saat bulan puasa dan menjelang lebaran nanti,'' katanya. (ulo)

11 September 2008

Jayapura : Masyarakat Sentani Kota Kesulitan Air Bersih, Terpaksa Manfaatkan Air Sungai

(www.cenderawasihpos.com, 10-09-2008)
SENTANI-Sulitnya mendapatkan air bersih selama beberapa minggu terakhir ini dikeluhkan oleh warga RT 02,RW II, Distrik Sentani Kota. Pasalnya, air PDAM yang merupakan satu-satunya yang mensuplay air bersih kepada warga sering sekali tak mengalir.

"Karena air PDAM jarang mengalir, kami terpaksa mengambil air dari sungai dengan berjalan cukup jauh. Saya betul-betul kecewa dengan pelayanan PDAM," jelas Ny. Alfrida saat sedang mengambil air di salah satu sungai dekat rumahnya di Sentani.

Menurutnya, dia juga heran air PDAM tidak mengalir, padahal tiap bulan dirinya rutin membayar. "Saya sangat heran sekali dengan pelayanan PDAM saat ini, padahal setiap bulan saya rutin membayar tagihan air bersih," ujarnya.

Jika mereka (PDAM red) mempunyai problem terkait fasilitas instalasi air bersih bagi masyarakat mestinya dibeberkan di media, agar masyarakat bisa memaklumi permasalahan yang mereka hadapi.
Namun jika terlihat vakum seperti begini justru masyarakat bertanya-tanya bahkan perusahaan yang menangani air bersih itu tidak luput dari caci maki warga. Apalagi keluhan ini tersuarakan dari warga kota yang berdomisili tidak jauh dari sumber air.

Sementara salah seorang IRT lagi bernama Else Wally mengatakan bahwa pipa PDAM yang tersambung ke rumahnya kadang mengalir hanya sehari, dan macet lagi hingga 2 sampai 3 hari. Dengan kondisi seperti itu, dirinya bersama kelompok IRT lainnya terpaksa memanfaatkan air sungai yang berada di belakang rumahnya untuk mencuci dan mandi.

Namun sayang air sungai tersebut sudah sangat tercemar, pasalnya disepanjang aliran sungai tersebut terdapat puluhan kandang babi, yang mempunyai pembuangan ke aliran sungai tersebut. Bukan hanya itu saja, beberapa warga masyarakat juga membuang limbah rumah tanggah dan toiletnya ke aliran sungai tersebut.(jim)

10 September 2008

Jayapura : Wajar, Kontrak LNG Tangguh Direvisi

(www.cenderawasihpos.com, 09-09-2008)
JAYAPURA-Sinyalemen Kamar Dagang dan Industri (Kadin) tentang adanya 50 di antara 70 kontrak ekspor gas alam cair (LNG) yang diteken sejak awal 2000 berpotensi merugikan negara, sehingga harus direnegosiasi ulang, tak luput dari perhatian Menteri Kelautan dan Perikanan, Laksamana (purn) Fredy Numberi. Bahkan Numberi atas nama pemerintah tidak dapat memungkiri kenyataan tersebut.
"Pemerintah Pusat menilai adanya aspek kerugian yang diderita oleh negara saat diberikan kontrak tersebut dengan didasarkan kepada harga LNG yang naik dan beberapa pertimbangan lainnya,"ungkapnya kepada wartawan, di sela-sela pembukaan Temu Ilmiah Persatuan Mahasiswa Tehnik Indonesia (PTMI) dan Musyawarah Nasional VIII, di Aula Fakultas Ekonomi Uncen, Waena Senin (8/9)

Dijelaskan, dengan harga minyak dunia yang terus meningkat, karakter pasar LNG cenderung naik penggunannya. "Harga minyak yang mahal mendorong banyak negara menyubstitusi sebagian kebutuhan bahan bakarnya ke gas, termasuk negara konsumen LNG dari Indonesia. Karena itu, renegosiasi sangat beralasan," katanya.

Kembali ia mengatakan, selain menghindari potensi kerugian negara, renegosiasi kontrak LNG dapat memperkuat likuiditas pemerintah. Harapannya, permasalahan ini tidaklah menjadi prokontra oleh masyarakat banyak, karena semata-mata untuk kepentingan masyarakat. "Kita kepingin dalam konteks pembicaraan pembagunan perekonomian bangsa dan menguntungkan bangsa haruslah kita berbicara dengan baik-baik diperbaiki," tambahnya.

Lanjutnya, pihaknya juga yakin bahwa dari LNG tangguh sendiri akan mau diajak bicara mengenai perbaikan tersebut. Itu semua semata harus dilandasi asumsi/kontribusi ke masa depan Papua dalam mendapatkan hasilnya.

