Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

31 January 2008

Sentani : Polres Amankan 7 Truk Kayu Olahan, Diduga Tidak Memiliki Dokumen Lengkap

(www.cenderawasihpos.com, 30 Januari 2007)
SENTANI-Diduga tidak memiliki dokumen lengkap tentang perizinan pengolahan dan penjulalan kayu, 7 truk yang bermutan kayu olahan diamankan oleh Polres Jayapura di pertigaan Kemiri, Sentani, sekitar pukul 24.00, Senin (29/1). Adapun 7 truk yang sempat ditahan masing-masing dengan nomor polisi DS 9794 A, DS 9902 JK, AB 9009 JB, W 9299 UM, DS 9315 AB, DS 9189 A, DS 8192 UA. Ketujuh truk tersebut memuat kayu olahan dari Lereh dan Taja berkisar antara 5-6 kubik kayu olahan.

Polisi juga menahan 9 orang yang diduga terlibat dalam aksi pemuatan kayu tanpa dokumen tersebut, masing-masing Yosep, Agustinus, Sukni, Pajar, Wahyudi, Ade Sarmili, Risal, Iwan Jaya dan Iran.
Kapolres Jayapura saat dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim Polres Jayapura AKP Michael Irwan Thamsil SIK mengatakan, kejadian tersebut berawal saat petugas menerima adanya laporan warga yang mengatakan jika ada truk yang membawa kayu hasil olahan tanpa memiliki dokumen yang lengkap.
Mendapat laporan tersebut maka petugas langsung melakukan patroli dan hasilnya sekitar pukul 24.00 WIT petugas berhasil menahan 3 truk dan menggiringnya ke Mako Polres. Berselang beberapa jam kemudian, polisi berhasil menahan 4 unit truk lagi.

Kasat menambahkan pula untuk sementara 9 pelaku tersebut kami tahan untuk kepentingan penyidikan selanjutnya. Menurut Kasat, jika terbukti maka kesembilan pelaku tersebut dapat dijerat Undang-Undang RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara. (cr-150).

Sentani : Hari ini Komisi B Tinjau Lokasi Pertambangan di Depapre

(www.cenderawasihpos.com, 30 Januari 2007)
SENTANI-Menindaklanjuti aspirasi dari sejumlah tokoh pemuda dari Tablasupa, Distrik Depapre, tentang perusahaan SIP (Sinar Indah Persada) yang akan melakukan eksploitasi Nikel diwilayah Depapre yang dinilai menyalahi kesepakatan, maka hari ini (30/1). Komisi B DPRD Kabupaten Jayapura akan turun ke lokasi pertambangan tersebut.

Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Jayapura yang membidangi anggaran dan pembangunan, Yusak Andato.SE mengatakan akan mengecek langsung ke lokasi pertambangan sekaligus dengar pendapat dengan masyarakat soal rencana pembangunan tambang tersebut.
"Hari ini kami akan turun langsung ke lokasi untuk melihat sejauhmana rencana tersebut, lalu melakukan dengar pendapat dengan warga setempat dengan melibatkan kepala suku tentunya," tutur Yusak.

Turun ke lapangan (Turlap) ini dilakukan karena ada nada protes dari masyarakat sekitar yang menanyakan soal izin pembangunan karena merasa belum ada pemberitahuan ataupun sosialisasi kepada masyarakat langsung.

"Kami hanya mencegah terjadinya cles (gesekan) dilapangan antara warga dengan pengembangnya," tambah Yusak.Karena menurutnya selain pertanyaan izin yang disampaikan, warga juga sempat menyuarakan bahwa akan mengambil tindakan sendiri jika tidak mendapat penjelasan langsung dari pemerintah maupun perusahaan.

Dari dengar pendapat tersebut Yusak menjelaskan pihaknya sendiri belum mengetahui apakah pemerintah telah melakukan sosialisasi tentang rencana dibukanya pertambangan ini atau tidak karena itu sekembalinya dari sana apa yang telah menjadi kesepakatan akan disampaikan kepada pemerintah untuk menjadi pertimbangan.(ade)

Jayapura : Potensi Sagu Jayapura Belum Diperhitungkan Keberadaannya

(www.cenderawasihpos.com, 30-01-2008)
Jayapura
, Keinginan memajukan daerah selalu ada pada masing-masing kita, namun keputusan yang diambil untuk membangun terkadang hanya meninggalkan cerita sedih dan air mata.
Tidak sedikit dusun sagu yang hanya tinggal cerita, karena telah ditumbuhi banyak gedung besar. Sisa-sisa pohon sagu masih dapat kita jumpai juga di tepi jalan utama ketika menyusuri ruas jalan Kabupaten Jayapura, yang memasuki Sentani - Depapre dan Genyem.

Sagu dikenal sebagai bahan makan pokok sebagian suku-suku asli di Jayapura, dalam acara penting Papeda (bubur dari tepung sagu, red) merupakan salah satu menu khusus yang disajikan. Beberapa restaurant (rumah makan) terkadang menyiapkan Papeda sebagai tawaran menunya. Selain itu bagi industri makanan dan kue dalam skala Home Industry (Industri Rumah Tangga) di Jayapura menggunakan sagu sebagai bahan dasar dalam usahanya.

Kebutuhan Sagu untuk Jayapura dapat dipenuhi, dari kampung-kampung yang tersebar di sekitar Kabupaten Jayapura, diantaranya Maribu, Depapre, Kemtuk, Kemtuk Gresi dan Genyem.

Namun bila kita membaca Buku Jayapura Dalam Angka 2002 (BPS, 2002 ) yang diterbitkan oleh Pemda Kabupaten Jayapura data Sagu ternyata tidak terekam. Hal ini cukup mengejutkan dan mengundang pertanyaan apakah sagu belum dianggap sebagai potensi yang punya nilai komoditi atau karena kemampuan produksinya masih dalam skala kecil sehingga Pemkab Jayapura sendiri belum melirik potensi ini untuk dikembangkan ?
Padahal, Kabupaten Jayapura dalam prioritas pembangunan pada wilayah pembangunan I (satu) dan II (dua), juga diarahkan pada sektor perdagangan, industri, pariwisata dan pertanian tanaman pangan. Ketika sagu ditempatkan sebagai salah satu komoditas, maka sagu pun diharapkan turut memberi kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemkab Jayapura.

Untuk mendorong pemanfaatan potensi sagu yang ada, semua berpulang pada itikad baik Pemkab Jayapura. Yang mana para penghasil sagu di kampung-kampung perlu diberdayakan sebab potensinya ada di kampung. Beberapa tokoh di kampung Maribu, meminta perhatian Pemkab agar selain menyediakan mesin pemarut sagu untuk mengurangi beban kerja, perlu juga dukungan lain berupa perlindungan dengan aturan, agar adanya bentuk keadilan dalam perdagangan (jual - beli) sagu, mulai dari Produsen - Penadah sampai kepada Konsumen.

Harapan ini tidaklah berlebihan sebab di Maribu, masih ada penghasil tepung sagu yang mengandalkan tekhnologi tradisionalnya untuk menokok sagu. Dari pengalaman mereka, dalam tempo satu minggu penokokan sagu secara tradisional hanya mampu menghasilkan rata-rata 4 - 6 karung tepung sagu dengan kemampuan muat 25 kg (100 - 150 kg, tepung sagu basah).

Memang tak dapat disangkali, dari sisi waktu, banyak hari yang dibutuhkan tetapi dari segi kwalitas dan jumlah tepung yang dihasilkan, pengolahan secara tradisional jauh lebih baik. Tetapi, harga beli rata-rata sama yaitu antara Rp. 80.000,- sampai Rp. 100.000,- . Dari hasil penjualan sagu, biasanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi lainnya termasuk biaya kesehatan dan menyekolahkan anak.
Perda Pemda Jayapura No. 3 tahun 2000 tentang Pelestarian Kawasan Hutan Sagu yang telah diterbitkan, mengapa tidak dijadikan sebagai salah satu acuan membangun daerah khususnya sektor per-sagu-an, sebab pada Bab IV yang membahas Pemanfaatan dan Pengelolaan pada pasal 6 (1) dengan jelas menyebutkan "Hutan sagu dapat dijadikan sebagai obyek wisata dan atau obyek penelitian", sesungguhnya sagu mempunyai sisi nilai ekonomis lain selain untuk konsumsi rumah tangga dan industri rumah tangga. Potensi tersedia, kapasitas dimiliki, fasilitas ada, ... tunggu apa lagi? (tin)

30 January 2008

Sentani : Curah Hujan Tinggi, Waspadai Longsor

(www.cenderawasihpos.com, 29 Januari 2008)
SENTANI-Tingginya curah hujan akhir-akhir ini ternyata menimbulkan kekhawatiran tersendiri dikalangan masyarakat di Kabupaten Jayapura akan terjadinya longsor. Kekhawatiran yang sama diungkapkan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Jayapura, Amos Hokoyoku.
Amos mengungkapkan dengan tingginya curah hujan tersebut tidak menutup kemungkinan akan terjadi tanah longsor.Ini berhubungan dengan luasnya lahan kritis di Kabupaten Jayapura yang mencapai ribuan hektar.

"Yang jelas jika terjadi hujan deras yang intensitasnya tinggi maka dilokasi lahan kritis akan terjadi pengikisan tanah akibat resapan tanah tidak berfungsi dengan baik.Dari itu bisa, menimbulkan tanah longsor maupun banjir," tuturnya kepada Cenderawasih Pos kemarin.
Diakui jika masyarakat yang tinggal dipinggiran lokasi lahan kritis maupun dipinggiran lereng gunung tidak mau mengindahkan himbauan tentang pelestarian alam, maka tidak menutup kemungkinan bisa berakibat fatal. Untuk itu dirinya meminta kepada masyarakat yang selama ini tinggal disekitar lokasi cagar alam Cyclop untuk tidak lagi membuat rumah maupun membentuk pemukiman di lereng Cyclop karena dapat menimbulkan pengikisan tanah akibat pembukaan lahan tanpa mengkaji dampak lingkungannya.

Dari data yang dimiliki jumlah penduduk yang tinggal dilokasi lahan kritis yang tersebar diseluruh lokasi jumlahnya tidak sedikit yakni mencapai 5000 jiwa.Jika tidak dipaswadai maka Amos menggambarkan bisa terjadi musibah. "Curah hujan ini harus diwaspadai dan tidak hanya itu masayarakat juga kami minta untuk menghentikan melakukana pembukaan lahan-lahan perkebunan baru karena dampaknya sangat berpengaruh tidak hanya sepihak melainkan dapat merugikan masyarakat lain," tandasnya.(ade)

25 January 2008

Manca Negara : Paris : Kutub Utara Kehilangan Es Seluas 10 Kali Pulau Jawa

(www.kompas.com, 24-01-2008)
PARIS, KAMIS
- Sepanjang dua tahun terakhir, wilayah Arktik di Kutub Utara kehilangan lapisan es seluas dua kali wilayah Prancis atau sepuluh kali luas Pulau Jawa. Demikian hasil pengukuran yang dilakukan National Centre for Scientific Research (CNRS) yang berbasis di Paris, Prancis.

Pada pengukuran yang dilakukan pada September 2007, lapisan es di Arktik hanya seluas 4,13 kilometer persegi atau turun dari 5,3 kilometer persegi dari setahun sebelumnya. Artinya, lapisan es yang hilang mencapai 1,17 kilometer persegi. Luas Pulau Jawa sendiri sekitar 130.000 kilometer persegi.

"Tahun 2008 menjadi tahun kritis bagi setiap tingkatan, pelelahan ini mencapai jutaan berikutnya pada musim panas tahun 2008," kata Jean-Claude Gascard, direktur lembaga tersebut seperti dikutip dari AFP, Kamis (24/1). Gascard memimpin misi ekspedisi ilmiah Damocles menggunakan kapal Tara untuk menjelajahi Perairan Arktik selama 16 bulan berturut-turut.

Hampir seluruh wilayah Arktik mengalami pengurangan terus-menerus. Dalam 20 tahun terakhir, sudah 40 persen lapisan yang meleleh dengan rata-rata dari 1,5 meter hingga tiga meter.

Kenaikan suhu atmosfer yang membuat musim panas lebih menyengat menjadi biang semakain cepatnya pelelahan lapisan es di Arktik. Para peneliti mencatat suhu udara sudah mencapai 10 derajat Celcius pada ketinggian antara 500 hingga 1000 meter.

Bahkan, pada musim panas 2007, wilayah Northwest Passage, untuk pertama kalinya menjadin perairan terbuka. Padahal, wilayah tersebut dikenal sebagai daratan es yang senantiasa menghubungkan Eropa dan Asia sejak pengamatan dilakukan pada tahun 1978. Kementrian Lingkungan Kanada mengatakan kondisi tersebut berlangsung lima minggu dan sempat dilalui 100 kapal.(AFP/WAH)

23 January 2008

Sentani : Lahan Kritis di Kab.Jayapura Capai Ribuan Hektar

(www.cenderawasihpos.com, 22-01-2008)
SENTANI-Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Jayapura, Ir Amos Hokoyoku mengatakan, lahan kritis di wilayah Kabupaten Jayapura yang terjadi karena faktor alam maupun akibat campur tangan manusia sudah cukup memprihatinkan, mengingat lokasinya sudah mencapai ribuan hektar."Cukup ironis memang karena sudah mencapai ribuan hektar," singkat Amos saat ditemui diruang kerjanya, Senin (21/1)Data yang disampaikan untuk Kabupaten Jayapura luas lahan kritis berjumlah 236.459 Ha, untuk cagar alam Cyclops mencapai 9374 Ha, didalam kawasan cagar alam seluas 2703 Ha dan kawasan penyangga seluas 6771 Ha.

