Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

31 December 2007

Jayapura : Sasi di Teluk Youtefa dan Yos Sudarso

30 December 2007

Jayapura : Nelayan Hamadi Tak Terlalu Khawatir, Soal Prediksi Naiknya Gelombang Laut di Papua

(www.cenderawasihpos.com, Sabtu 29-12-2007)
JAYAPURA-Peringatan dini dari Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah V Jayapura bahwa pada 30 Desember hingga 2 Januari merupakan puncak naiknya gelombang laut di beberapa perairan Papua, sedikit banyak telah berdampak pada munculnya kewaspadaan dari para nelayan, khususnya para nelayan Hamadi. Hanya saja meski waspada, namun mereka mengaku tidak terlalu khawatir dengan prediksi naiknya gelombang laut tersebut. “Dengan adanya peringatan ini, maka kita tetap hati-hati dan waspada, karena kita ingat anak istri. Jika cuaca tidak memungkinkan, maka kita tidak berangkat melaut,” ungkap Ganteng Hamzah (32), seorang nelayan Hamadi Pantai saat ditemui Cenderawasih Pos di Hamadi Pantai, Jumat (28/12) kemarin.Nelayan yang pernah 13 hari berada di tengah laut karena motor tempelnya rusak akibat dihampas gelombang ini menyatakan, untuk pergi melaut, tiap nelayan mempunyai prinsip, jika tidak bisa melaut hari ini, maka masih ada waktu pada hari berikutnya.Walau begitu, untuk saat ini para nelayan mengaku tidak terlalu khawatir untuk pergi melaut.

29 December 2007

Manca Negara : London : Kumbang Ada Sebelum Dinosaurus

Foto Dok. Kompas
(www.kompas.com 28-12-2007)
Jutaan tahun lebih lama sebelum dinosaurus ada, kumbang ternyata sudah hidup lebih dulu di muka Bumi. Bahkan, didukung kemampuan beradaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungannya membuatnya berkembang menjadi ribuan spesies saat ini.

Selama ini, para ilmuwan memprediksi bahwa kumbang muncul sekitar 140 juta tahun lalu atau bersamaan dengan berkembangnya tanaman berbunga. Namun, hasil penelitian ternbaru terhadap DNA kumbang modern dan fosilnya menunjukkan bahwa kelompok hewan tersebut sudah ada 300 juta tahun lalu. Artinya,kumbang sudah muncul sekitar 70 juta tahun sebelum dinosaurus.
"Tidak seperti dinosaurus yang mengalami kepunahan, kumbang justru bertahan karena keragaman ekologi dan adaptasinya," ujar Alfried Vogler, ahli serangga (entomolog) dari Imperial College London dan Museum Sejarah Nasional London.

Saat ini, kumbang telah berkembang menjadi sekira 350 ribu spesies yang tersebar di pelosok dunia. Bahkan, diperkirakan masih ada jutaan spesies yang masih belum ditemukan dan diidentifikasi. Kumbang mewakili hampir seperempat total spesies di muka Bumi.
Mengapa spesies kumbang bisa begitu banyak sudah lama diperdebatkan para ahli namun tidak pernah disimpulkan alasannya. Vogler yakin kumbang dapat selalu sukses beradaptasi karena sejak pertama kali muncul berada di lingkungan yang setiap saat berubah.
"Jumlah spesiesnya yang besar saat ini bertahan dengan baik sebagai hasil evolusi sejak dini," ujar Vogler. Faktanya, spesies kumbang mengalami diversivikasi begitu banyak sejak pertama muncul hingga sekarang.

Kesimpulan ini diambil Vogler dan timnya setelah mempelajari DNA dari 1.880 spesies kumbang modern. Mereka juga mempelajari fosil kumbang tertua berusia 265 juta tahun untuk menyusun pohon evolusi.(LIVESCIENCE/WAH).

Manca Negara : Ilmuwan Korsel Kloning Babi dari Sel Induk

Foto : ist, Dok. Kompas
(www.kompas.com, 28-12-2007)
SEOUL, JUMAT - Terobosan dalam bidang kloning kembali dicapai para ilmuwan di Korea Selatan dengan keberhasilannya menggandakan babi menggunakan sel induk. Kloning dengan sel induk menjanjikan karena dapat meningkatkan peluang keberhasilan kloning.
Selama ini, embrio hasil kloning dibuat dari sel somatik (bagian tubuh). Peluang keberhasilan kloning dengan sel somatik hanya 5 persen. Sementara, dengan sel induk peluang keberhasilan terbentuknya embrio bisa ditingkatkan hingga 20 persen.
"Ini metode yang sangat efisien untuk menghasilkan babi kerdil kloning," ujar Seong Hwan-hoo, peneliti senior dari National Institute of Animal Science, Korea Selatan. Para peneliti yang dipimpinnya menggunakan sel induk yang diekstrak dari sumsum tulang babi kerdil yang beratnya hanya 60 hingga 80 kilogram saat dewasa.
Empat ekor babi hasil kloning lahir pada 3 Desember 2007 lalu. Salah satunya tidak bertahan hidup, seekor dibunuh untuk analisis DNA, dan dua ekor lainnya hidup normal sampai sekarang.(AFP/WAH).

27 December 2007

Tanggung Jawab Semua Pihak

(www.cenderawasihpos.com, 26 Desember 2007)
Kembalinya kangguru Tanah (Thylogale Brunii) dan labi-labi moncong babi tersebut harus menjadi perhatian semua pihak dan diperlukan tanggung jawab bersama untuk memastikan hewan-hewan langka tersebut dapat hidup tenang di alamnya dan dapat berkembang biak dengan baik. Banyak satwa endemik Papua yang terancam punah akibat perburuan liar dan ulah-ulah tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab dengan memperdagangkan dan memindahkannya dari habitat aslinya di Papua.Hal itu diungkapkan Direktur Penyidikan Dan Perlindungan Hutan Ir. Awria Ibrahim mewakili Dirjend Konservasi Keanekaragaman Hayati Departemen Kehutanan RI saat memberikan sambutan pada acara pelepasliaran kangguru tanah ke Taman Nasional Wasur Merauke, Selasa, (11/12).


Menurutnya, tidak hanya kangguru tanah, semua jenis satwa apabila diburu secara alami mereka akan bermigrasi meninggalkan tempat asalnya untuk mencari tempat baru yang aman dan dapat berkembang biak. “Satwa akan bermigrasi apabila diburu terus,”jelasnya.Dikatakannya, apabila pemerintah dan masyarakat setempat telah melarang adanya perburuan modern dengan menggunakan senjata api, maka konsekuensinya semua pihak harus mentaatinya dan mendukung larangan tersebut, sehingga peraturan dengan maksud melestarikan satwa dan alam itu dapat berjalan dengan baik.Apabila satwa atau lingkungan alam, dirusak, akibatnya akan berdampak kepada manusia terutama mereka yang tinggal dan bergantung kepada lingkungan sekitarnya, selain itu, generasi berikutnya tidak akan dapat menikmati keindahan alam dan satwa-satwa seperti yang ada saat ini.Lebih jauh dijelaskannya, meski saat ini masyarakat Merauke masih melakukan perburuan, namun masih dalam ambang batas kewajaran karena umumnya mereka menggunakan cara-cara tradisional dan hewan yang diambil juga sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam rumah tangga.Namun begitu, diharapkannya bahwa kedepannya, perburuan di Merauke dapat berkurang atau mungkin tidak diperbolehkan lagi, dengan memberdayakan masyarakat melalui mata pencaharian lainnya.