Ia juga berpesan agar pihak pemerintah daerah tidak mengkotak-kotaknya, sehingga ada asumsi bahwa gas alam tangguh untuk Papua Barat dan Freeport untuk Papua. "Tidak bisa kita membangun negeri ini dengan cara mengkotak-kotakkan perusahaannya. Itu semua harus di-share ke seluruh tanah Papua, supaya semuanya dapat merasakan dan menerapkannya ke bidang pendidikan, perekonomian, kesehatan," tegasnya.

Dan semua itu, lanjut Numberi, Presiden SBY sendiri sudah memberikan concern (perhatian.red) kepada seluruh wilayah Papua dengan membikin program kemajuan kedepan, seperti halnya peningkatan pendidikan, peningkatan gizi/ kesehatan, peningkatan perekonomian Papua melalui cara dana yang memadai dari pemerintah. "Pemerintah Pusat berkeinginan kepada pengusuha yang ada di Papua itu hanya memberikan bantuan kepada salah satu daerah konsesi (pemilik wilayah.red) saja akan tetapi harus semua daerah (overall.red) ikut merasakannya," tandasnya.
Sehingga nantinya akan terjadi komunikasi yang terjalin dengan baik dari para anak-anak negeri Papua. Mereka merasakan dari bagian Tangguh ataupun Freeport dan beberapa perusahaan yang akan melakukan penanaman modal di tanah Papua.

Numberi menegaskan bahwa Presiden sudah memberikan arahan dan wapres sendiri telah mendorongnya, untuk tangguh melakukan perbaikan kontrak adalah kegiatan positif supaya kita semua mendapatkan hal yang terbaik.

Menyoal mengenai ilegal fishing yang ada di Indonesia, Menteri ini berkata bahwa pihaknya telah melakukan penghapusan izin terhadap izin kurang lebih 1600 perusahaan. "Kami konsen kepada pemberian izin kepada 400 perusahaan industri saja, sehingga peningkatan ekonomi terhadap masyarakat di sekitar perusahaan tersebut juga naik," jelasnya menjawab pertanyaan masih adakah ilegal fishing di Indonesia.

Sekedar diketahui, Temu Ilmiah Persatuan Mahasiswa Tehnik Indonesia (PTMI) dan Musyawarah Nasional VIII ini juga dihadiri Gubernur Papua, Barnabas Suebu, SH dan beberapa Anggota Muspida Provinsi Papua, seperti Wakapolda Papua, Brigjen Pol Prasetyo, Danlantamal X, Brigjen TNI (Mar) Giyarto, serta beberapa dekan fakultas yang ada di Uncen.

Dalam kesempatan ini, Gubernur Papua, mengajak secara pribadi para peserta temu ilmiah dan Munas ke VIII PTMI untuk makan malam sebelum acara penutupan Munas tersebut di gedung negara.
Sementara itu, Apolo Safanpo, ST, MT Penanggung Jawab kegiatan yang juga pembantu dekan III Fakultas Tehnik Uncen mengatakan pihaknya sangat bangga atas berlangsungnya pembukaan kegiatan tersebut dengan baik.(ind)

Nasional : Pabrik Biofuel Pertama Berbahan Tetes Tebu Dibuka di Gresik

(www.kompas.com, 09-09-2008)
SURABAYA, SELASA - Dalam rangka penyediaan energi alternatif terbarukan, PT Rajawali Nasional Indonesia bekerjasama dengan PT Choi Biofuel mendirikan industri biofuel pertama di Indonesia. Bahan baku utama industri biofuel ini berasal dari limbah tebu atau tetes.

Pembangunan pabrik biofuel berkapasitas 50.000 kilo liter per tahun tersebut akan dilaksanakan di Kabupaten Gresik di atas lahan tanah seluas enam hektar. Diperkirakan, pabrik bahan bakar alternatif tersebut membutuhkan sekitar 150.000 ton limbah pabrik gula per tahun.

Selama ini industri MSG memanfaatkan sekitar 60 persen mulasis sebagai bahan baku. "Namun, tahun demi tahun pabrik MSG diperkirakan akan terus berkurang karena orang mulai menyadari bahaya MSG," kata G.H. Choi CEO Odicorp, salah satu pemegang saham PT Choi Biofuel, Selasa (9/9) di Surabaya.

Menurut Choi, di beberapa negara seperti Jepang dan Korea, industri MSG berbahan baku tetes tebu sudah berhenti total. Karena itu, ke depan persediaan bahan baku limbah tebu untuk memproduksi bahan bakar alternatif dipastikan akan mencukupi.

Nilai investasi dari pabrik biofuel ini berkisar 36.000 US dollar. Pembangunan industri energi alternatif tersebut diperkirakan selesai pertengahan tahun 2010. Seluruh bahan baku industri biofuel akan disuplai PT Rajawali Nusantara Indonesia.