Dua hal yang menurutnya sebagai penyebab timbulnya lahan kritis yakni pembukaan lahan tanpa timbal balik dengan penanaman kembali dan pengambilan material (batu) dimana menyebabkan pengikisan tanah dan menutup pori-pori tanah hingga merusak fungsi penyerapan air.Untuk wilayah Sentani lokasi yang paling parah menurut Amos Hokoyoku adalah kawasan cagar alam Cyclop dan pinggiran danau Sentani."Di Sentani (termasuk Distrik Ebungfau) sudah mencapai 7964 Ha, Distrik Sentani Barat 11.621 Ha dan Sentani Timur 8580 Ha tetapi langkah-langkah pencegahan juga telah kami lakukan," lanjut Amos.

Dikatakan bentuk pencegahan tersebut berupa penghijauan disekitar kawasan penyangga serta membentuk petugas satuan tugas (Satgas) yang berjumlah 60 orang dengan peran melakukan penjagaan (pengamanan) serta menertibkan mereka yang melakukan pengikisan lahan."Tugas ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah melainkan semua pihak. Untuk itu peran masyarakat untuk ikut menjaga serta melestarikan hutan sangat mendukung terciptanya iklim yang sehat dan kualitas hutan yang bagus," tandasnya.(ade)

Merauke : Tahun ini, Dolog Merauke Targetkan Beli 15.000 Ton Beras Petani

(www.cenderawasihpos.com, 22-01-2008)
MERAUKE- Sepanjang tahun 2008, Perum Bulog Sub Devisi Regional Merauke akan menargetkan pembelian beras dari petani sebanyak 15.000 ton. Rencana tersebut merupakan yang tertinggi ditargetkan pihak Bulog Merauke selama ini.Tentang rencana itu, diungkapkan Kepala Bulog Merauke Sub evri Merauke Drs. H Yurianto, kepada Cenderawasih Pos, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (21/1) kemarin.Menurut Yurianto, dengan rencana pembelian beras lokal itu, pihaknya pada tahun ini tidak mempunyai rencana untuk mendatangkan beras dari luar.

Target pembelian sebanyak 15.000 ton itu dengan melihat realisasi pembelian beras dari petani Merauke yang telah mencapai 12.500 ton.‘’Realisasi tersebut mengalami over target yang sebelumnya hanya direncanakan 5.000 ton dengan melihat kondisi yang ada. Namun sampai akhir Desember 2007, ternyata kita mampu membeli beras petani sebanyak 12.500 ton atau terjadi peningkatan 2 kali lipat dibanding pengadaan tahun 2006,’’ jelasnya. jelas Mantan Kadolog Sorong ini menjelaskan, Penyerapan yang lebih baik di tahun 2007 itu dikarenakan cuaca yang cukup baik disamping aktivitas penyerapan yang lebih aktif dilakukan pihaknya. ‘’Dari segi kualitas, umumnya bagus. Kita berharap tahun ini dan seterusnya dapat dipertahankan bahkan bisa ditingkatkan lagi,’’ harapnya. Disinggung soal stok, Yurianto mengungkapkan, terhitung 1 Januari jumlah stok yang dimiliki pihaknya sebanyak 7.144 ton. Jumlah tersebut bisa bertahan hingga 5,3 bulan kedepan.‘’Kondisi tersebut aman terutama dalam menghadapi musim paceklik. Ketersediaan stok yang cukup aman ini juga dapat memberikan sterisasi harga beras di Kabupaten Merauke. Harga beras preminiumpun sampai hari ini masih berkisar Rp 4.500 perkilonya,’’ tambahnya. (ulo)

22 January 2008

Sarmi : Dongkrak Ekonomi Warga, Bupati Galakkan Tanam Kakao

(www.cenderawasihpos.com, 21-01-2008)
SARMI-Untuk mendongkrak ekonomi masyarakat Lokal di Kabupaten Sarmi, salah satu program yang dilakukan oleh Bupati Kabupaten Sarmi Drs Eduard Fonataba adalah melalui Program gerakan dan pemberdayaan masyakarat (GERBANG SARMIKU), dimana Pemerintah daerah memfasilitasi masyarakat Lokal, dengan menyediakan fasilitas seperti bibit Kakao dan bibit pisang raja, serta Mangga Golek.Dalam program tersebut, setiap kepala keluarga (KK) diwajibkan untuk menanam tanaman-tanaman tersebut sebagai Home Industry.“

Kami sudah menyediakan rumah bagi masyarakat Lokal, sebagai penunjang ekonomi, kami terus gerakan setiap KK untuk menanam 500 pohon Kakao, serta 25 Pisang Raja, serta 5 pohon Mangga. Jika berhasil, kelak bisa mendongkrak pendapatan rumah tangga mereka,”kata Bupati saat berbincang dengan wartawan di kediamannya, usai acara Tost 2007/2008, belum lama ini.Bupati Fonataba menambahkan, jika satu KK sudah berhasil menanamkan tanaman-tanaman seperti yang diprogramkan, maka dirinya menargetkan, di tahun 2015, setiap masyarakat lokal di Kabupaten Sarmi sedikit-demisediit tingkat kesejahteraannya meningkat. Sehingga kelak tingkat kemiskinan di Kabupaten Sarmi berkurang.“ Kami akan terus menggalakan budaya tanam Kakao, pisang Raja dan Mangga golek di tahun 2008, sebagai salah satu cara untuk mendokrak ekonomi rakyat Sarmi, terutama masyarakat Lokal,”katanya.(cak)

Tips dan Trik : Penelitian: Perempuan Hamil Sebaiknya Stop Minum Kopi

(www.antara.co.id , 21-01-2008)
Jakarta (ANTARA News) - Perempuan yang sedang hamil harus secara serius mempertimbangkan saran "berpuasa" minum kopi, setelah penelitian terbaru menyebutkan bahwa konsumsi kafein - bahkan dalam taraf yang moderat - bisa meningkatkan potensi terjadinya keguguran kehamilan.Badan Standar Makanan Inggris pernah menetapkan batas konsumsi kopi perempuan hamil adalah 300 mg atau sekitar empat cangkir per hari.Namun kemudian sebuah penelitian di Amerika mendapati bahwa 200 mg kafein membuat resiko keguguran dua kali lebih besar dibandingkan resiko perempuan yang tidak menyeruput kopi.Seperti dikutip ANTARA News dari siaran resmi lembaga penelitian Kaiser Permanente, zat kafein tiap harinya dikonsumsi oleh perempuan hamil.

Zat itu banyak terdapat di kopi, teh, soda, dan coklat hangat. Penelitian ini mencari keterkaitan langsung antara ciri-ciri kehamilan seperti mual, muntah, dan keogahan semasa hamil dengan dampak langsung seperti keguguran kehamilan.Menurut ketua tim peneliti, De-Kun Li, MD, Ph.D., penelitian ini mengamati pola konsumsi kafein 1.063 perempuan hamil di San Francisco, mulai Oktober 1996 hingga Oktober 1998.Perempuan yang tidak mengubah pola konsumsinya, yakni 200 mg atau lebih per hari, ternyata punya peluang dua kali lebih besar untuk keguguran daripada mereka yang tidak mengkonsumsi kafein.Sementara perempuan yang cuma meminum kurang dari 200 mg (2 cangkir kopi) sehari berpotensi keguguran 40 persen lebih tinggi dibanding mereka yang sama sekali tidak mengasup kafein.Inti dari hasil penelitian ini adalah bahwa perempuan hamil seharusnya berhenti mengkonsumsi kafein selama kehamilan, karena penelitian sudah membuktikan ada kaitan langsung dan kuat antara konsumsi kafein dengan resiko keguguran, kata Li.

Mengapa kafein berbahaya buat perempuan hamil?Jawabannya adalah bahwa kafein bisa menembus dinding plasenta dan masuk ke tubuh janin. Sementara itu janin kesulitan mengolah kafein akibat keterbatasan kemampuan metabolisme janin.Kafein juga sangat berbahaya bagi keselamatan janin karena zat ini mempengaruhi perkembangan sel, menghambat arus darah di tali pusat, sehingga ujungnya bisa berakhir fatal karena proses pembangunan janin yang tidak sempurna.(*)

21 January 2008

Biak : Produksi Bibit Rumput Laut di Biak Mencapai 5 Ton

(www.cenderawasihpos.com, 21 Januari 2008)
BIAK-Potensi budidaya rumut laut di Kabupaten Biak Numfor nampaknya sangat menjanjikan untuk dikembangkan. Itu dapat dilihat dari dari budidaya rumput laut yang dilakukan masyarakat selama ini, meskipun belum lama namun sudah mengasilkan 5 ton. Jumlah sebanyak itu masih difokuskan untuk bibit dan telah disuplai ke Kabupaten Yapen dan Supiori.Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Biak Numfor, Daniel Bonsafia, mengungkapkan budidaya rumput laut yang dilakukan oleh masyarakat masih terfokus untuk kebun bibit. Hal itu sangat penting sebagai suplai bibit rumput laut ke sejumlah kabupaten lainnya yang ada di Papua.“Budidaya rumput laut yang kami lakukan selama ini masih terfokus pada penyedian bibit, dan kami telah menghasilkansekitar 5 ton bibit.

Untuk 5 ton bibit ini kamu suplai ke Kabupaten Yapen dan Supiori,” ujarnya kepada Cenderawasih Pos belum alama ini.Menurutnya, dalam pengelolaan budidaya rumput laut ini pihaknya telah membentuk 80 kelompok. Setiap kelompok diberikan bantuan sebesar Rp 20 juta untuk menjalankan usaha budidaya rumput lautnya tersebut. Merekapun (kelompok) terus mendapat bimbingan dan pendampingan perugas lapangan Dinas Peternakan Kabupaten Biak Numfor.Selain budidaya rumput laut, pengembangan ekonomi kerakyatan sektor perikanan ini juga dikembangkan budidaya keramba. Untuk budidaya ikan keramba ini lebih banyak terfokus di wilayah kepualaun Padaedo. “Kami berupaya mengembangkan setiap potensi yang ada, khususnya untuk budidaya rumput laut dan keramba,” tandas Bonsafia.(ito)

19 January 2008

Sentani : Diduga Ilegal, 6 Kubik Kayu Olahan Disita

(www.cenderawasihpos.com, 19 Januari 2008)
SENTANI-Diduga tidak memiliki dokumen lengkap alias ilegal, sebanyak 6 kubik katu olahan yang akan di bawa ke Jayapura dari Kampung Skori, disita petugas Polres Jayapura, Jumat (18/1). Selain menyita kayu, seorang pria bernama Hardono juga ikut diamankan. Berdasarkan hasil pemeriksaan petugas, kasus ini berawal ketika pelaku membawa kayu hasil olahan dari Kampung Skory dan hendak menjualnya di sejumlah somel yang berada di Jayapura. Namun sesampainya di Kemiri, Sentani truk yang dipakai untuk mebawa kayu tersebut langsung dihentikan oleh petugas yang sudah mencurigai keberadaan truk tersebut.Handono alias Aco sopir yang mengendarai truk tersebut langsung dihentikan oleh petugas, setelah memeriksa dokumen izin penjulalan kayu hasil olahan tersebut, ternyata pelaku tidak memilikinya, maka saat itujuga pelaku bersama barang bukti langsung digiring ke Mako Polres Jayapura untuk mempertanggungjawabkan perbuatanya.

Sementara itu Kasat Reskrim Polres Jayapura saat dikonfirmasi membenarkan adanya kasus tersebut, dan untuk kepentingan pemeriksaan selanjutnya maka pelaku langsung diamankan di rutan Polres Jayapura. "Untuk kepentingan pemeriksaan maka pelaku sementara kita amankan di rutan Polres Jayapura," tegas Kasat.Kasat menambahkan pula berdasarkan kasus tersebut pelaku dapat dijerat Undang-Undang 78 pasal 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dengan ancaman 5 tahun penjara. "Pelaku juga dijerat dengan Undang-Undang 78 Tahun 1999 tentang Kehutanan," tegas Kasat saat ditemui diruang kerjanya Jumat kemarin. (cr-150).