“Ini tugas pemerintah untuk membangun perekonomian kerakyatan,”paparnya.Diharapkannya, dengan pelepasliaran kangguru tanah kepada habitatnya ini, dapat kembali memperbanyak populasi satwa yang hampir punah itu. Oleh karena itu, kelangsungan hidup kangguru tanah yang baru dilepas tidak hanya tanggung jawab pengelola taman wasur, namun dukungan semua pihak akan menjaga kelestarian kangguru tanah begitu juga terhadap satwa-satwa lainnya.(api)

Perburuan Dapat Merusak Matarantai Satwa Hutan

(www.cenderawasihpos.com, 26-12-2007)
JAYAPURA-Melalui penataan dan perbaikan perekonomian kerakyatan, masyarakat Merauke yang masih bermata pencaharian berburu dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya, dapat mengurangi atau bahkan meninggalkan perburuan yang dapat merusak mata rantai perkembangan satwa di hutan, baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi.Hal itu diungkapkan Bupati Kabupaten Merauke Johanes Gluba Gebze kepada wartawan setelah acara pelepasan 21 kangguru tanah (Thylogale Brunii) ke Taman Nasional Wasur, Merauke, Selasa, (11/12).Menurutnya, untuk mengeksploitasi hasil alam, harus memperhatikan perkataan orang bijak yang menegaskan bahwa jangan membunuh ayam untuk mengambil telurnya, artinya dalam melakukan perburuan harus juga memperhatikan agar hewan yang diburu jangan sampai punah, apalagi hewan tersebut merupakan satwa langka dan dilindungi.Dikatakannya, masih banyak masyarakat Merauke yang melakukan perburuan, namun begitu, mereka umumnya menggunakan cara-cara tradisional untuk mendapatkan hasil buruan sesuai dengan kebutuhan keluarga. “Mereka berburu memang untuk memenuhi kebutuhan hidup,”jelasnya.

Lebih jauh dijelaskannya, bahkan masyarakat Merauke umumnya juga menjaga daerah-daerah mereka dari pemburu yang menggunakan teknologi modern dengan menggunakan senjata api yang biasanya dilakukan orang-orang dari luar Merauke, karena mereka sadar bahwa hal itu dapat mempercepat kepunahan salah satu jenis satwa karena diambil dalam jumlah yang banyak.Tidak hanya itu, umumnya masyarakat tradisional di Merauke mengedepankan adat, sehingga dalam melakukan sesuatu termasuk berburu disesuaikan dengan adat yang berlaku di daerah tersebut. “Tidak hanya mereka, orang dari luar apabila berada di daerahnya juga harus mematuhi adat yang berlaku,”paparnya.Namun begitu, Pemerintah Kabupaten Merauke sendiri, selain tengah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh di Merauke, juga tengah gencar-gencarnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perekonomian kerakyatan.Lanjut dia, dengan demikian diharapkan dapat mendukung laju pertumbuhan pembangunan di Merauke secara menyeluruh dan merata, terlebih agar mereka yang masih menggantungkan diri pada perburuan, untuk meninggalkan perburuan dengan melakukan usaha ekonomi yang tidak merusak alam dan lingkungannya.(api)

Merauke : Perburuan Dapat Merusak Matarantai Satwa Hutan

(www.cenderawasihpos.com, 26-12-2007)
Melalui penataan dan perbaikan perekonomian kerakyatan, masyarakat Merauke yang masih bermata pencaharian berburu dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya, dapat mengurangi atau bahkan meninggalkan perburuan yang dapat merusak mata rantai perkembangan satwa di hutan, baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi.Hal itu diungkapkan Bupati Kabupaten Merauke Johanes Gluba Gebze kepada wartawan setelah acara pelepasan 21 kangguru tanah (Thylogale Brunii) ke Taman Nasional Wasur, Merauke, Selasa, (11/12).Menurutnya, untuk mengeksploitasi hasil alam, harus memperhatikan perkataan orang bijak yang menegaskan bahwa jangan membunuh ayam untuk mengambil telurnya, artinya dalam melakukan perburuan harus juga memperhatikan agar hewan yang diburu jangan sampai punah, apalagi hewan tersebut merupakan satwa langka dan dilindungi.

Dikatakannya, masih banyak masyarakat Merauke yang melakukan perburuan, namun begitu, mereka umumnya menggunakan cara-cara tradisional untuk mendapatkan hasil buruan sesuai dengan kebutuhan keluarga. “Mereka berburu memang untuk memenuhi kebutuhan hidup,”jelasnya.Lebih jauh dijelaskannya, bahkan masyarakat Merauke umumnya juga menjaga daerah-daerah mereka dari pemburu yang menggunakan teknologi modern dengan menggunakan senjata api yang biasanya dilakukan orang-orang dari luar Merauke, karena mereka sadar bahwa hal itu dapat mempercepat kepunahan salah satu jenis satwa karena diambil dalam jumlah yang banyak.Tidak hanya itu, umumnya masyarakat tradisional di Merauke mengedepankan adat, sehingga dalam melakukan sesuatu termasuk berburu disesuaikan dengan adat yang berlaku di daerah tersebut.

“Tidak hanya mereka, orang dari luar apabila berada di daerahnya juga harus mematuhi adat yang berlaku,”paparnya. Namun begitu, Pemerintah Kabupaten Merauke sendiri, selain tengah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh di Merauke, juga tengah gencar-gencarnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perekonomian kerakyatan.Lanjut dia, dengan demikian diharapkan dapat mendukung laju pertumbuhan pembangunan di Merauke secara menyeluruh dan merata, terlebih agar mereka yang masih menggantungkan diri pada perburuan, untuk meninggalkan perburuan dengan melakukan usaha ekonomi yang tidak merusak alam dan lingkungannya.(api)

Labi-Labi Moncong Babi Juga Kembali ke Papua

(www.cenderawasihpos.com, 26-12-2007)
Selain kangguru tanah, sebanyak 2.930 ekor labi-labi moncong babi (carretochelys insculpta) yang juga merupakan hewan endemik Papua telah kembali ke habitat aslinya di Papua. Labi-labi atau kura-kura yang hidungnya seperti hidung babi tersebut, sebelumnya akan diselundupkan ke Taiwan dan China sebagai bahan makanan.Tanggal 28 Agustus 2006, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Departemen Kehutanan bekerjasama dengan Jaringan Pusat Penyelamatan Satwa (JPPS) dan PT Freeport Indonesia (PTFI), memulangkan 2.930 ekor kura-kura moncong babi (Carettochelys Insclupta) yang selama ini direhabilitasi di PPS Sukabumi dan Yogyakarta ke habitat aslinya di Papua.