Manca Negara : Beijing : Peneliti Cari Petunjuk Perubahan Iklim di Antartika

(www.antara.co.id, 18-01-2008)
Beijing (ANTARA News) - Beberapa ilmuwan yang sedang mencari petunjuk mengenai perubahan iklim telah mulai mengeksplorasi satu danau yang berada jauh di bawah lapisan es Kutub Selatan (Antartika). Meskipun sebanyak 150 danau telah ditemukan di bawah lapisan es di wilayah itu, percobaan awal telah mengungkapkan bahwa Danau Ellsworth memiliki kedalaman sekitar 350 kaki, sehingga danau tersebut menjadi tempat yang ideal untuk menyelidiki kehidupan mikroba dan menemukan catatan iklim, kata para peneliti itu."Kami sangat tertarik pada Danau Ellsworth karena danau tersebut kelihatannya telah terkucil dari permukim selama ratusan ribu tahun," kata Martin Siegert dari University of Edinburgh, seperti dikutip Xinhuanet.

Selain itu, pengukuran sebelumnya telah menunjukkan bahwa danau itu mungkin berkaitan dengan yang lain yang mungkin mengalirkan es dari lapisan es Antartika ke samudra dan memberi sumbangan pada kenaikan permukaan air laut, katanya."Jika survei tersebut berjalan lancar, tahap selanjutnya, pengeboran danau itu dan penjelajahan serta pengambilan contoh air danau," kata Andy Smith, ahli glasiologi di British Antartic Survey yang memimpin studi itu. "Inggris dapat melakukan ini pada 2012." (*)

18 January 2008

Manca Negara : Beijing : Fosil Tikus Pra-sejarah Sebesar Mobil Ditemukan di Uruguay

(www.antara.co.id, 17-01-2008)
Beijing (ANTARA News) - Beberapa ilmuwan telah menemukan tengkorak tikus raksasa pra-sejarah, hewan raksasa sebesar mobil yang berkeliaran di Amerika Selatan empat juta tahun silam, demikian menurut studi yang disiarkan dalam Proceedings of the Royal Society B, Rabu.Hewan yang baru diidentifikasi tersebut, yang dipercaya sebagai hewan pengerat terbesar yang pernah hidup di Bumi, memiliki panjang sekitar tiga meter dan tinggi 1,5 meter, dan berat dari 468 kilogram hingga 2,5 ton, kata para peneliti itu.Tulang tengkorak tersebut ditemukan di batu besar yang pecah di Pantai Kiyu di pantai wilayah River Plate, Uruguay. Tengkorak itu, yang berukuran 53 sentimeter, memiliki gigi sangat besar dengan panjang beberap sentimeter.Kendati memiliki penampilan yang menakutkan, hewan tersebut bukan pemakan daging dan kelihatan lebih mirip badak dibandingkan dengan tikus.

Hewan itu sangat besar sehingga mungkin melewati kebanyakan hidupnya di tempat yang separuh tergenang air, untuk mengurangi tekanan akibat ukurannya. Spesies itu telah disebut "Josephoartigasia monesi", untuk menghormati Alvaro Mones, ahli palaentologi Uruguay yang mengkhususkan diri dalam hewan pengerat Amerika Selatan.Penghuni lain hutan dan rawa di dunia ini meliputi harimau bergigi pedang, kungkang darat dan hewan mamalia raksasa. Hewan pengerat terbesar yang pernah hidup adalah "carpincho" atau "capybara", yang juga hidup di beberapa wilayah Amerika Selatan dan dapat memiliki berat tubuh hingga 60 kilogram, demikian laporan Xinhuanet. (*)

17 January 2008

Serui : Telaga Sarawandori Papua Tercemar Sampah

(www.antara.co.id, 16-01-08)
Jayapura (ANTARA News) - Telaga Sarawandori yang terletak di bagian barat Kota Serui, ibukota Kabupaten Yapen, Provinsi Papua tercemar oleh pembuangan limbah dan sampah warga sekitarnya, padahal telaga itu menyimpan potensi wisata bahari yang menarik wisatawan.Pemantauan ANTARA News di Serui, pekan lalu, telaga Sarawandori sebelum tahun 2000 terlihat masih "perawan" bening dan berwarna biru menjadi salah obyek wisata bahari yang menarik.Pemerintah Kabupaten Yapen ketika Philips Wona menjabat Bupati wilayah itu hingga tahun 2005 membangun pondok-pondok istirahat dimana para pengusaha membuka rumah makan, restoran, kafetaria hingga karaoke.Tetapi dua tahun terakhir ini, pondok-pondok tersebut rusak dan telaga indah itu tertimbun sampah dan limbah dari Kota Serui.

Air bening itu kini berubah warna menjadi hitam dan hijau. Jutaan lalat beterbangan sehingga pengemudi kendaraan maupun penumpang yang melintasi kawasan itu harus menutup hidung dan mulut karena begitu dahsyatnya bau busuk dari pinggiran telaga.Telaga yang diapit dua tanjung di bagian Barat Kota Serui itu pernah menjadi tempat persembunyian kapal perang tentara sekutu pimpinan AS ketika perang dunia ke-II melawan Jepang dimana pasukan sekutu dibawah komando McArthur membumi-hanguskan Kota Hiroshima dan Nagasaki.Freddy Numberi (kini Menteri Keluatan dan Perikanan-Red) ketika menjabat Komandan Lantamal V Jayapura, Januari 1997 didampingi Ny.Anie Numberi/Betawai pernah melintasi jalan darat tepian Telaga Sarwandori karena begitu indah dan mempesona telaga Sarwandori.

Numberi berharap Pemda Kabupaten Yapen mengundang para investor dalam negeri maupun investor asing menanamkan modal membuka berbagai kegiatan usaha di tepian Sarawandori.Kini setiap hari, ribuan sampah dan limbah yang diangkut kendaraan truk dari Serui dihamburkan ke Telaga Sarawandori.Warga setempat meminta Bupati Yapen, Ir.Soleman Daud Betawi agar mengambil langkah yang tepat dengan membangun tempat pembuangan akhir (TPA) sampah agar telaga yang pernah indah dan mempesona itu tidak lagi dicemari limbah dan sampah-sampah.(*)

15 January 2008

Sentani : Diduga Illegal, Puluhan Ekor Hewan Disita, Diduga Tidak Memiliki Dokumen Lengkap

(www.cenderawasihpos.com, 14-01-2007)
SENTANI-Balai Karantina Hewan Kelas II Sentani, menyita puluhan ekor hewan yang tidak memiliki dokuman lengkap pada Ahad (13/1), sekitar pukul 08.00 WIT. Jenis hewan yang disita dari jasa Maskapai penerbangan Lion Air itu adalah hewan kelinci berjumlah 20 ekor dan Hamster berjumlah 16 ekor.
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa hewan-hewan tersebut dinaikkan dari Bandara Cengkareng Sukarno Hatta milik Inti Jaya P.S. Ciputat Tanggerang yang ditujukan kepada toko Cahaya Pangkep Jl. Ahmad Yani No. 195 Jayapura. Saat dilakukan pemeriksaan oleh petugas, hewan-hewan tersebut tidak memiliki dokumen maka untuk sementara sejumlah hewan tersebut langsung ditahan.

Salah seorang petugas Balai Karantina Hewan bernama Razak saat ditanyai seusai penyitaan tersebut mengatakan, jika ada informasi yang mengatakan bahwa dokumen sejumlah hewan tersebut kemungkinan diturunkan di Bandara Hasanudin Makasar. Walaupun sudah ada informasi dari Karantina Hewan Cengkareng bahwa hewan-hewan tersebut sudah melalui sejumlah pemeriksaan. Sementara itu Kepala Balai Karantina Hewan Kelas II Sentani Drh. Abdul Rahman Jaylani saat di konfirmasi ahad (13/1), mengatakan jika aturan dan persyaratan Karantina Hewan merupkan 2 hal utama yang manjadi acuan terhadap kelayakan masuk keluarnya hewan pada suatu daerah.

"Kami mengacu pada aturan dan persyaratan Karantina Hewan tentang layak atau tidaknya hewan yang masuk maupun keluar," ujarnya. Untuk itu jika sejumlah hewan yang saat ini sengaja ditahan oleh pihaknya tidak memiliki dokumen yang lengkap hal itu semata-mata dilakukan karena sesuai dengan tugasnya, yaitu mengantisipasi indikasi pengiriman illegal.
Jaylani menambahkan pula jika nantinya dokumen sejumlah hewan tersebut dapat ditunjukkan kepada petugas Balai Karantina Hewan sesuai informasih yang diterimanya bahwa kemungkinan dokumennya diturunkan di makasar maka hewan-hewan tersebut dapat diambil oleh pemilik yang ditujuh di Jayapura.

"Sesuai informasi yang disampaikan bahwa kemungkinan dokumen sejumlah hewan tersebut diturunkan dimakassar, jika memang demikian maka kami akan tunggu hingga dokumen itu ditunjukkan dan pemilik yang dituju boleh mengambil sejumlah hewan tersebut," ujarnya.
Ditanya, jika sang pemilik tidak bisa menunjukkan dokumen yang dibutuhkan, maka ada 3 macam tindakan yang dilakukan antara lain penahanan, pengembalian ke tempat asal dan pemusnahan. (cr-150)

13 January 2008

Merauke : Ratusan Karung Kulit Gambir Tanpa Dokumen Disita

(www.cenderawasihpos.com, 12-01-2008)
MERAUKE- Ratusan karung atau tepatnya 293 karung kulit gambir yang ditampung di salah satu rumah di Jalan Arafura, Kelurahan Samkai Merauke akhirnya disita oleh Kepolisian Resor Merauke. Penyitaan itu dilakukan setelah pemiliknya berinisial MA (36) tidak dapat menunjukan dokumen atas ratusan kulit gambir yang ditampung tersebut. Wakapolres Merauke Kompol Sondang RD Siagian, SIK, didampingi Kasat Reskrim Iptu Imron Ermawan, SH, saat dikonfirmasi Jumat (11/1) kemarin membenarkan penyitaan ratusan karung kulit kulit gambir tersebut. ‘’Pemiliknya sudah kita tetapkan sebagai tersangka,’’ tandas Wakapolres. Ratusan karung kulit Gambir yang disita tersebut, lanjut Wakapolres, berdasarkan informasi dari masyarakat jika ada ratusan karung kulit gambir yang ditamung di rumah tersangka tanpa dokumen. ‘’Atas informasi itu, kemudian Kasat Serse bersama anggotanya langsung melakukan penyelidikan di tempat yang dicurigai. Dan ternyata benar ditemukan kulit gambir ratusan karung tersebut tanpa dilengkapi dengandokumen,’’ terangnya.

Sebenarnya, lanjut Wakapolres, ratusan karung kulit gambir itu sudah diketahui minggu lalu, namun pemiliknya mengaku memiliki dukomen lengkap. ‘’Lalu kita minta untuk membawa dokumen aslinya. Tapi beralasan kalau dokumen itu dibawa oleh temannya ke Surabaya. Lalu kita hubungi yang bersangkutan tapi mengaku tidak memegang dokumen yang dimaksud. Kita masih beri kesempatan untuk memperlihatkan. Karena memang tidak ada, akhirnya tersangka mengakui tidak memiliki dokumen,’’ jelasnya.Disamping itu, intansi terknis dalam hal ini Dinas Kehutanan Kabupaten Merauke, kata Wakapolres, mengaku belum pernah mengeluarkan dokumen atas ratusan karung kulit gambir yang ditemukan itu. Informasi yang diperoleh, jelasnya, ratusan karung kulit gambir yang disita tersebut dibeli dan ditampung tersangka dari daerah Jagebob. ‘’Dalih yang dikemukakan tersangka jika kulit gambir yang ditampung itu untuk membantu masyarakat yang ada di pedalaman karena pembeli yang memiliki izin tampung tidak ada. Tapi itu dalih tersangka,’’ jelasnya. Untuk itu, atas perbuatannya tersebut, tambah Wakapolres, yang bersangkutan akan dikenakan UU Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan. ‘’Tiga saksi sudah kita periksa,’’ tambahnya. (ulo)

09 January 2008

Di Sorong, Babi Beranak Gajah, drh Soepadmo: Murni Karena Faktor Genetik

(www.cenderawasihpos.com, 08-01-2007)
SORONG-Benar-benar aneh tapi nyata. Sejak Minggu malam hingga seharian kemarin, warga Sorong Kota Sorong, khususnya yang tinggal di sekitar belakang Toko Ringo, Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Malawei, digegerkan kejadian aneh.Seekor babi milik Ny Yosepus Wihyawari, warga Lorong 5, beranak mirip anak gajah dan badak. Awalnya, dari 5 ekor yang dilahirkan Minggu lalu (6/1), tiga seekor normal layaknya babi, namun 2 ekor lainnya lahir dengan fisik mirip gajah dan badak. Pantauan Koran ini (Grup Cenderawasih Pos), anak babi aneh itu satunya betul-betul menyerupai seekor anak gajah lengkap dengan belalainya, sementara satunya lagi menyerupai badak dengan mulut yang moncong. Ny. Yosep Wihyawari mengaku sangat terkejut ketika melihat babi miliknya yang bunting 4 bulan itu melahirkan anak babi dengan fisik seperti itu.Namun sayangnya ketiga babi aneh itu hanya bertahan hidup beberapa jam. Sebab sekitar pukul 01.00 WIT dini hari itu, dari 5 ekor babi itu, tiga diantaranya termasuk babi gajah dan badak itu langsung mati. Meski kedua babi aneh itu sudah mati, namun keluarga Yosepus Wihyawari tidak bersedia untuk menguburnya karena dianggap ini sebagai anugrah Tuhan.