Satwa langka yang dilindungi itu diterbangkan dari bandar udara Halim Perdana Kusuma Jakarta menuju Timika, Papua dengan menggunakan pesawat kargo milik Rusia yang difasilitasi PT Freeport Indonesia.Kura-kura yang dipulangkan ke Papua tersebut adalah satwa yang disita di sejumlah tempat termasuk di bandara Soekarno-Hatta dan bandara Juanda, Surabaya setelah diselundupkan dari Papua.Sebelum dikembalikan ke Papua, kura-kura tersebut direhabilitasi di PPS Yogyakarta dan Sukabumi selama kurun waktu 6-8 bulan dimana para ahli penyelamatan satwa di kedua PPS itu membantu pemulihan kemampuan mereka untuk bertahan hidup di habitat aslinya.

“Selama proses penyelundupan, kura-kura tersebut diberi makanan buatan seperti pelet ikan dan sebagainya, sementara di habitat aslinya mereka harus memakan makanan alami. Proses rehabilitasi inilah yang kami lakukan selama ini,” kata Resit Sezor, Koordinator Penanganan dan Penyaluran Satwa Jaringan Pusat Penyelamatan Satwa (JPPS).Kura-kura moncong babi adalah satwa asli Indonesia yang banyak hidup di sejumlah perairan di Papua, yaitu di Danau Jamur hingga daerah Merauke dan juga di daerah utara Australia. Kura-kura ini menarik perhatian banyak orang, terutama anak-anak karena bentuk hidungnya yang menyerupai hidung babi.Pemerintah Indonesia berterima kasih kepada JPPS dan PT Freeport Indonesia yang telah terlibat dalam pemulangan satwa langka tersebut. Setibanya di Timika, kura-kura ini akan dipelihara sementara oleh PTFI sebelum dilepasliarkan ke habitatKeterlibatan PTFI dalam penyediaan fasilitas transportasi, pemeliharaan sementara dan pemulangannya ke Papua sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati di Papua.

Merauke : Komitmen PT Freeport Indonesia Terhadap Keanekaragaman Hayati Papua, Kangguru Tanah dan Labi-labi Moncong Babi Dipulangkan ke Papua

(www.cenderawasihpos.com, 26-12-2007)
MERAUKE-Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam (PHKA) Departemen Kehutanan bekerjasama dengan PT Freeport Indonesia (PTFI), Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) Sukabumi, Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Merauke, Selasa, (11/12) melapasliarkan 21 kangguru tanah (Thylogale Brunii) ke Taman Nasional Wasur, Kampung Wasur, Distrik Merauke, Kabupaten Merauke.Manajer Departemen Lingkungan PTFI Andi Mukshia mengatakan, kangguru tanah yang baru saja dilepasliarkan ke Taman Wasur merupakan satwa asli Indonesia yang tersebar dari Transfly PNG, Kepulauan Aru, Merauke dan di wilayah Selatan Papua. “Sebelum dilepas, hewan langka itu diterbangkan dari Timika,”katanya kepada wartawan, Selasa, (11/12).

Dikatakannya, awalnya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta dan BKSDA Jawa Barat melakukan penertiban satwa di sejumlah tempat, yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat dibantu PPSC dan PPS Tegal Alur Jakarta. “Kngguru Tanah yang dilepas itu awalnya merupakan satwa sitaan,”jelasnya.Lebih jauh dijelaskannya, sebelum dilepaskan di Taman Wasur, kangguru tanah itu dipelihara pada areal hutan Nayaro, Mimika yang disiapkan PTFI bekerjasama dengan PPSC, BKSDA Papua dan masyarakat Nayaro. Keterlibatan masyarakat Nayora, Mimika cukup besar, dari 17 ekor kangguru tanah akhirnya kangguru tersebut berkembang menjadi 21 ekor.

Lanjut dia, keterlibatan PTFI dalam pemulangan kangguru tanah ke Papua ditandai dengan pelepasliaran di Taman Wasur merupakan wujud komitmen PTFI terhadap pelestarian keanekaragaman hayati Papua. “Ini salah satu wujud kepedulian kami terhadap pelestarian keanekaragaman hayati,”terangnya.Tidak hanya itu, sebelumnya PTFI berkerjasama dengan Jaringan Pusat Penyelamatan Satwa (JPPS) dan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam (PHKA) Departemen Kehutanan, 28 Agustus 2006 melakukan pemulangan 2.930 ekor kura-kura moncong babi (Carettochelys Insclupta) ke Papua.(api)

23 December 2007

Papua : Awas! Banjir dan Longsor , Diperkirakan Hujan Hingga Februari

BMG V Jayapura memberikan peringatan dini bagi masyarakat di Jayapura untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir dan longsor. Banjir bisa saja datang sewaktu-waktu. Seperti dalam foto ini, suasana banjir yang merendam pasar Yotefa, Maret lalu. (Foto Dok.Cenderawasih Pos)


(www.cenderawasihpos.com, Sabtu 22-12-2007)
JAYAPURA- Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Wilayah V Jayapura mengeluarkan peringatan dini bagi masyarakat di Papua, khususnya Jayapura dan sekitarnya untuk mewaspadai adanya banjir dan longsor. Sebab selama bulan Desember-- Februari 2008 nanti, curah hujan diperkirakan akan tetap tinggi. Kasubid Pelayanan Jasa Balai Badan BMG Wilayah V Jayapura, Zem I Padama, SE, S.Si, mengatakan, umumnya untuk wilayah Indonesia pada bulan September-Desember ini normalnya adalah bulan yang memang musim penghujan, sehingga patutlah kita mewaspadainya.Dikatakan, pada minggu pertama Desember 2007 hingga Febuari 2008, untuk wilayah Papua intensitas turun hujan menunjukkan adanya hujan lebat, mulai dari Fakfak, Sarmi, Kaimana, Dok 2 Jayapura, Sentani, Timika, Biak, Gunung Merah yang rata-rata curah hujannya di atas 20mm-75mm.

"Kami hanya memberikan peringatan yang sifatnya peringatan dini saja dan kami berharap kepada masyarakat pada bulan Desember ini untuk mewaspadai akan curah hujan lebat yang akan melanda Kota Jayapura,"katanya kepada Cenderawasih Pos di ruang kerjanya, Jumat (21/12).Menurutnya, dari pantauan satelit dan pengamatan udara (stasiun meteorologi) menunjukkan bahwa pada bulan Desember ini adalah pertumbuhan awan-awan konfektif yang dapat mendatangkan hujan yang cukup lama melihat adanya pergerakan arah awan bergerak mulai dari utara hingga ke selatan.Dari pantauan selama 1 minggu ini, khusus untuk wilayah Jayapura sampai akhir Desember ini curah hujan akan menyeluruh dan merata mulai dari Jayapura Utara hingga ke Sentani yang intensitasnya curah hujannya dari sedang hingga lebat. Sedangkan untuk wilayah yang dekat dengan pantai utara intensitasnya cukup rawan akan curah hujan lebat. "Saya berharap kepada masyarakat yang ingin bepergian agar dapat mempersiapkan diri mengingat curah hujan pada bulan-bulan tidak bersahabat dan kepada instansi terkait untuk dapat memperhatikan saluran-saluran air yang dapat mengakibatkan banjir,"paparnya.Ditambahnya, untuk kemungkinan rawan longsor yang diakibatkan karena hujan turun sepanjang hari, bukan merupakan suatu faktor hujan, tetapi dari struktur tanah yang mungkin tidak padat yang juga dapat mempengaruhi timbulnya longsor. Misalnya untuk wilayah Abe Pantai yang rawan longsor, karena wilayah tersebut dekat dengan Pantai Laut.(cr-148)

Jayapura : 2007, 41 Izin Pertambangan Diterbitkan

(www.cenderawasihpos.com, Sabtu 22-12-2007)
JAYAPURA-Hingga akhir 2007 ini, Gubernur Papua telah mengeluarkan Surat Kuasa Pertambangan (izin pertambangan) untuk kegiatan penyelidikan umum maupun eksplorasi bagi 41 perusahaan yang akan melakukan pertambangan emas, perak, tembaga, nikel dan seterusnya di wilayah Provinsi Papua. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua, Drs Toto Purwanto,M.Si saat ditanya tentang perkembangan pertambangan di Papua, baru-baru ini. Dikatakan, sebagaimana penjelasan gubernur, tanah Papua ini ibarat raksasa tidur, di mana potensi kekayaan alam yang dimiliki cukup banyak, baik di darat, sungai maupun di laut.

"Untuk membangunkan raksasa tidur ini, gubernur telah pergi ke luar negeri mencari ivestor. Dimana dengan kehadiran para investor itu diharapkan bisa mengolah potensi yang ada untuk kesejahteraan masyarakat Papua," katanya.Menurutnya, negara Papua New Guinea (PNG) saja sudah ada tujuh perusahaan yang melakukan eksplotasi pertambangan, sementara di Papua sendiri baru satu, yaitu di Timika yang dilakukan PT. Freeport Indonesia."Memang banyak perusahaan yang mengajukan permohonan, tetapi mereka belum melakukan eksploitasi. Sebanyak 41 perusahaan yang telah mengajukan permohonan itu, sampai saat ini masih dalam tahap penyelidikan umum dan eksplorasi," paparnya.Dijelaskan, untuk kuasa pertambangan penyelidikan umum, biasanya dalam jangka waktu 1 tahun dan bisa diperpanjang lagi. Sedangkan untuk kuasa pertambangan eksplorasi, jangka waktunya selama 3 tahun. "Jika dalam jangka waktu 3 tahun ini sudah memungkinkan, maka bisa mengajukan permohonan kuasa pertambangan eksploitasi," jelasnya.

Pihaknya mencontohkan, untuk wilayah pertambangan di daerah Senggi (Kab Keerom) yang dilakukan oleh PT Mutiara Kirana Idenberg, sampai saat ini masih tahap eksplorasi. "Mereka sudah lakukan eksplorasi selama tiga tahun, namun karena belum memungkinkan untuk dilakukan eksploitasi, sehingga mereka memperpanjang kuasa pertambangan eksplorasinya," pungkasnya. (fud)

22 December 2007

Keerom : Pemkab Keerom, Datangkan Bibit Padi dari Maros

(www.cenderawasihpos.com, Jumat 21-12-2007)
KEEROM - Setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Keerom, menghalokasikan dana bantuan bagi para petani sawah Rp 30 juta melalui dana APBN, maka kali ini Pemkab Keerom terus mengupayakan bagaimana adanya peningkatan kesejahteraan hidup bagi masyarakatnya. Buktinya, Dinas Pertanian Kabupaten Keerom, mendatangkan bibit pagi unggul dari Maros, Sulawesi Selatan.Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Keerom, Anton Samaryanto, SH, M.Si, mengatakan, kedua jenis bibit padi tersebut adalah bervarietas Celebes dan varietas Chieran.

Kedua varietas padi itu sengaja didatangkan agar produksi padi di wilayah Kabupaten Keerom benar-benar berkualitas. Sebab sesuai dengan hasil penelitian tim pusat, kedua varietas itu memiliki kualitas padi yang baik.“Kami datangkan bibit padi unggul dari Maros. Kedua jenis padi itu bervarietas Celebes dan varietas Chieran,” terangnya kepada Cenderawasih Pos, via telepon, Jumat (21/12).Dikatakan, bibit padi itu telah diserahkan kepada para petani yang selanjutnya ditanam pada lokasi sawah seluas 100 hektar yang telah pihaknya siapkan melalui dana APBN Rp 30 juta itu.“Pada setiap hektar sawah, para petani akan menanamkan sekitar 4 ton bibit. Maka bila dikalikan, sudah tentunya berapa ton bibit padi yang di tanam pada 100 hektar sawah itu,” katanya.Bila kedua jenis varietas padi itu dikelola dengan baik, dalam hal ini menyangkut pemupukan maupun perawatan lainnya, maka akan menghasilkan produksi padi yang bagus. Dimana setiap hektar sawah akan menghasilkan produksi padi sebanyak delapan ton. Pihaknya juga akan melakukan berbagai upaya pembinaan, dan pendampingan bagi para petani, sehingga produksi padi yang dihasilkan benar-benar bermutu dan berkualitas.

“Negara ini di bangun dari sektor pertanian, sehingga bila pemerintah tidak serius terhadap masalah pertanian maka sudah tentunya akan timbul kelaparan. Untuk Keerom sendiri 4,88 persen PDRB nya (Produk domestik regional bruto) dari sektor pertanian,” imbuhnya.Terkait dengan itu, ia menyatakan, kedepannya ada beberapa program yang telah disiapkan, diantaranya program ketahanan pangan, program produksi dan produktifitas hasil pertanian dan yang terakhir ialah program pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.(nls)

Merauke : 14.000 Bibit Mangga Gratis Dibagikan Kepada Masyarakat Jagebob dan 3 Kampung di Distrik Semangga

(www.cenderawasihpos.com, Jumat 21-12-2007)
MERAUKE- Sebanyak 14.000 bibit pohon Mangga jenis Harus Manis dibagi secara gratis kepada masyarakat yang ada di Distrik Jagebob dan masyarakat yang ada di 3 Kampung di Distrik Semangga yakni Kamung Matara, Urum dan Waninggap Nanggo.Pembagian sekaligus penananam massal secara simbolis bibit mangga tersebut dilakukan di Kampung Waninggap Nanggo oleh Asisten II Setda Yulius Noya mewakili Bupati didampingi Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke Ir Omah Laduani Ladamay, M.Si bersama masyarakat setempat, kemarin. ‘’Untuk 3 Kampung di Distrik Semangga dibagikan 4.000 bibit secara gratis sedangkan di Jagabob sebanyak 10.000 bibit ,’’ kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke Ir Omah Laduani Lamaday, M.Si. Untuk Merauke.Dikatakan, hanya 3 kampung tersebut yang memperoleh bibit mangga dengan cara gratis dengan harapan nantinya ekonomi masyarakat bisa meningkat. ‘’Buah Mangga Harum Manis memiliki keunggulan yang sampai sekarang harga pasaran rata-rata Rp 10.000 perbiji. Nah, Bibit Mangga yang kita bagikan ini kalau mulai ditanam sekarang, dua tahun kedepan sudah bisa kita petik hasilnya,’’ terangnya.