Anak babi berwujud gajah dan badak itu pun akan disimpan untuk selamanya.Bahkan Sore kemarin, kedua ekor babi aneh itu telah diformalin . Kabar adanya babi yang melahirkan anak gajah dan badak ini begitu cepat tersiar. Tak heran dalam seketika orang-orang pun pada berdatangan untuk melihat dari dekat babi aneh ini. Bahkan di rumah Yoseph Wihyawari itu, orang-orang yang datang menyaksikan babi tersebut memberikan uang ala kadarnya.Kepada Koran ini, Ny Yosep mengaku keluarganya tidak merasakan firasat apa-apa jika babinya itu akan beranak dengan kondisi yang sangat aneh. Hanya saja saja tanda-tanda aneh sempat dilihat di rumahnya. “Awalnya torang (kami-red) di rumah tidak rasa tanda apa-apa, tetapi kita di rumah itu seperti melihat ada bayangan manusia yang lewat ke sana kemari. Kita di rumah ini heran juga kenapa ada manusia yang sepertinya dia jalan kesana kemari, terus bisa menyimpan-menyimpan (beres-beres-red) di rumah. Ini aneh sekali,”tuturnya.Diakuinya yang ia lihat mondar mandir di rumahnya itu seperti bayangan yang menyerupai manusia. Soal babinya yang melahirkan anak babi yang menyerupai seperti badak dan gajah itu bahwa babi perempuan yang biasa mereka panggil dengan nama Maria itu bunting pada November 2007 lalu.

Selama bunting, induk babi itu selalu dikurung di dalam kandang alias tidak pernah dilepas ke jalan. Saat benarak memang tidak seperti biasnaya , dimana menurut Ny Yoseph, bahwa Maria-sang induk babi- beranak saat bunting baru 2,5 bulan atau hampir tiga bulan pada Minggu malam sekitar pukul 00.00-01.00 WIT.Dalam penuh rasa heran menyaksikan kelahiran anak babi yang aneh itu, Senin (7/1) kemarin sekitar pukul 06.00 WIT, Ny Yosep pun melaporkan kejadian ini kepada Ketua RT setempat yaitu RT 05 bahwa babinya melahirkan anak badak dan gajah.Saat itu juga warga yang tinggal di sekitar Jalan Baru yang mendengar berita yang menghebohkan ini langsung menyerbu rumah Ny. Yosep untuk melihat apakah betul babi melahirkan badak dan gajah. “Masyarakat mulai datang pagi jam 8 untuk lihat anak badak dan gajah yang mamanya babi,”ungkap perempuan asal Inanwatan , kabupaten Sorong Selatan ini.Sementara itu suaminya Yosepus Wihyawari kemarin tampak dengan setia menunggui induk babi yang tergolek lemah karena baru saja melahirkan lima ekor anak babi, dimana dua diantaranya lahir dalam keadaan aneh. Dari pantauan Koran ini di rumah Yosep, terus dipadati warga. Begitu padatnya warga sampai mereka pun pada berdesak-desakan. Para pengunjung pun pada mengabadikan babi aneh tersebut dengan kamera handphonennya. Ketiga anak babi yang mati -termasuk dua yang aneh tersebut- ditaruh dalam sebuah keranjang dengan alas kain putih.Usai melihat babi aneh itu, warga dengan suka rela mengeluarkan koceknya pada karton yang ditaruh di teras rumah pak Yosep. Ada membayar Rp 1.000, Rp 5.000 dan Rp 10.000 semuanya diberikan secara sukarela.

Murni Karena Faktor Genetik
Kejadian aneh dimana seekor babi melahirkan anak berwujud gajah dan badak diakaui Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sorong drh Soepadmo, MSi sebagai sesuatu yang langka terjadi.Bahkan Soepadmo menganggap kejadian seperti ini boleh dikata terjadi 1 : 1 juta. Dari sisi genetika atau ilmu keturunan, dikatakan tidak mungkin ada seekor babi melahirkan anak gajah dan badak.Yang terjadi adalah adanya kelainan kromosom pada induk babi. Dimana saat induk babi itu kawin, pada sperma jantan dan telur babi (ovarium) terjadi kelainan kromosom, sehingga mengakibatkan kelainan fisik pada anaknya.Bagaimana kelainan kromosom itu bisa terjadi? Menurut Soepadmo salah satunya yakni karena induk betina itu kawin dengan pejantan yang satu keturunan yang memiliki gen letal. Hal ini juga seperti diakui oleh pemilik babi Yosepus Wihyawari dimana induk babi itu kawin dengan anak babi yang telah dilahirkan lebih dulu.

Dihubungi melalui telepon selularnya tadi malam, lebih lanjut Soepadmo yang disinggung kondisi babi aneh yang hanya bertahap hidup beberapa jam, dikatakan itu memang terjadi secara alamiah.Bahwa perkawinan induk jantan dan betina yang memiliki kelainan kromosom pasti tidak akan bisa hidup selamanya. Dari 5 gen yang dihasilkan bisa 2 atau 3 gen yang mati yang disebut dengan gen letal. “Jadi memang kelainan seperti ini tidak akan pernah ada yang bertahan hidup. Hanya saja waktunya yang berbeda, ada yang cepat atau bisa juga bertahan sampai beberapa bulan. Tapi pasti akan mati,”jelasnya.Soepadmo kemudian mencontohkan dengan kejadian sapi lahir berkaki tiga yang pernah terjadi di Salawati, menurutnya gen letal pada sapi tersebut bisa bertahan sampai satu bulan. Namun setelah itu sapi aneh itupun akhirnya juga mati.Menghindari kejadian aneh seperti ini, kepada para peternak, Soepadmo menghimbau untuk tidak sembarang mengawinkan ternak peliharaannya. Bahwa pejantan yang memiliki kelainan genetik dipastikan akan menurun pada anak yang dilahirkan. Entah itu berwujud gajah, badak ataupun kelainan lainnya. “Intinya jangan mengawinkan dengan pejantan yang satu keturunan yang diduga puna gen letal. Jadi carikan bibit pejantan di luar kawasan itu. Kalau misalnya anaknya ada 5 yang jantan 2 ekor, dua-duanya jangan dipakai untuk dikawinkan, lebih baik cari dari tempat yang lain,”himbau Soepadmo.

Pria berpenampilan kalem ini mengaku belum melihat secara langsung kasus babi aneh di belakang Toko Ringo tersebut. Ia hanya mendengar dari salah satu pejabat Pemkab kalau ada babi aneh yang wujudnya seperti badak dan gajah.Dengan kejadian ini, menurut Soepadmo, pihaknya akan tetap menaruh perhatian serius dengan berusaha memberikan penyuluhan kepada para peternak, terutama terkait dengan soal genetik. (yan)

Manokwari : Diguncang Gempa, 20 Rumah Ludes Terbakar, 50-an Bangunan Rusak

(www.cenderawasihpos.com, 08-01-2008)
MANOKWARI-Gempa dahsyat berkekuatan 6,2 Skala Righter (SR) mengguncang wilayah Kabupaten Manokwari,Senin 7/1) siang pukul 12.12 WIT. Akibat gempa dahsyat tersebut, warga di ibukota Provinsi Papua Barat ini kalang kabut, panik luar biasa dan berhamburan di jalan-jalan mengamankan diri. Meski tidak ada korban jiwa, namun akibat gempa tersebut menimbulkan kerugian harta benda yang tidak sedikit. Sebanyak 53 kepala keluarga dilaporkan kehilangan tempat tinggal. Sekitar 20 unit rumah di kompleks warga nelayan Borobudur Kelurahan Padarni, luluh lantah, bukan karena ambruk tapi karena hangus terbakar.Selama ini wilayah Manokwari memang dikenal daerah rawan gempa. Dan, getaran gempa yang terjadi kemarin cukup keras. Data yang didapat dari BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) Manokwari, gempa yang terjadi pada pukul 12.12 WIT tercatat berkekuatan 6,2 SR, berpusat pada 0,68 LS dan 134,18 BT, tak jauh, 21 Km arah Timur Laut Kota Manokwari dengan kedalaman 31 Km.Siang hingga sore kemarin, suasana panik masih melimuti warga Manokwari. Sebagian ruas Jalan Jenderal Sudirman dipenuhi warga yang mengungsi.

Belum ada laporan korban meninggal, hanya terdapat warga yang luka-luka dan shock. Namun yang pasti akibat gempa ini menimbulkan kerugian miliaran rupiah. Selain menghanguskan 20 unit rumah dan 5 dapur, sejumlah bangunan bertingkat mengalami kerusakan berat maupun ringan. Tercatat lebih dari 50 bangunan mengalami rusak. Paling parah,dialami Kantor Pelni yang terletak di Jalan Siliwangi,salah satu temboknya jebol akibat guncangan. Demikian juga beberapa bangunan perbankan mengalami kerusakan serius, seperti Kantor Bank Mandiri di Jalan Yos Sudarso, Bank Papua terdapat retakan cukup besar yang tampak terlihat jelas dari kejauhan. Bangunan Swiss-belHotel yang baru dioperasikan,juga retak serta Kantor Perwakilan BPK di Jalan Yos Sudarso Sanggeng.Gempa yang terjadi saat sebagian warga menjalankan aktivitasnya ini paling parah diderita warga nelayan di kompleks Borobudur Kelurahan Padarni, Distrik Manokwari Barat. Data yang diperoleh dari PMI Manokwari, sebanyak 53 KK dengan 238 jiwa kehilangan rumah akibat dilalap api. Dan mereka terpaksa diinapkan di tenda-tenda yang dibangun PMI, TNI dan Satkorlak.Api yang menyebabkan kebakaran yang menghanguskan 20 rumah, harta benda warga ini diduga kuat bersumber kompor di salah satu rumah. Sebagai akibat dari guncangan gempa sangat keras, membuat kompor yang sedang menyala terbalik dan api merambat ke dinding rumah yang terbuat dari kayu. Sehingga hanya dalam hitungan detik,bersamaan dengan gempa,muncul api dan gumpalan asap.Rumah-rumah berbahan dari kayu yang saling berdempetan serta ditambah tiupan angin cukup kencang membuat nyala api dengan cepat merembes. Belum lagi,besin yang ada di motor tempel membuat api makin mengamuk. Gumpalan asap tebal,membumbung.Amukan api yang bergerak cepat sulit dikendalikan. Warga tidak saja kehilangan rumah,tapi harta benda serta barang-barang berharga tak bisa diselamatkan,hangus dilahap si jago merah. ‘’Tidak ada yang tersisa. Semua barang saya ikut terbakar. Surat-surat,ijazah hangus semua,’’ ujar La Baduru dengan nada sedih kepada Koran ini (Grup Cenderawasih Pos).Kobaran api baru bisa dikendalikan setelah 1 jam kemudian. Petugas pemadam kebakaran dibantu warga berupaya keras memadamkan api. Beruntung pula,arah angin berubah, sehingga api tak merembes lebih jauh. ‘’Saat kebakaran,hampir 75 % laki-laki di kompleks ini sedang ikut pemakaman,’’ ujar Abdul Gani,salah tokoh masyarakat di kalangan masyarakat Sulawesi Tenggara.Sementara itu,warga lainnya terutama yang berada di pinggiran pantai berlarian mencari tempat ketinggian sambil membawa barang berharga. Warga Borobudur banyak mengungsi ke jalan-jalan sedangkan warga Anggrem memilih lapangan Borarsi. Mereka kuatir akan adanya gelombang tsunami. Beberapa kali,isu tsunami membuat panik warga dengan berlarian ke tinggian.