Kepada masyarakat, dirinya minta untuk tidak takut hasilnya nanti banyak yang akan terbuang-buang akibat melimpah di pasaran. Sebab buah mangga memiliki banyak manfaat. Selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, juga bisa diolah untuk bahan seley, pasta gigi dan lain-lain. ‘’Jadi buah mangga ini memiliki banyak kegunaan,’’ terangnya. Senada dengan itu, Asisten II Setda Merauke Yulius Noya mengungkapkan pemberian dan penanaman pohon mangga tersebut selain untuk meningkatkan ekonomi masyarakat juga merupakan bagian darui penanaman pohon dalam rangka mengantisipasi pemanasan global. ‘’Mari kita mulai menanam pohon apa saja, termasuk pohon mangga ini agar kita dan anak cucu kita kedepan bisa terselamatkan akibat pemanasan global,’’ ajaknya.(ulo)

21 December 2007

Merauke : Bulog Merauke Siapkan 700 Ton Untuk Operasi Pasar Khusus

(www.cenderawasihpos.com, Kamis 20-12-2007)
MERAUKE- Bulog Sub Devisi Regional Merauke, menyiapkan sedikitnya 700 ton beras untuk Operasi Pasar secara Khusus (OPK). Menurut Kepala Bulog Sub Devisi Regional Merauke, Drs H. Yurianto, 700 ton yang disiapkan tersebut merupakan kuota yang diterima dari Pemerintah Pusat untuk 4 kabupaten, Merauke, Boven Digoel, Mappi dan Asmat untuk Operasi Pasar Khusus menghadapi Natal dan tahu Baru. ‘’Untuk OPK ini diambil dari cadangan beras’Pemerintah,’’ katanya saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini.Harga perkilonya, lanjut Yurianto, cukup murah yakni Rp 1.600 perkilo. Hanya saja, waktu yang disiapkan untuk pengambilan beras OPK ini sangat terbatas paling lambat sampai 31 Desember 2007. ‘’Kita ketahui bersama bahwa banyak libur dan cuti bersama mulai 20-26 Desember, sehingga waktu kerja sisa 5 hari. Meski demikian kami tetap buka tergantung dari masing-masing pemda nanti. Kalau ajukan permohonan pasti kami layani tapi kalau itu sudah lewat dari 31 Desember kami tidak layani,’’ jelasnya.Ketersediaan beras OPK yang disiapkan tersebut, lanjut Yurianto, sangat penting bagi Pemerintah untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dari sisi ekonomi dalam merayakan Natal dan Tahun baru. (ulo)

20 December 2007

Keerom : Pemkab Keerom Berdayakan Petaninya

(www.cenderawasihpos.com, Rabu 19-12-2007)
KEEROM-Berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Keerom untuk memberdayakan para petaninya, apalagi melalui dana APBN Pemkab Keerom, untuk instansi teknis dialokasikan dana tani padat karya sebesar Rp 30 juta.Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Keerom, Anton Samaryanto, SH, M.Si, mengatakan, alokasi dana tersebut dikhususkan untuk pengoptimalisasi lahan pertanian, dalam hal ini perluasan areal persawahan yang berlokasi di Kampung Wiantre, Distrik Skamto.“Ini merupakan program padat karya dari dana APBN untuk perluasan areal sawah seluas 100 hektar. Bantuan itu sebagai bentuk perhatian kami terhadap para petani, untuk bagaimana memberdayakan kehidupan mereka,” tandasnya kepada Cenderawasih Pos di kediamannya, Kampung Work, Distrik Arso, Keerom, Selasa (18/12).Dengan bantuan itu, saat ini pihaknya telah melakukan perluasan areal sawah seluas 50 hektar, sementara sisanya sedang dalam proses pengerjaan.

Diterangkan, seharusnya 100 hektar lahan sawah itu telah diselesaikan pada Desember ini, namun karena ada beberapa kendala, sehingga terjadi keterlambatan dan akan diselesaikan secara perlahan-lahan hingga awal tahun 2008, sekaligus, akan dilaksanakannya penanaman padi pada musim tanam mendatang. “Sebagian lokasi sawah sudah digunakan untuk kegiatan penanaman,” terangnya.Kendala tersebut antara lain, mobilitas alat berat dari tempat asal ke lokasi, kondisi lahan yang kurang mendukung percepatan perluasan areal itu, kerusakan alat berat, serta beberapa faktor lainnya, salah satunya proses percetakan sawah yang harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh para petani.Alokasi dana Rp 30 juta itu juga di peruntukan untuk program pembuatan dan perbaikan drainase persawahan.Disamping bantuan dana itu, pihaknya juga menyalurkan bantuan fasilitas pertanian seperti mesin Alkon, bibit tanaman padi untuk di tanaman pada areal 100 hektar itu, pupuk, kemudian alat pertanian kecil (APK) diantaranya sabit dan sebagainya.

“Khusus bibit padi yang kami berikan bagi para petani itu adalah bibit padi unggul, dengan jenis varietas Celebes dan varietas Chieran. Kedua jenis varietas ini kami datangkan dari Benih Padi Unggul dari Maros,” katanya.Terkait dengan itu, dirinya berharap, dengan adanya bantuan itu, baik itu dana segar maupun bantuan sarana produksi pertanian maupun (Saprodi) maupun APK, diharapkan para petani dapat mengoptimalkan penggunaannya dalam memberdayakan kehidupan mereka, melalui usaha taninya itu.(nls).

19 December 2007

Jayapura : Abrasi Pantai Jadi Ancaman Serius

Kawasan pantai di wilayah Kota Jayapura, khususnya di Hamadi, Holtekamp dan Skouw mulai dilanda abrasi sehingga perlu perhatian serius. Tampak kondisi pantai Kayo Pulau yang juga perlu perhatian (Foto : Agung / Cenderawasih Pos)


(www.cenderawasihpos.com, Rabu 19-12-2007)
JAYAPURA-Dampak kerusakan ekosistem pantai, mulai dari Hamadi, Holtekamp dan Skouw, nampaknya menjadi ancaman serius terjadinya proses abrasi pantai. Tidak hanya kawasan pesisir pantai yang dikhawatirkan terjadi kerusakan, namun sejumlah pemukiman masyarakat khususya di daerah Skouw terancam tergusur karena dampak abrasi pantai yang menyebabkan garis pantai terus masuk ke arah darat. Ironisnya, ancaman abrasi pantai yang ada saat ini hanya baru sebatas kajian yang menjadi bahan pembicaraan dan belum dilakukan tindakan nyata.

Padahal dari survey yang dilakukan PT Ananda Shania, Konsultama rekanan dari Bapedalda Kota Jayapura, kerusakan yang ditemukan di sepanjang pantai Hamadi, Holtekamp dan Skouw ini butuh penanganan segera. "Dari tiga kawasan pantai tersebut, yang paling riskan terjadi abrasi adalah di kawasan Skouw. Bahkan dari survey di lapangan ada pemukiman di Skouw yang sudah 5 kali direlokasi, masyarakat sudah menunggu penanganan dari pemerintah, supaya mereka tidak bergeser lagi,"ungkap Jansen Kamawa, salah seorang anggota tim konsultan saat ditemui Cenderawasih Pos di sela kegiatan tersebut, kemarin. Sementara itu, menurut Kepala Bidang Pemantauan dan Pemulihan Bapedalda Kota Jayapura Ir Ketty Kailola mengatakan, sejauh ini pihak Bapedalda baru sebatas melakukan kajian terhadap pengelolaan kawasan pantai.