Sementara itu Kepala Bidang Data dan Informasi BMG Wilayah V Jayapura, Ahmad Mudjahidin, mengakui terjadinya gempa tektonik di Manokwari. Dikatakan, dari hasil analisa pendahuluan gempa bumi tektonik (7/1) kemarin berkekuatan 6,2 SR pada pukul 12.12. WIT di kedalaman 31 km yang berpusat di 0,680 LS-134,180 BT. Pusat gempa di Laut sekitar 21 km Timur Laut Manokwari Papua Barat.Diakui, gempa bumi tektonik dengan kekuatan 6,2 SR ini tidak berpotensi Tsunami. Ini karena masih di bawah 6,2 SR, meski demikian dirasakan cukup keras pada V MMI (semua orang rasakan gempa) di Manokwari. Sementara untuk wilayah lainnya tidak begitu keras, tetapi dapat dirasakan juga di II MMI di Ransiki (wilayah selatan) dan II-III MMI di Sorong.“Saya menghimbau kepada warga masyarakat yang berada di pinggir pantai untuk waspada apabila ada kemungkinan gempa susulan yang dapat mengakibatkan gelombang tsunami agar dapat mengungsi ke arah yang lebih tinggi,”ungkapnya kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (7/1). Gempa bumi tektonik terjadi kurang lebih 3-5 detik tersebut diduga terjadi akibat lempeng patahan Yapen bergeser ke arah lempeng patahan Sorong yang didorong energi pemberatnya lempengan Carolina Fould, mengakibatkan tumpukan patahan-patahan lokal bergeser. Dikatakan, untuk indikasi gempa susulan memang masih mungkin terjadi, tetapi bisa dikategorikan gempa berskala kecil dengan ketinggian ombak di pantai tidak menimbulkan tsunami. Diungkapkan, pada garis pertemuan antara patahan yapen dan garis pertemuan Sorong yang bergerak melalui lempeng pasifik yang bergerak dari arah timur ke arah barat, sehingga gempa sangat keras di wilayah Manokwari dan untuk wilayah selatan Manokwari dan wilayah Sorong hanya berkekuatan antara 2-3 SR. (lm/cr-148)

08 January 2008

Pohon Bukan Salah Satu Solusi Perubahan Iklim

(www.antara.co.id, 07-01-2008)
Jakarta (ANTARA News) - Apa yang dulu dipandang sebagai solusi buat masalah emisi gas CO2, yakni kemampuan pohon menyerap karbondioksida hasil aktifitas manusia (CO2 antropogenik), kini mulai diragukan "keampuhannya" karena fenomena pemanasan global tetap saja terjadi.Sebuah penelitian selama 20 tahun yang menganalisa 30 titik di Kutup Utara mendapati bahwa kemampuan pohon menyerap karbon dioksida (CO2) terus menurun, padahal saat ini berkembang kampanye yang menyebutkan bahwa dengan menanam banyak pohon, maka laju perubahan iklim bisa ditekan.Gas karbon dioksida yang ditimbulkan oleh aktifitas manusia biasanya diserap oleh pohon dan laut, untuk kemudian dilepaskan pada masa yang akan datang. Tapi ini bukanlah akhir dari siklus karbon.Seperti dikutip dari laman jejaring warta lingkungan hidup www.enn.com, Senin, pohon melepaskan simpanan CO2-nya saat ia membusuk atau terurai.

Hal ini kemudian memunculkan siklus karbon.Temperatur yang semakin tinggi akibat perubahan iklim tidak hanya meningkatkan laju pertumbuhan pohon dan tanaman di seluruh dunia, tetapi juga memicu emisi CO2 yang berlebihan.Pohon kemudian berubah peran dari penyerap CO2 menjadi produsen gas karbon lewat proses penguraian yang lazim terjadi pada musim-musim akhir pertumbuhannya.Bukti terbaru yang dikumpulkan dari seluruh dunia menunjukkan bahwa awal musim dingin terjadi mundur dari biasanya, sementara musim panas datang lebih awal.Di Bumi belahan Utara, temperatur pada musim semi dan musim gugur naik sekitar 1,1 dan 0,8 derajat Celsius dalam kurun waktu sekitar 2 dekade terakhir.Ini artinya musim pertumbuhan pohon semakin lama, dan para ahli menduga hal tersebut sebagai hal yang bagus buat menekan laju perubahan iklim.Bahkan pertambahan pohon di muka Bumi bisa terlihat dari luar angkasa, citra satelit menunjukkan bahwa luasan hijau semakin besar di permukaan Bumi dari masa sebelumnya.Namun demikian, data terbaru menunjukkan bahwa pola berpikir seperti terlalu menyederhanakan masalah.Sekitar 30 titik pengamatan yang tersebar di Siberia, Alaska, Kanada, dan Eropa diteliti kadar CO2 di lapisan atmosfernya.

Yang dikaji bukan cuma CO2 saat proses fotosintesis tapi juga CO2 yang dilepaskan pohon dan mikroba selama proses respirasi.Tim peneliti pun memusatkan penelitiannya pada musim gugur, masa ketika hutan berubah peran dari penyimpan karbon menjadi produsen karbon.Dan ternyata, periode mengurainya pohon datang lebih awal dalam satu tahun, di beberapa tempat menunjukkan awal periode terjadi beberapa hari lebih cepat sementara di tempat lain beberapa pekan lebih cepat dari biasa.Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa jumlah CO2 di atmosfer bertambah lebih cepat dari perkiraan awal - dengan kata lain laju perubahan iklim akan terus meningkat pada masa mendatang.Menurut Panel Antarpememerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), manusia hanya punya waktu 8 tahun untuk mencegah datangnya efek terburuk dari perubahan iklim.Namun waktu dan bukti-bukti ilmiah haruslah dijadikan umat manusia sebagai panduan untuk bertindak, dan tidak ada kata lain solusinya adalah menurunkan emisi gas rumah kaca, menurunkan emisi CO2. (*)

Keerom : Bibit Padi dari Maros Mulai Salurkan ke Para Petani, Sebagiannya Sudah Mulai Ditanam

(www.cenderawasihpos.com, 07 Januari 2008)
KEEROM - Pada tahun anggaran 2007 lalu, Pemerintah Kabupaten Keerom melalui Dinas Pertanian Kabupaten Keerom mendatangkan bibit padi jenis/bervarietas Celebes dan varietas Chieran dari Balai Besar Benih Maros Sulawesi Selatan, maka pada November 2007 lalu, benih padi tersebut telah dibagikan ke para petani sawah dan sebagiannya mulai ditanam pada lahan seluas 100 hektar.“Pada Desember 2007 lalu sudah ada sebagian benih padi yang di tanam oleh para petani,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Keerom, Anton Samaryanto, SH, M.Si, kepada Cenderawasih Pos, via telepon, Minggu, (6/1).

Total benih/bibit padi yang disalurkan kepada para petani (sekitar 60 orang) tersebut sebanyak 3,5 ton. Untuk penanaman benih padi diperkirakan sekitar 35/hektar sesuai dengan syarat pertanian dalam menghasilkan produksi padi yang berkualitas. Dikatakan, dengan penanaman pada Desember 2007, maka bisa dipastikan bahwa masa panennya adalah pada Februari atau Maret mendatang.Menurutnya, bila proses penanaman bibit padi, perawatan dan pemupukan hingga pada masa panennya dapat dikerjakan secara optimal, sudah tentunya hasil padi yang dihasilkan sangat bermutu dan berkualitas, sebab bibitnya diambil dari bibit yang unggul. “ Kedua varietas padi itu sengaja didatangkan pihaknya tidak lain agar produksi padi di wilayah Kabupaten Keerom, benar-benar berkualitas.

Sebab sesuai dengan hasil penelitian tim pusat, bahwa kedua varietas itu memiliki kualitas padi yang baik,” katanya.Agar setiap hektar sawah menghasilkan produksi padi yang banyak, yaitu ditafsir sekitar delapan ton/hektar, pihaknya akan melakukan berbagai upaya pembinaan, dan pendampingan bagi para petani. Sehingga kedepannya bukan saja mampu memenuhi kebutuhan hidup para petani, tapi juga mampu menembus permintaan dunia pasar sebab produksi padi yang dihasilkan itu mampu menarik minat masyarakat untuk membeli, karena kualitasnya.“Harapan saya kedepannya produksi padi di Kabupaten Keerom, minimal dapat menjadi lumbung padi bagi masyarakat Kabupaten Keerom sendiri maupun di wilayah sekitarnya,” tuturnya.(nls)

Merauke : Badai Tropis Ancam Wilayah Pantai Selatan Papua, Nelayan Diminta Untuk Sementara Tidak Melaut

(www.cenderawasihpos.com, 07 Januari 2007)
MERAUKE-Masyarakat Selatan Papua khususnya warga yang tinggal di sekitar pantai diingatkan untuk mewaspadai terjadinya badai tropis di bagian Utara Australia atau Selatan Papua. Peringatakan tersebut disampaikan Kepala BMG Merauke Philip Mustamu, ketika ditemui , Sabtu (4/1) pekan kemarin.Gejala akan terjadinya badai tropis sudah ada. Hanya saja sulit ditentukan kapan akan terjadi dan bergerak. Namun, biasanya badai akan menjauhi garis kathulistiwa dan akan bergerak ke Bagian SelatanAustralia.

‘’Tapi yang dikhawatirkan dan diwaspadai bila badai itu tumbuh di sekitar equator meski menjauhi garis khatulistiwa tapi pasti ekor dari badai itu akan kena daerah kita. Dan itu akan memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi masyarakat kita khususnya yang berada di sekitar garis pantai,’’ terangnya.Kendati demikian, pihaknya akan selalu memberikan informasi-informasi itu sekiranya badai tersebut tumbuh disekita equator.Selain dampak dari badai tropis tersebut, warga juga dihimbau untuk selalu mewaspadai air pasang tertinggi. ‘’Kalau pasang surut itu sudah biasa. Tapi yang dikhawatirkan dan perlu diwaspadai bila terjadi pasang tertinggi disertai dengan angina kencang bisa menyebabkan terjadnya gelombang yang tingi,”terangnya.“ Kita tahu, beberapa tempat permukaan daratan di Merauke lebih rendah dibanding dengan permukaan air laut saat terjadi pasang tertinggi sehingga warga perlu mewaspadai,’’’tambahnya lagi.

Saat ini, gelombang laut di sekitar Selatan Merauke dan barat Merauke mencapai telah mencapai ketinggian antara 5-6 meter. ‘’Kalau di bagian Selatan ketingian kelombang saat ini mencapai 5 meter sedangkan bagian Barat Merauke mencapai 6 Meter,’’’terangnya.Tingginya gelombang laut saat ini, sangat berbahaya bagi keselamatan pelayaran. ‘’Kami telah memberikan himbauan kepada masyarakat untuk sementara ini tidak mengurangi aktivitasnya di laut karena sangat berbahaya bagi keselamatan pelayaran terutama bagi kapal-kapal kecil dan sedang,’’ katanya.Disinggung larangan, menurut Mustamu, yang memiliki otoritas untuk larangan berlayar bagi kapal-kapal kecil dan sedang itu adalah Syahbandar. ‘’Kami hanya menghimbau dan memberikan informasi kepada pihak Syahbandar. Selanjutnya pihak Syahbandar yang memberikan peringatan bagi pelayaran,’’ jelasnya.Namun tambah Mustamus, setia[p perkembangan tentang perubahan cuaca dan iklim tersebut diinformasikan kepada masyarakat. Sementara puncak musim hujan sendiri diperkirakan akan terjadi awal Januari sampai akhir Pebruari tahun ini. (ulo)

06 January 2008

Manca Negara : Brazil : Buaya Putih Brazil Dicuri

(www.antara.co.id, 05 Januari 2007)
Rio de Janeiro (ANTARA News) - Tujuh buaya putih dicuri dari satu-satunya kebun binatang yang dikelola oleh Federal University of Mato Grosso (UFMT), demikian laporan staf universitas itu pekan ini.Ahli biologi Itamar Assumpcao, yang bertugas di bidang administrasi kebun binatang itu, mengatakan kepada wartawan bahwa buaya bertubuh lebih kecil dari buaya biasa tersebut terakhir kali terlihat pada 31 Desember.

Polisi federal akan menyelidiki apakah ada anggota staf yang terlibat dalam pencurian itu. Buaya putih tersebut diduga dicuri untuk dikirim ke luar negeri.Nilai total hewan-hewan itu, yang rata-rata berusia dua tahun, diperkirakan mencapai 68.000 dolar AS di pasar gelap.Pencurian tersebut membuat kebun binatang UFMT hanya memiliki satu buaya yang 100 persen putih, dan 43 buaya lain yang bertubuh tak terlalu putih di lembaga genetikanya.Kebun binatang UFMT memiliki 800 hewan dari 79 spesies di satu daerah seluas 11 hektare.

Buaya putih yang bertubuh lebih kecil dari buaya biasa hidup di negara bagian Mato Grosso dan Mato Grosso do Sul di bagian barat-tengah, serta negara bagian Maranhano dan Piaui di daerah timur-laut. Lebih dari 500 hewan terancam menemukan habitat mereka di Mato Gross, demikian Xinhua.(*)

Merauke : Menampung Anakan Arwana, Butuh Kesabaran

(www.cenderawasihpos.com)
MERAUKE- Jadi pengumpul anakan Arwana (Arwana Irian = Sclerophanges Jardinii) dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Kalau tidak, bisa-bisa berujung pada kerugian akibat anakan Arwana yang sudah ditampung dengan harga yang cukup mahal perekornya mati semua. ‘’Kita menjaganya seperti bayi,’’ kata Haji Nuryadi, salah satu pengusaha anak Arwana di Merauke, saat ditemui kemarin. Menjaga seperti bayi, lanjut Nuryadi, karena masalah air, listrik dan makanannya harus diperhatikan. ‘’Airnya paling kurang diganti 2 kali dalam sehari. Terus, listriknya harus dijaga. Jangan sampai pada malam hari, listrik tiba-tiba padam kita tidak nyalakan genset ikan bisa mati semua karena kekurangan oksigen. Jadi genset harus siap,’’ terangnya.