Menurutnya, untuk tindak lanjut penanganan, memang perlu kerja sama dari semua pihak terkait. "Kami hanya siapkan kajian pengelolaan sebagai dasar kegiatan atau pembangunan di kawasan pantai ini,"ujar Ketty. Ketua DPRD Kota Jayapura yang hadir dalam kegiatan tersebut juga merespon positif hasil kajian pengelolaan kawasan pantai di wilayah Jayapura yang diketahui banyak ancaman abrasi ini. Pihaknya menyayangkan, lemahnya perencanan dan pengawasan terhadap kawasan pantai, yang hingga saat ini master plan pengembangan kawasan belum ada. Apalagi ada rencana pembangunan pembangkit listrik di eks Logpond Hanurata, sehingga pengelolaan kawasan pantai harus jelas. Pihaknya berharap bahwa kajian masalah pantai ini tidak hanya sebatas menjadi bahan pembicaraan, tapi perlu juga diajukan dalam Rapat Koordinasi Pembangunan (Rakorbang) kota Jayapura supaya ada tindaklanjut nyata. "Kita harapkan dokumen dan hasil kajian pengelolaan kawasan pantai ini diajukan ke dewan,"tandasnya. (tri)

18 December 2007

Merauke : Lagi, Anggota Korpri Lakukan Aksi Tanam Pohon

(www.cenderawasihpos.com, 17-12-2007)
MERAUKE- Aksi menanam pohon terus digalakan Anggota Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kabupaten Merauke dalam rangka menghijaukan kembali danmemperbaiki lahan khususnya sekitar Pantai Payum dan Lampu Satu Merauke yang terus terabrasi. Setelah melakukan aksi tanam pohon Sabtu lalu, maka Sabtu (15/12) pekan kemarin aksi tanam pohon tersebut kembali dilakukan di sekitar Pantai Lampu Satu Merauke yang berada sekitar 2 Km dari pusat Kota Merauke.Pohon yang ditanam kali ini berbeda dengan pohon yang ditanam sebelumnya. Jika sebelumnya yang ditanam merupakan anakan mangrove berdaun kecil dengan system cabut dari tempat tumbuhnya, kali ini anakan mangrove yang ditanam berdaun lebar, merupakan hasil pembibitan yang setelah ditanam kemungkinan sangat besar akan tumbuh karena masih nempel dengan tanahnya. Ribuan PNS yang tergabung dalam organisasi Korpri Kabupaten Merauke baik yang berada di lingkungan Pemkab Meraukemaupun lembaga Pemerintah Vertikal turun secara ramai-ramai menanam pohon tersebut.


Dalam waktu yang singkat, 2.000 lebih anakan pohon mangrove tersebut sudah ditanam. Bupati Merauke Drs Johanes Gluba Gebze, pada apel dalam rangka aksi penanaman pohon tersebut mengajak anggota Korpri dan seluruh warga untuk peduli dengan lingkungan yang saat ini iklim cenderung semakin ekstrim akibat terjadinya pemanasan secara global.. (ulo)

14 December 2007

Mancanegara : Seoul : Kucing Kloning Menyala Merah dalam Gelap

Foto : Dok. Kompas



(www.kompas.com, 13 Desember 2007)
SEOUL, KAMIS - Sebuah laboratorium di Korea Selatan tidak hanya berhasil mengkloning kucing, namun membuatnya menyala merah dalam gelap. Hal tersebut merupakan efek samping karena para peneliti menanamkan gen RFP (Red Fluorescent Protein), yang menghasilkan protein pemicu cahaya pendar fluorisensi.

Jika terpapar cahaya ultraviolet dalam waktu cukup lama, tubuhnya akan menyala merah di kegelapan. Kucing ’ajaib’ tersebut dikembangkan tim ilmuwan yang dipimpin Kong Il-keun, pakar kloning dari Universitas Nasional Gyeongsang.

Ada tiga ekor kucing hasil kloning yang masing-masing lahir antara Januari-Februari 2007. Dua di antaranya tumbuh menjadi kucing Angora Turki dewasa seberat 3 kilogram dan 3,5 kilogram, dan seekor lainnya mati.



Manipulasi gen
"Ini merupakan keberhasilan pertama di dunia ada kucing dengan gen RFP berhasil dikloning," kata Menteri Sains dan Teknologi Korea Selatan mengumumkan keberhasilan tersebut. Manipulasi RFP merupakan salah satu teknik yang potensial untuk pengobatan penyakit yang berhubungan dengan sifat genetik.


Teknologi yang digunakan dapat diaplikasikan untuk mengkloning kucing yang menderita penyakit seperti manusia di laboratorium. Suatu saat, terapi pengobatan dengan sel induk juga dapat dipercepat pengembangannya mengingat kucing membawa 250 penyakit genetik yang juga diderita manusia.

Selain itu, keberhasilan ini memberikan harapan baru dalam konservasi satwa langka yang terancam punah. Teknik serupa mungkin dapat digunakan untuk mengkloning harimau, macan, atau kucing hutan. (Sumber: AFP, Penulis: WAH)

12 December 2007

Peduli Lingkungan Harus Ditumbuhkan

(www.cenderawasihpos.com, 11-12-2007)
JAYAPURA-Gubernur Provinsi Papua Barnabas Suebu, SH, meminta semua komponen masyarakat memiliki komitmen peduli lingkungan hidup. Pasalnya, kurang tumbuhnya sikap dan ramah lingkungan di tengah masyarakat mempunyai andil besar terhadap terjadinya pencemaran ataupun kerusakan lingkungan hidup."Semua pihak harus menyadari bahwa pelestarian lingkungan hidup adalah tanggung jawab bersama," kata gubernur dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Bapedalda Provinsi Papua Drs WY Watken, saat membuka sosialisasi dan advokasi pengelolaan lingkungan hidup bagi Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat di Hotel Relat Indah, kemarin. Terkait dengan itu, lanjutnya, maka peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup sangat diharapkan.

Peran tersebut, melalui peningkatan kemandirian masyarakat, kebersamaan masyarakat dan kemitraan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Hal yang lain, kata gubernur, perlunya menumbuhkembangkan kemampuan dan pelaporan masyarakat. "Pentingnya lingkungan hidup yang bebas dari pencemaran dan kerusakan juga menjadi perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Papua dalam proses pembangunan ke depan,"ujar gubernur.Dikatakan, kebijakan untuk menciptakan lingkungan hidup yang seimbang dan lestari, mutlak diperlukan guna menjaga sumberdaya alam sehingga tidak rusak dan terpelihara secara sistematis. Sekadar diketahui, kegiatan yang digelar Bapedalda Provinsi Papua ini akan berlangsung selama 3 hari dan diikuti 70 orang. Mereka adalah tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan dan tokoh pemuda.(ito/cr-149)

11 December 2007

Sarmi : Dicanangkan, Gerakan Pengendalian Hama PBK, Untuk Memotivasi Penanaman Kakao, Bupati Tawarkan Rumah Rakyat

(www.cenderawasihpos.com, 10-12-2007)
SARMI-Guna memberantas dan mengantisipasi serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK) pada tanaman kakao di wilayah Kabupaten Sarmi, Rabu (5/12) lalu, Pemkab Satmi melalui Dinas Perkebunan Kabupaten Sarmi, mencanangkan gerakan pengendalian hama PBK.Sekadar diketahui, semenjak pencanangan GERBANG SARMIKU dengan gerakan andalan "Tiada Hari Tanpa Menanam Kakao---telah terjadi peningkatan jumlah areal tanam (kebun rakyat), dimana pada akhir tahun 2006 lalu jumlah pohon kakao yang ditanam masyarakat telah mencapai 1.258.683 pohon kakao yang tersebar pada lahan 1.259 Ha kebun kakao rakyat.

Distrik Bonggo Timur adalah penanam terbanyak, yakni sebanyak 369.651 pohon pada areal seluas 370 Ha, sedangakn Distrik Bonggo 311.268 pohon dengan luas areal mencapai 312 Ha, disusul Distrik Pantai Timur dan Distrik Pantai Timur Barat seluas 216 Ha atau sebanyak 216.599 pohon kakao.Sedangkan Distrik Tor Atas dan Distrik Sarmi, masing-masing memiliki areal kebun kakao seluas 241 Ha dan 120 Ha dengan jumlah pohon sebanyak 241.058 pohon dan 120.107 pohon.Sementara itu sejak awal tahun 2007 lalu telah dicanangkan Program Sejuta Hektar Kebun Kakao, dimana Pemerintah Daerah melalui Dinas Perkebunan menyediakan biji kakao unggulan untuk dijadikan anakan kakao dalam koker-koker yang dibagi ke masyarakat sebelum ditanam ke lahan-lahan yang mereka miliki. Nah untuk lebih meningkatkan hasil produksi (panen) masyarakat dan memberantas hama Penggerek Buah Kakao (PBK) yang mulai menyerang kebun kakao rakyat di Kabupaten Sarmi, maka Rabu (5/12) lalu, bertempat di Kampung Dabe, Distrik Pantai Timur Barat, dilakukan pencanangan Gerakan Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK).

Bupati Sarmi Drs. Eduard Fonataba, MM dalam sambutannya ketika membuka kegiatan tersebut menghimbau kepada seluruh jajaran kepala kampung untuk terus menggiatkan penanaman kakao.Untuk lebih mensupport dan memberikan semangat kepada masyarakat untuk menanam kakao, Bupati Fonataba, memberikan perhatian lebih kepada kampung yang giat menanam kakao dalam bentuk pemberian bantuan rumah rakyat permanen."Saya terus memantau, kampung yang meningkat areal tanamnya dan terus menanam kakao, akan akmi tambahkan jatah rumah rakyatnya, seperti Dabe ini jatah awalnya 25 rumah, tapi saya pantau gerakan tanam kakaonya meningkat pesat sehingga tahun ini kami tambah jatah rumahnya jika bisa dapat 40 rumah," ujar bupati yang disambut tepuk tangan masyarakat. Dan kepada kampung yang tidak ada peningkatan dalam gerakan tanam kakaonya, bupati mewanti-wanti akan mengurangi jatah rumahnya.Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Sarmi, Drs. Viktor Pekpekai, M.Si dalam laporannya mengatakan bahwa untuk Kampung Dabe, saat ini terdata 86.168 pohon kakao pada 87 hektar areal tanam. Sementara yang sudah menghasilkan seluas 54 hektar atau sebanyak 54.280 pohon. ''Jumlah petani kakao ada 73 orang dari 94 KK dengan produksi rata-rata per tahun/hektar mencapai 603 Kg,''ujarnya.Juga dikatakan bahwa produksi kakao rakyat akhir-akhir ini menurun akibat serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK), sehingga dengan adanya gerakan pengendalian hama PBK ini, produksi kakao rakyat diharapkan dapat digenjot kembali dan pohon kakao yang sakit dan masih bisa diselamatkan akan dapat tertolong.

Gerakan pengendalian hama PBK sendiri melibatkan 50 petani dari masing-masing kampung, dimana selain diberikan pelatihan bagaimana merawat dan melakukan pemangkasan, petani juga akan memperoleh bantuan berupa parang, gunting gala dan gergaji pangkas.Acara yang dihadiri oleh seluruh kepala kampung dan beberapa undangan lainnya itu ditandai dengan penyerahan bantuan berupa mesin semprot dan beberapa peralatan pemangkasan oleh Bupati Sarmi Drs. E. Fonataba, disusul oleh Ketua PKK Sarmi Ny. Amelia Fonataba dan Kadinas Perkebunan secara simbolis.Ketua PKK Sarmi dalam arahannya di hadapan ratusan masyarakat, mengajak kaum perempuan ikut ambil bagian dalam gerakan tanam kakao ini. Sebab dengan menanam kakao, maka berkat Tuhan akan berkelimpahan kepada masyarakat."Bukan untuk kita, tapi untuk anak cucu kita dan generasi setelah kita, peran perempuan tidak bisa diabaikan dalam gerakan ini, karena fakta di lapangan menunjukkan untuk perawatan tanaman kakao peran perempuan sangat dominan,"kata Ny Amelia.Menurutnya, dengan menanam kakao ini perempuan bukan hanya berpartisipasi meningkatkan ekonomi keluarga, tapi juga terlibat dalam upaya mengatasi pemanasan global karena dengan tanam kakao berarti ikut menjaga keseimbangan alam.(ist)

Sarmi : Gerakan Tanam dan Pelihara 1000 Pohon di Kampung Ansudu

(www.cenderawasihpos.com, 10-12-2007)
MASIH dalam rangkaian kegiatan menyambut HUT Dharma Wanita Persatuan (DWP) Ke - 8, Senin lalu bertempat di Kampung Ansudu II (Srem), Distrik Pantai Timur, kaum perempuan di Kabupaten Sarmi yang tergabung dalam organisasi profesi maupun organisasi kemasyarakatan lainnya mencanangkan Aksi Gerakan Tanam dan Pelihara Seribu Pohon.Aksi yang mengusung thema "Dengan Semangat HUT Ke-8 DWP Kita Tingkatkan Kepedulian Lingkungan Melalui Penanaman Seribu Pohon" tersebut dilakukan serentak di 5 distrik yakni Distrik Bonggo Timur, Bonggo, Pantai Timur, Pantai Timur Barat dan Sarmi.Jenis bibit tanaman yang ditanam adalah pohon produksi seperti kakao, kelapa dan pinang---yang mana mulai dari penanaman sampai dengan pemeliharaan dan menuai hasilnya---ditangani secara langsung oleh kaum perempuan yang ada di kampung-kampung.