Menurutnya, untuk jadi pengusaha pengumpul anakan Arwana memiliki resiko yang sangat tinggi. ‘’Stress sedikit ikannya bisa mati. Makanya dalam sehari, walau kita sudah jaga dengan baik tapi tetap saja ada yang mati 2 atau tiga ekor,’’ terangnya.Karena memiliki resiko yang cukup tinggi tersebut, dari 40 pengusaha yang ikut menampung Anakan Arwana tahun lalu, sekarang ini tinggal 8 orang. ‘’Tahun kemarin semua mengalami kerugian Rp 100-200 juta karena banyak yang mati setelah sampai di Jakarta. Makanya, banyak yang mundur dan memilih usaha lain,’’ terangnya.Jika tahun ini tetap memilih sebagai penampung, kata dia, itu karena tidak ada pekerjaan lain. ‘’Kita juga kasihan kepada pelanggan dan masyarakat yang sudah datang kemudian tidak ada yang beli dan harus dibuang begitu saja, makanya kita coba lagi sekaligus membantu masyarakat,’’ jelasnya.Nurhayadi tidak perlu jauh-jauh lagi sampai ke kampung untuk mencari. Karena masyarakat atau pihak kedua yang datang langsung menawarkan anakan Arwana tersebut.

‘’Harganya bervariasi tergantung penawaran kita mulai Rp 8.000-10.000,’’ jelasnya. Soal penjualan anakan Arwana tersebut, Nurhayadi mengungkapkan, sudah ada langganan yang ditujukan ke Jakarta. ‘’Sebelum kita tampung, kita kontak ke sana (Jakarta dulu). Kalau bersedia membeli, ya kita mulai tampung. Tapi ya itu tadi, persoalan yang bisa kita alami soal tranportasi bila pesawat terlambat sampai di tujuan, ikan banyak yang mati karena sudah kekurangan oksingen,’’ tambahnya. (ulo)

05 January 2008

Manca Negara : Vietnam Dapatkan Kuda Laut Emas Hasil Penyilangan

Ha Noi (ANTARA News) - Dibawah sinar cahaya biru lampu, tampak berjajar 108 ekor kuda laut yang tubuhnya memiliki garis bergemerlap bagaikan emas. Hewan-hewan kuda laut tersebut merupakan hewan-hewan yang teramat istimewa karena mereka adalah hewan hasil rekayasa genetika pertama di Vietnam.Usia mereka tak lebih dari dua pekan dan ukuran mereka tak mencapai ukuran sebatang korek api.

Hewan kuda laut itu dilahirkan dengan menggunakan cara "metoda penyuntikan gen" yang diprakarsai oleh ilmuwan Phan Kim Ngoc dari University College of Science di Ho Chi Minh City."Gen GFP, yaitu gen yang diambil dari satu jenis ikan laut (jellyfish) yang memiliki bintik-bintik kecil pada tubuh berwarna keemasan. Bintik-bintik keemasan itu disuntikkan kepada telur hewan kuda laut. Sifat genetik bintik keemasan itu masuk ke dalam sel-sel hewan kuda laut hasil rekayasa genetika yang tampak bercahaya gemerlapan saat berada dalam kedalaman laut ," kata Ngoc, kepala departemen physiology hewan.Ngoc dan rekan-rekannya telah menghabiskan waktu tiga tahun mengembangkan tehnik dan telah mengalami kegagalan lebih dari 20 kali dalam upayanya.

Ngoc telah mencoba menggunakan tehnik antara lain injeksi- micro dan gagal. Sel telur hewan kuda laut hidup di lingkungan sumber air sehingga lapisan sel mereka kini jauh lebih keras dan kuat. "Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan di seluruh dunia maka kami memutuskan untuk menggunakan metoda "penyuntikan gen" yang membawa gen sinar gemerlap kedalam sel telur kuda laut," kata Ngoc yang juga ketua tim peneliti yang melakukan penelitian therapi genetika pada tahun 2002.Para ilmuwan bereksperimen dengan sejumlah hewan lainnya namun dengan kuda lautlah usaha memperoleh garis-garis bergemerlap keemasan berhasil."Setelah berhasil memperoleh garis-garis keemasan kedalam sel telur kuda laut maka kami telah berhasil membuat generasi masa depan kuda laut yang berkilauan." kata Ngoc.

"Hewan hasil rekayasa genetika tersebut menandai keberhasilan pertama kami dengan tehnologi pada hewan," kata Professor Pham Thanh, seorang tokoh ilmuwan dibidang bio-teknology."Keberhasilan ini akan sangat berguna untuk ilmu kedokteran. Metoda tersebut dapat digunakan untuk menangani dan menggantikan gen-gen negatif dengan gen-gen yang baik. Dan pada hewan ternak sapi metoda itu dapat digunakan untuk menghasilkan lebih banyak susu, dan mendapatkan hewan ternak babi yang tidak terlalu banyak lemaknya demikian pula pada hewan ternak ungggas yang jauh lebih unggul.Selain itu juga dapat digunakan untuk melestarikan sejumlah jenis spesies yang hampir punah atau untuk membersihkan lingkungan," kata Ngoc dikutip VNA."Tehnologi transfer -gen juga dapat digunakan untuk menangani penyakit-penyakit yang tak dapat disembuhkan," kata Ngoc yang mengatakan ia akan menggunakan metoda tersebut untuk menangani penyakit diabetes.(*)

04 January 2008

Manca Negara : Dinosaurus Terberat Asia Ditemukan di China

Zhengzhon, China (ANTARA News) - Para ilmuwan di China mengumumkan bahwa mereka telah menggali fosil dinosaurus terberat di Asia, yang ditemukan di provinsi Henan, bagian tengah China.Fosil yang ditemukan di kawasan antara kotapraja Santun dan Liudian, kabupaten Ruyan, tersebut memiliki berat badan yang luar biasa, diidentifikasi sebagai dinosaurus terberat di Asia, kata Wu Guochang, pakar dari departemen sumber daya alam di provinsi Henan.Dinosaurus itu berukuran panjang 18 meter dan sakrumnya -- bagian tulang belakang sebelah bawah -- membuatnya lebih lebar dari fosil dinosaurus yang digali di Gansu tahun silam, yang mana kemudian diidentifikasi sebagai dinosaurus terberat di Asia, kata Wu.

Wu mengatakan, para ilmuwan menduga tanah tempat fosil yang digali itu terbentuk dalam Era Cenozoic, yang telah berusia 65 juta tahun.Para penduduk lokal biasanya menggali apa yang mereka sebut "tulang-belulang naga" yang digunakan sebagai obat-obatan tradisional China.Para ilmuwan meneliti "tulang-belulang naga" itu dan mengidentifikasinya sebagai fosil dinosaurus yang hidup antara 85-100 juta tahun silam dalam zaman batu di Era Mezozoik."Dinosaurus itu memakan tumbuh-tumbuhan dan fosil itu sangat awet," kata Wu.Para ilmuwan dari museum geologi provinsi Henan dan Akademi Ilmu Geologi China menghabiskan waktu dua tahun untuk menggali dan meneliti fosil itu, dan penemuan tersebut diminati oleh para ilmuwan dari AS, Inggris, Jerman dan Jepang.Penemuan itu sangat penting untuk riset, distribusi geologi, migrasi dan perkembangan spesis dinosaurus ini, kata Dong Zhiming, ilmuwan dari Institute of Vertebrate Paleontology and Palaeoanthropology pada Akademi Sains China, demikian Xinhua.(*)

03 January 2008

Supiori : Rp 19 Miliar Untuk Pengembangan Rumput Laut

(www.cenderawasihpos.com, 02-01-2007)
SUPIORI-Program-program pemberdayaan ekonomi masyarakat terus menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupatan Supiori. Melalui instansi teknis terkait, setiap kegiatan yang diprogramkan diupayakan lebih terarah dan bermanfaat bagi masyarakat setempat sesuai dengan potensi daerah.Salah satunya yang sementara ini sedang digalakkan adalah pengembangan budidaya rumput laut. Pasalnya, Kabupaten Supiori yang terletak di wilayah Teluk Cenderawasih memiliki potensi pengembangan budidaya rumput laut cukup besar jika dibangkan kabupaten lainnya.Nah, pada tahun anggaran 2008, Pemerintah Kabupaten Supiori melalui Dinas Perikanan akan mengalokasikan dana sebesar Rp 1,9 miliar.

Anggaran sebesar itu merupakan bantuan langsung dari Pemerintah Pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBDN).Usaha budidaya rumput laut ini akan diberikan bagi 25 kelompok di dua wilayah yang berbeda. Untuk wilayah Insumbabi ada 15 kelomok dan dan di wilayah Sawendi ada 10 kelompok. Dalam menjalankan program pemberdayaan ekonomi itu, masyarakat tetap akan mendapat pendampingan dari pihak Dinas Perikanan Kabupaten Supiori.“Program ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengembangkan potensi ekonomi yang ada di masyarakat. Nah, di Supiori sendiri kami melihat potensi budidaya rumput laut sangat baik untuk dikembangkan,” ujar Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Supiori, Cris Wader, S.ST,Pi, kepada Cenderawasih Pos, kemarin.Dana penguatan pengembangan budidaya rumput laut ini lebih banyak akan diberikan kepada masyarakat dalam bentuk bahan atau fasilitas.

Sementara dalam pengembangannya tetap akan mendapat pendampingan hingga masyarakat dapat memehami dengan baik tentang cara-cara budidaya rumput laut yang tepat.“Dengan pengembangan budidaya rumput laut ini, pendapatan dan tingkat ekonomi keluarga makin meningkat. Untuk itu, kedepan kegiatan seperti ini terus akan digalakkan dengan melibatkan langsung masyarakat sebagai pelaku,” tandasnya.(ito)

Supiori : Pengembangan Potensi Pertanian Butuh Penyuluh

(www.cenderawasihpos.com, 02-01-2008)
SUPIORI-Potensi lahan pertanian dan berbagai jenis komoditi di Kabupaten Supiori nampaknya cukup menjanjikan. Misalnya saja, kelapa dan berbagai jenis tanaman pangan lokal. Hanya saja, dalam pengembangannya tentunya masih membutuhkan tenaga-tenaga penyuluh karena pemahaman masyarakat masih terbatas.Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Supiori, Ir. Dance Rumainum, mengatakan, pengembangan tanaman pertanian tetap disesuaikan dengan potensi unggulan yang daerah. Dicontohkan, kelapa, tanaman umbi-umbian sebagai ketersedian pangan lokal bagi masyarakat. “Kami akan berupaya mengembangkan potensi yang ada, dan itu sudah berjalan. Tinggal bagaimana memberikan pengarahan dan bimbingan kepada masyarakat supaya mengebangkan tanaman pertanian ini dengan baik, dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan mereka,” tandasnya.Meski begitu, Rumainum, juga mengatakan bahwa dalam pengembangannya masih memerlukan tenaga-tenaga penyuluh. Pasalnya, hingga saat ini jumlah tenaga penyuluh masih terbatas.Nah, untuk memenuhi kebutuhan itu, maka seperti dengan berita sebelumnya bahwa tenaga penyuluh itu akan direkrut sebanyak 30 orang pada tahun anggaran 2007, yang rencananya akan dibuka dalam waktu dekat ini.

Namun jumlah tersebut dinilai masih sangat terbatas, jika dibandingkan dengan kebutuhan yang sebenarnya di lapangan. “Yang pasti memang telah direncanakan akan diterima pada tahun anggaran 2008 ini, jumlahnya dua kali lipat dari tahun 2007. Tapi soal waktu penemerimaannya memang belum ada jadwal yang resmi,” ujarnya kepada Cenderawasih Pos disela-sela pembukaan sidang paripurna tentang RAPBD di DPRD Supiori.(ito)

02 January 2008

Sejumlah Burung Langka Berkembang Biak di Bali

(www.antara.co.id, 01-01-2007)
Denpasar (ANTARA News) - Sejumlah burung langka dan dilindungi undang-undang yang berasal dari berbagai belahan dunia berhasil berkembangbiak di Bali Bird Park (Taman Burung Bali) di Singapadu, Kabupaten Gianyar."Yang lebih menggembirakan lagi, selama tahun 2007 ada dua induk cenderawasih asal Papua yang bertelur dan menetaskan anak yang terus tumbuh normal," kata Manajer Penjualan dan Pemasaran Taman Burung Bali, Bayu Yustisia, kepada ANTARA News di Denpasar, Selasa.Induk cenderawasih berbulu kuning-cokelat (Greater Bird of Paradise), dari tiga telurnya berhasil menetaskan dua anak pada 8 Oktober lalu dan yang bertahan hidup normal hingga kini satu ekor.Belakangan satu induk cenderawasih lainnya juga menghasilkan tiga telur, yang menetas dua dan kini masih dalam perawatan pada sarang khusus di kandang pemeliharaan.

Kemudian satu induk burung macaw (Green Winged) asal Afrika Selatan, telur yang dihasilkannya juga berhasil menetas pada 26 Oktober, dan satu ekor di antaranya kini terus tumbuh normal."Burung jenis paruh bengkok seperti kakaktua dan bayan, sudah banyak yang bertelur dan menetas hingga tumbuh dewasa," ucap Bayu.Menurut Sukanta, petugas perawatan pada kandang khusus, burung-burung langka itu umumnya menghasilkan tiga telur, dua di antaranya menetas, namun biasanya hanya satu ekor yang terus hidup normal.Burung bayan dada biru (Electus Roratus-roratus) yang telurnya berasal dari induk asal Maluku, sekitar Oktober lalu juga berhasil menetas dan satu anaknya kini terus hidup sehat.Bayu Yustisia berharap taman burung yang dikelolanya selain menjadi obyek kunjungan turis dari berbagai negara, juga dapat terus berkembang sebagai pusat konservasi berbagai jenis unggas langka dan dilindungi undang-undang.

Dalam upaya mengembangkan pusat konservasi, Bali Bird Park yang dirintis sejak tahun 1994 itu bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat.Managing Director Bali Bird Park, Nick Blackbeard, sebelumnya mengungkapkan bahwa pihaknya kini memiliki koleksi sekitar 1.000 satwa jenis unggas, yang terdiri tidak kurang 250 spesies, terutama burung dari berbagai daerah di Indonesia maupun asal berbagai benua.Bertepatan libur tahun baru, pengunjung taman burung itu cukup melimpah, belakangan ini dalam sehari mencapai sekitar 800 orang, terutama wisatawan asal Rusia, Australia, Eropa, dan juga wisatawan domestik, termasuk dari Bali sendiri. (*)

01 January 2008

Jayapura : Cycloops, Raksasa yang Terluka

(Alamku, Edisi 38 Desember 2007, www.cenderawasihpos.com)
DAHSSSYAAT,,,,,, “seperti mau kiamat rasanya”, itulah yang dirasakan masyarakat yang bermukim di kawasan penyanggah Cagar Alam Cycloop (CAC) dan daerah sekitar kota Sentani. Batu gunung berukuran raksasa menggelundung dari puncak dan tebing gunung bersama pasir,tanah dan air, menyapu pohon-pohon berdiameter besar, rumah penduduk dan tiga jembatan besar yang menghubungkan Abepura dengan Kota Sentani. Dampak temporernya ”lalu lintas macet dan makin panjangnya perjalanan menuju Bandara Sentani dan Kantor Kabupaten serta daerah pasar dan kawasan bisnis di Ibukota Kabupaten Jayapura sejak Bulan Maret 2007. Itu hanya sebagian dampak rusaknya kawasan CAC.

Kawasan ini, melintasi dua wilayah administratif yakni Kabupaten dan Kotamadya Jayapura. Masing-masing wilayah administrasi berbatasan langsung dengan kawasan C.A. Pegunungan Cycloop adalah Kecamatan Jayapura Utara (Kelurahan Angkasapura, Bayangkara dan Gurabesi.) , Jayapura Selatan (Kel.Ardipura, Vim dan Entrop), Abepura (Kelurahan Waena), Sentani Barat (Kel. Doyo Lama, Desa Maribu, Desa Waibron, Desa Dosai dan Desa Sabrán), Sentani Timar (Kelurahan Nolokla.), Sentani Kota (: Kelurahan Hinekombe, Ifar Besar dan Desa Sereh Gunung), dan Depapre.( Desa Waiya, Desa Yewena, Desa Yongsu Spari, Desa Ormu Wari, Desa Kendate, Desa Tablasupa, Desa Yepase, Desa Wambena, Desa Yongsu Desoyo dan Desa Nachatawa).Tekanan aktifitas pembangunan di kawa-san C.A. Pegunungan Cycloop yang makin tinggi, memberikan pengaruh langsung terhadap keseimbangan dan keberlanjutan eko-sistem yang ada di kawasan ini.

Sadar atau tidak, tekanan aktifitas pembangunan tersebut memberikan perubahan fisik maupun ekologi yang sangat signifikan baik di sekitar kawasan penyanggah maupun di kawasan inti.Secara faktual, kawa-san ini telah terluka oleh kegiatan manusia. Pasca longsor dan banjir Bulan Maret 2007, menga-kibatkan secara fisik kawasan yang berfungsi menampung air bagi ratusan ribu penduduk Kabupaten dan Kota Jayapura ini, makin berat menanggung beban. Bahkan hampir tidak mampu lagi. (Kusam)

Jayapura : Sasi di Teluk Youtefa dan Yos Sudarso

(Alamku, Edisi 38, Desember 2007, www.cenderawasihpos.com)
-Cerita dari Jayapura, Papua-
SASI disebut juga larangan yang berlaku dan dipatuhi masyarakat pemiliknya. Demikian juga sasi yang dimiliki masyarakat Teluk Youtefa dan Yos Sudarso merupakan suatu peraturan yang dipakai dalam mengambil ikan atau kekayaan alam yang ada di laut sekitar teluk itu.Teluk Youtefa memiliki wilayah perikanan yang meliputi di bagian Tenggara Wilayah Enggros dan di barat laut adalah Wilayah Tobati. Di luar teluk, pantai yang air lautnya sampai tiga meter sebelah utara pintu Teluk Youtefa sampai Hamadi adalah Wilayah Tobati. Daerah pantai tenggara sampai Holtekamp termasuk wilayah Enggros walaupun orang-orang Tobati boleh mencari ikan di tempat itu.

Di teluk Yos Sudarso, termasuk daerah pengambilan ikan dari kampung Kayu Injau dan Kayu Batu terutama Laut Bebas dan daerah Pantai Selatan Utara Hamadi. Daerah perikanan Kayu Batu mulai dari Dok V yaitu Pantai Sauwisekhomo melalui sebelah selatan Tanjung Suaja terus ke laut. Sebelah utara dari Tanjung Suaja sampai Tuara.Untuk urusan di laut, sangat penting bagi masyarakat sehingga urusan ini diadakan oleh Ondoafi Khusus yang mengatur kekuasan di laut. Ondoafi yang ditunjuk diberi gelar Ij-Sori artinya penguasa laut.

Masyarakat mencari ikan dalam waktu-waktu tertentu, orang Tobati mencari ikan selama setengah tahun di teluk, setengah tahun kemudian di luar teluk masing-masing dan mencari ikan di tempat masing-masing. Pada bulan Mei, sebelum datang angin timur, Ij-Sori dengan perahu turun ke laut untuk melihat apakah bisa mendapatkan ikan yang banyak untuk orang-orangnya. Sebelum turun ke laut, Ij-Sori harus berpuasa dua bulan lamanya dengan hanya tinggal di rumha dan minum air kelapa yang dibawa teman-temannya sehari sebelum pembukaan upacara pengambilan ikan, orang meminjam khas tiruan (semacam gelang) dari Harsori? ondoafi Besar dari Tobati.

Dengan gelang dan dayung biasa ujungnya ditempeli daun-daun kuning yang diberi nama yan dan membawa sikat dari sabut kelapa “khai” sebagai seekor ikan.Setelah upacara selesai, jam tiga pagi ia berangkat ke luar Teluk Yos Sudarso yaitu ke Laut Bebas. Saat itu tidak boleh ada orang berada dilaut atau berjalan-jalan di pantai, dan yang melanggar dihukum mati. Di laut, Ij-Sori menunggu sampai matahari terbit, ia menunjukkan yan dan khai tersebut dan mengucapkan do’a yang ditunjukkan kepada Tab (Dewa Matahari). Ditempat-tempat tertentu dilemparkan kayu yang menyala, sabuk-sabuk kelapa dan lain sebagainya. Ia berdo’a agar pantai-pantai di bagian timur, sepanjang pantai penuh dengan ikan. Esoknya upacara itu diulangi lagi.Selain Ij-Sori di Teluk Yos Sudarso dikenal juga penguasa penyu laut yang dikuasai oleh salah seorang keturunan Suku Youwe. Saat permulaan musim menangkap ikan, Youwe keluar dengan perahunya memanggil-manggil cepo-nya (cepo adalah dewa) Mera. Ia keluar pada saat air jernih yaitu malam hari. Apabila seekor penyu tertangkap, binatang ini diikat dengan tali yang khusus untuk itu. Tali itu dinamakan Ganemu. Diatas tali itu seorang wanita tidak boleh melangkahi sebab jika tali itu dilangkahi maka wanita itu tidak akan memiliki anak.

Di Kayu Batu Kepala Suku memberi kuasa yaitu kepada Dewi Pui dan Arkhelaus Makanowe. Lewi Pui penguasa ikan terbang dan ikan gergaji, sedangkan Arkhelaus Makanowe penangkap penyu.Apabila upacara, ada perahu yang berani mendahului Pui dan Makanowe, maka semua penumpang akan jatuh sakit atau mati. Setelah selesai upacara pengambilan ikan tersebut, maka penduduk dari Kayu Batu lain boleh mengambil ikan.Peraturan di teluk ini harus dipatuhi oleh masyarakat, karena jika tidak maka akan tertimpa musibah. Hal ini dilaksanakan agar masyarakat menghargai aturan dan alam. Secara alami, peraturan ini menguntungkan alam, alam biasa aman dan pengambilan kekayaan laut terkontrol dan tidak habis.
Dikutip dari Serba-Serbi Cerita Bernuansa Lingkungan Hidup Papua. (Frans Rumbrawer & Darmojo)

Ko Su Tahu Kah ? Lima Kesepakatan Bali

(Alamku, Edisi 38 Desember 2007, www.cenderawasihpos.com)
Lima Kesepakatan Bali
Kesepakatan Bali memungkinkan putaran perundingan berikutnya bisa dilakukan, sehinga pada tahun 2009 diharapkan sudah muncul protokol perubahan iklim baru untuk menggantikan Proto-kol Kyoto yang habis masa berlakunya tahun 2012.
1. Mengakui butuh pengurangan emisi secara dramatis, tetapi besarnya tidak disebut
2. Protokol baru harus selesai pada tahun 2009, sehingga bisa diterapkan mulai 2012, saat Protokol Kyoto kadaluarsa.
3. Negara maju wajib memotong emisi rumah kaca, Negara berkembang suka rela. Negara maju membagi teknologi ramah lingkungan.
4. Negara miskin dibantu menghadapi dampak perubahan iklim
5. Harus ada”insentif” bagi Negara berkembang yang mengurangi penebangan hutan.

Bumi Makin Panas

(Alamku, Edisi 38 Desember 2007, www.cenderawasihpos.com)
LIMA abad yang lalu, Martin Luther dan kaum reformis sezamannya pernah mengutuk kebijakan gereja Katolik, dimana seorang bisa memperoleh pengampunan dosa atas dosa-dosanya dimasa lalu dengan membayar sejumlah uang. Praktik penghapusan dosa tersebut mungkin bisa menjadi analogi sekaligus simplikasi yang pas untuk menjelaskan rumitnya perdagangan karbon. Istilah yang mengaung beberapa tahun belakangan ini, demikian kata Firman Firdaus, dalam Nasional Geographic-(edisi Maret 2007).Setelah dua dekade, manusia baru menyadari bahwat dampak pema-nasan global sangat mempengaruhi keselamatan bumi sebagai satu-satunya planet yang masih layak dihuni. Dari publikasi ilmiah Arrhenius tahun 1897 di Philo-sophical Magazine and Journal of Sciene hingga lahirnya protokol Kyoto tahun 1997.Dari indikasi, bahwa peningkatan gas buang CO2 hasil konsumsi energy dan proses industry di pabrik meningkatkan pemanasan Bumi, hingga berulangnya banyak tragedi alam yang mengakibatkan kematian dan kerugian umat di bumi, kemudian disadari pentingnya keseimbangan antara pembangunan, pemenuhan kebutuhan hidup yang bergantung dari bumi dan keadaan ekosistemnya.

Faktor lingkungan dan kesejahteraan merupakan sumber friksi dan konflik antar berbagai kalangan; antar suku, antar bangsa dan antar negara. Konklik-konflik tersebut membuat kesejahteraan makin menurun kepada yang tertekan, akibatnya akan memiskinkan. Bahkan ditengarai di masa mendatang pemanasan global dan perubahan iklim akan menjadi sumber konflik baru yang mengancam perdamaian dunia. Dan ketidak damaian biasa berdampak makin menurunnya kemampuan ekonomi Negara dan rakyatnya, berarti dalam jangka panjang juga mengancam penduduk bumi yang miskin, jumlahnya akan semakin besar jika tidak secepatnya diantisipasi.Hal tersebut juga mengancam eksistensi kedaulatan banyak Negara menyangkut teritorial, ketahanan pangan dan kebutuhan energinya.

Protokol Kyoto yang lahir tahun 1997 menyepakati adanya enam senyawa gas rumah kaca (GRK) telah diratifikasi Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004. Menurut Konvensi Perubahan Iklim tahun 1990, Negara yang termasuk dalam daftar lampiran I dan lampiran B (Negara maju), berkewajiban mengurangi emisi GRK sampai tahun 2012 serta membantu Negara-negara penghasil Oksigen membiayai kegiatan yang akan menurunkan efek GRK. Kewajiban Negara penghasil emisi karbon terbesar berkewajiban memberikan kompensasi atau menebus dosa-dosanya dimasa lalu dalam upaya penyelamatan hutan melalui mekanisme pola clean development mechanism (CDM)Selain mekanisme CDM, maknisme fleksibel dalam rangka pencegahan dan mengurangi emisi karbon dunia adalah melalui kegiatan joint implementation (JI) dan emission trading (ET) yang juga dapat menarik dana Negara maju untuk berpartisipasi.

Hingga pertemuan para pihak di Bali, masih terjadi pro dan kontra dalam menangani isu pemanasan global dan perubahan iklim. Hasil COP 13 (Conference of Parties) di Bali belum merupakan keputusan final tentang status Protokol Kyoto (berakhir tahun 2012) dan fenomena pemanasan global. Tetapi paling tidak usaha keras para negosiator dan sebagai tuan rumah cukup berbesar hati dengan dihasilkannya Road Map Bali sebagai alat pelicin jalan menuju perundingan berikutnya pada COP 14 di Warsawa dan COP 15 di Copenhagen.Fenomena pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim seperti: naiknya suhu permukaan bumi, meningkatnya penguapan udara, berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara. Sebagai contoh telah mencairnya salju di Puncak Gunung Jayawijaya, terutama terjadi karena kegiatan aktivitas mansia, seperti: pemanfaatan bahan bakar minyak (fosil), kegiatan pertanian dan peternakan atau konversi lahan yang tidak terkendali.Yang lebih penting bagi Negara berkembang seperti Indonesia adalah bagaimana meningkatkan kemam-puan dalam mengantisipasi terjadinya bencana dan upaya-upaya penang-gulangan bencana sebagai dampak dari perubahan iklim global.

Menurut Fitrian Ardiansyah dari WWF Indonesia,” sebagai salah satu Negara yang rentan akan perubahan iklim ekstrim, Indonesia perlu melakukan pengkajian dan pemetaan akan kerentanan dan adaptasi dari perubahan iklim , agar tercipta penangan yang efektif untuk permasalahan tersebut. Kebutuhan mendesak untuk mengarus utamakan strategi adaptasi bagi strategi pembangunan dan perencanaan pembangunan di sektor lokal maupun nasional. Menurutnya tanpa perencanaan ini Indonesia akan mengalami kegagalan dalam pembangunan yang diakibatkan oleh bencana lingkungan.

Secara regional, Papua dan Papua Barat ditambah Gubernur Aceh pada tanggal 27 April 2007 di Bali. telah mengantisipasi perubahan iklim dengan menanda tangani komitmen menjaga tutupan hutan yang masih tersisa dan melaksanakan REDD, yaitu program pengurangan emisi gas rumah kaca akibat deforetasi hutan untuk mendukung program pembangunan berkelanjutan. Kemudian ditindak lanjuti oleh Pemerintah Provinsi Papu dan Papua Barat melakukan moratorium untuk pengiriman log keluar Papua melalui Kebijakan Gubernur.Walaupun agenda moratorium ini muncul akibat pengaruh dan desakan kesepakatan perubahan iklim dan perdagangan karbon di Nusa Dua Bali. Paradigma ini harus diletakkan dan didasari oleh kenyataan besarnya deforestasi hutan Papua dan penataan ulang sektor kehutanan dengan menyeimbangkan kapasitas produksi hulu dan hilir, sehingga ada atau tidaknya dana kompensasi dari Negara maju, pelarangan ekspor dan pengiriman antar pulau log dari Papua harus tetap dilaksanakan, karena tujuannya adalah untuk kesejah-teraan serta kurang lebih tiga juta rakya di Papua yang bagian terbesar masih miskin.

Perubahan iklim akibat pemanasan global, tetap harus dikritisi oleh seluruh masyarakat di Papua yang akan menanggung kewajiban dan mandat masyarakat dunia untuk mengantisipasi perubahan iklim dengan cara melestarikan dan menjaga hutannya, serta meminta keadilan dari Negara-negara maju, mereka yang berbuat Papua yang harus bertanggung jawab. (Kusam)

Upaya Menyelamatkan Masa Depan Bumi

(Alamku, Edisi 38 Desember 2007, www.cenderawasihpos.com)
ISU Pemanasan Global pertama kali diangkat oleh sebuah tulisan ilmiah Arrhenius 1896 di Philosophical Magazine and Journal of Science. Disebutkan, ada indikasi kuat dari peningkatan gas buang CO2 menuju pemanasan Bumi, Gas buang itu terutama dihasilkan dari konsumsi energi dan proses industri di pabrik. Setelah hampir satu abad kemudian penduduk bumi mulai menyadari kebenaran hipotesa tersebut dan membuat suatu traktat protocol yang dikenal sebagai Protokol Kyoto pada musim gugur tahun 1997, Protokol tersebut mewajibkan negara-negara industri untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK), antara lain Karbon dioksida (CO2) sebanyak 5,2% dibawah kadar yang mereka lepas pada tahun 1990 mulai tahun 2008 hingga 2012. Dan sesuai kesepa-katan, pernjanjian ini akan berlaku apabila telah diratifikasi oleh minimal 55 negara. Pada tanggal 16 Juli 2004, Rusia menutup lembaran tanda tangan dan sekaligus memberi arti traktat ini mulai mengikat secara hukum.

Pengertian akan isu Pemanasan Bumi dan Perubahan Iklim telah meningkat tajam dalam dua dekade ini, setelah para pemerhati lingkungan dan para pakar melalui perjuangan panjang dan propaganda besar-besaran. Tetapi tidak mudah dalam mengimplementasikan penurunan suhu bumi yang kian hari makin panas. Sejatinya, disebabkan oleh kegiatan manusia sendiri yang secara besar-besaran mengeruk alam sedemikian rupa, tidak mengelola sampah secara bijaksana dan secara boros menggunakan energi. Pemanasan Global penyebab utamanya adalah emisi gas rumah kaca (GRK)-karbon dioksida dalam jumlah besar keudara yang kemudian menggangu lapisan ozon dalam menyaring sinar ultraviolet matahari dan mengakibatkan meningkatnya suhu bumi manjadi semakin panas. Peningkatan suhu bumi ini, menyebabkan terjadinya perubahan iklim, tanah menjadi kering, debit air menurun, lapisan es mencair sehingga meningkatkan tinggi permukaan air laut, serta muncul dan berkembangnya berbagai penyakit yang mengancam kehidupan manusia.

Hemat Energi
Karbon dioksida (CO2), akhir tahun ini menjadi sesuatu yang menggemparkan, karena olehnya manusia menjadi terancam dari tempat hidup satu-satunya Bumi. Tetapi dalam kenyataan, manusia sulit hidup terpisah dari Karbon karena merupakan elemen mendasar dalam aktifitas kehidupannya. Namun manusia adalah mahluk sosial yang bijak, yang dapat mengupayakan penggunaan secara seimbang; yaitu karbon yang dibuang setelah digunakan sama dengan atau mendekati dengan jumlah yang diambil.Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan energi organik yang ramah lingkungan sebagai sumber bahan dasar, atau dengan melakukan penanaman pohon untuk upaya karbon netral. Banyak juga saran dan pembelajaran, yaitu dengan mengurangi penggunaan AC dengan cara mendisain rumah berventilasi lebih banyak, sistim pencahayaan yang baik, agar mengurangi penggunaan energi listrik yang banyak sumbernya merupakan penghasil karbon dioksida. Secara nyata inilah yang dapat disumbangkan oleh kalangan rumah tangga dalam merespon Pemanasan Global dan mencegah perubahan iklim.

Program Pembangunan
Kerusakan lingkungan bukanlah buatan alam atau kriman Tuhan, tetapi merupakan buah tangan kita sendiri. Strategi dan pendekatan Pem-bangunan yang kita kelolapun akhirnya gagal memenuhi tiga kriteria mendasar dalam pengelolaan ekologi:Pertama, kita membiarkan pemanfaatan “sumber daya alam terbarukan” melebihi laju regene-rasinya. Misalnya, hutan kita eksploitasi habis-habisan sambil mengabaikan rehabilitasi dan penghijauan kembali.Kedua, kita membiarkan laju penipisan sumber daya tak ter-barukan sambil tak menimbang pengembangan sumber daya subtitusinya. Dalam koteks inilah minyak bumi kita eksploitasi sambil alpa menyiapkan sumber energi alternative jauh-jauh sebelumnya. Ketiga, kita membiarkan produksi limbah yang melebihi kemampuan asimilasi lingkungan. Sampah kita produksi tanpa menimbang kemampuan lingkungan menyerap dan mengasimilasikannya.Dengan kekeliruan mendasar dan struktural yang kita pelihara dalam rentang waktu yang lama, kerusakan lingkunganpun berjalan dalam deret ukur; sementara kemampuan kita memperbaiki kerusakan itu berjalan dalam deret hitung. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan kebijakan dan penguatan kelembagaan lingkungan hidup pada semua level sebagai pondasi bagi perubahan yang lebih bersifat struktural dan berdimensi jangka panjang. Insentif Perbaikan Hutan REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Degradation), skema penurunan emisi melalui pencegahan deforestasi dan degradasi hutan, yang selain dapat mendatangkan insentif bagi pemberdayaan masyarakat miskin di sekitar hutan, juga dapat mengkoreksi perbaikan tata ruang kehutanan.Insentif yang diberikan negara-negara maju bagi negara berkembang yang mampu mencegah deforestasi dan degradasi hutan, tetapi bersifat sukarela, bergantung pada kesiapan tata ruang dan perencanaan kehutanan.

Dalam hal ini, Indonesia masih termasuk yang belum beres; data peruntukan kawasan dari pemerintah daerah banyak yang belum akurat.Dari hasil pengamatan citra landsat tahun 2000, diketahui bahwa deforestasi peride 1997-2000 mencapai rata-rata 2,83 juta hektar per tahun untuk lima pulau besar termasuk Papua. Dan dari data tahun 2000-2003 turun mejadi di bawah 1,5 juta hektar pertahun.Negara maju penghasil emisi karbon terbesar berkewajiban memberikan kompensasi atas upaya penyelamatan hutan di negara berkembang melalui mekanisme CDM (Clean development mechanism).

Indonesia sebagai negara kelima terbesar yang berpotensi menyumbang 10 persen kredit karbon dunia, diperkirakan memiliki potensi CDM disektor energi sebesar 25 juta ton CO2 , dari kegiatan penghijauan dan reboisasi seluas 32,5 hektar mampu menyerap 5,5 giga ton. Namun hal ini harus diupayakan dengan perjuangan dan kerja keras.

Kebijakan Pelarangan Ekspor Log dari Papua
Kebijakan terhadap pengelolaan hutan berkelanjutan di Papua telah di susun dalam moratorium bersama an-tara Gubernur Papua Barnabas Suebu, SH dan Gubernur Papua Barat Abraham O. Ataruri. Keseluruhan dimaksudkan untuk melindungi hutan Papua yang luasnya mencapai 42.224.840 hektar. Peraturan bersama kedua Provinsi yang bernomor 163 tahun tentang peredaran hasil hutan. Hutan seluas itu merupakan penyumbang oksigen terbesar bagi planet bumi.Di masa lalu telah terjadi kesalahan yang dibuat oleh bangsa dan pemerintah, kenyataanya menunjukkan hutan tropis hancur, namun tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi pemerintah terlebih bagi masyarakat Papua. Hutan yang menjadi tempat penyimpan air dan penghasil oksigen bagi mahluk hidup dan tempat hidup flora dan fauna, hancur dan menimbulkan malapetaka, serta rakyat tetap miskin.Karena keprihatinan tersebut, maka sejak tanggal 18 September 2007, peraturan bersama kedua gubernur tersebut ditanda tangani. Antara lain berisi tentang pelarangan ekspor log maupun mengeluarkan log antar pulau atau keluar Papua. Dan yang paling mendasar adalah adanya prinsip untuk mendedikasikan hutan Papua bagi keselamatan Bumi dan umat manusia seluruh jagad.

Kesepakatan Bali
Kesepakatan ini memungkinkan putaran perundingan berikutnya dapat dilakukan, sehingga tahun 2009 diharapkan sudah muncul protokol perubahan iklim baru untuk menggantikan Protokol Kyoto yang berakhir tahun 2012. Usul Indonesia agar dunia internasional bersedia memberikan kompensasi kepada Negara-negara yang memelihara hutan sebagai paru-paru dunia, akhirnya disepakati; sesuai dengan salah satu poin hasil kesepakatan Bali, “Harus ada insentif positif bagi Negara berkembang yang mengurangi penebangan hutan”.“Bali Roadmap” merupakan hasil kesepakatan para pejuang “Penyela-matan Bumi” dari konferensi PBB tentang perubahan iklim (UNFCCC) dalam upaya penyelamatan bumi. Ini merupakan jalan untuk semua Negara yang telah menyepakati untuk dapat menjalankan tugasnya dalam penye-lamatan planet bumi ini, dengan langkah-langkah mengurangi emisi CO2 penyebab kenaikan panas bumi – perubahan iklim – yang menyebab-kan bencana alam, kelaparan, kemiskinan dan bahkan musnahnya kehidupan dibumi jika tidak segera di realisasikan. (Astira)
Dirangkum dari berbagai sumber, oleh: Kusam