"Dengan aksi menanam dan memelihara ini, DWP Kabupaten Sarmi ingin ikut ambil bagian dalam menggerakkan kaum perempuan berpartisipasi dalam program GERBANG SARMIKU dengan gerakan pertamanya "Tiada Hari Menanam Kakao", karena kakao juga satu tanaman yang memiliki daya serap tinggi terhadap Co2," jelas Ketua DWP Kabupaten Sarmi, Ny. Adolin Kreeuw, dalam sambutannya.Sementara itu Bupati Sarmi, Drs Eduard Fonataba MM, dalam sambutannya menegaskan bahwa pembangunan yang mengabaikan lingkungan akan menuai bencana, namun yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan agar segala yang kita kerjakan mendapat hasil yang baik dan jauh dari bencana.Isu lingkungan saat ini sudah menjadi isu internasional, dimana hal itu tumbuh dari kesadaran diri manusia setelah terjadi perubahan iklim secara besar-besaran, karena hutan yang dibabat habis, tata ruang pembangunan yang mengabaikan fungsi ekosistem, sehingga terjadi kebocoran dan penipisan lapisan ozon di kutub utara.''Sehingga bila kita semua tidak ikut memikirkan hal tersebut, maka akan tiba saat dimana alam menjadi murka dan memusnahkan segala apa yang ada dimuka bumi ini,''kata bupati.''Karena itu, menjaga alam dan mengurangi tindakan-tindakan merusak yang bisa dilakukan dan terus berdoa agar kita tetap dilindungi oleh Tuhan pemilik dan penguasa jagat alam ini,"lanjut bupati.Berkaitan itu, maka pembangunan yang dilakukan di Sarmi benar-benar memperhatikan masalah lingkungan, sebagai contoh kawasan Kota Baru Petam yang tertutup untuk pemukiman dan tetap menjaga keaslian alamnya, batu-batuan di sepanjang Kali Sewan dalam dua tahun terakhir ini sudah ada larangan kepada masyarakat untuk tidak melakukan penambangan.''Dan itu benar-benar ditaati oleh masyarakat, dan terakhir adalah aksi pembalakan liar di wilayah Distrik Bonggo yang sudah berhenti sama sekali,''tandasnya.

Ketua TP PKK Ny. Amelia Fonataba yang juga Dewan Penasehat DWP Kabupaten Sarmi dalam sambutannya juga menegaskan hal yang sama. Menurutnya, peran perempuan untuk ikut ambil bagian dalam isu pemanasan global dapat ditunjukkan dalam bentuk karya nyata semacam tanam dan pelihara pohon---dimana perempuan melalui keluarga bisa menanamkan dan mengajak kepada keluarga lainnya agar mau memikirkan lingkungan."Jika satu keluarga bisa tanam 10 pohon saja, berarti sudah berapa pohon yang tumbuh dan mampu menyelamatkan kehidupan kita untuk masa mendatang. Jangan biarkan pekarangan rumah maupun kebun kita kosong, mari kita tanam dan terus pelihara," ajak Ny. Amelia lagi. (ist)

Merauke : Kader Peternak Dilatih Buat Pakan Ternak Sapi

MERAUKE- Sejumlah peternak sapi di Merauke dilatih secara langsung cara membuat pakan ternak sapi. DR Budiharianto dari Litbang Pertanian Balai Penelitian Ternak Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian dan Usman dari Balai Penelitian Teknologi Pertanian Provinsi Papua, langsung memandu dan melatih para peternak sapi itu membuat pakan. Acara itu berlangsung di Rumah Potong Hewan (RPH) Wasur, Sabtu pekan kemarin. Pakan yang dibuat berupa pembuatan permentasi jerami atau rumput, pembuatan mineral blok dan Fre Biotik. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Merauke, Ir Bambang Dwiatmoko, disela pembuatan 3 jenis pakan ternak sapi tersebut mengungkapkan, pembuatan pakan ternak sapi itu akan ditindaklanjuti dengan praktek di 5 Distrik yakni Merauke, Tanah Miring, Semangga, Jagebob dan Kurik. ‘’Ini termasuk penyebaran teknologi pembuatan pakan ternak,’’ terangnya.

Sistem pembuatan pakan dengan teknologi itu, dalam rangka mengembangkan Ternak Bangkit (Terbang) yang telah dicanangkan beberapa bulan lalu. Ditempat sama, DR Budiharianto mengungkapkan, praktek pembuatan pakan ternak tersebut agar para peternak sapi tidak kebingungan memperoleh pakan ternak saat musim kemarau, karena sudah disiapkan dengan stok. ‘’Kalau musim kemarau yang cukup panjang hampir semua rumput menjadi kering, sehingga sulit untuk mencarikan makanan. Tapi kalau sudah disiapkan melalui permentasi jerami atau rumput tidak ada masalah lagi, karena hasil dari permentasi jerami ini bisa tahan 6-7 bulan,’’ terangnya. (ulo)

Merauke : Anggota Korpri Merauke Lakukan Aksi Tanam 1.000 Pohon

(www.cenderawasihpos.com, 10-12-2007)
MERAUKE- Setelah berbagai organisasi perempuan di Merauke melakukan aksi tanam pohon di Pantai Payum beberapa hari lalu, maka giliran Pegawai Negeri Sipil baik Otonom maupun Vertikal yang tergabung dalam Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) di Kabupaten Merauke melakukan aksi tanam 1.000 Pohon. Aksi tanam 1.000 pohon tersebut dilakukan di Pantai Lampu Satu Merauke, Sabtu (8/12) diawali Bupati Merauke Drs Johanes Gluba Gebze, kemudian para anggota Korpri tersebut. Hanya saja, jumlah pohon yang akan ditanam jauh lebih sedikit dari jumlah anggota Korpri yang datang. Akibatnya, sebagian Anggota Korpri tersebut terpaksa hanya berdiri tidak tahu mau berbuat apa, meski seluruh anggota Korpri diperintahkan hanya menanam 1 pohon setiap orang. Aksi ini merupakan bagian dari Gerakan Tanam dan Pekan Memelihara Pohon yang dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, beberapa hari lalu, dan merupakan kegiatan seremonial ketiga setelah sebelumnya oleh Menteri Kehutanan RI, MS Ka’ban diadakan di Kampung Urum Distrik, Semangga Merauke dan Pantai Payum oleh berbagai Organisasi Perempuan di Pantai Payum Distrik Merauke. Kendati begitu, Bupati Merauke Drs Johanes Gluba Gebze, mengingatkan untuk tidak hanya tahu tanam tapi tidak lagi diperhatikan setelah tanam tersebut.

Meski secara nasional pencangan Tanam dan Pelihara Pohon sudah dilakukan Presiden, namun menurut Bupati, tahun 2008 mendatang akan dicanangkan sebagai tahun tanam dan pelihara pohon untuk masyarakat di Kabupaten Merauke. Untuk itu, kepada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Merauke diperintahkan untuk mulai mempersiapkan anakan pohon dan titik-titik lokasi untuk penanam an pohon sepanjang tahun. ‘’Jangan anggap bahwa pekerjaan ini sia-sia, tapi pekerjaan ini dapat membantu kita untuk tidak mengalami kesulitan di dalam kehidupan karena bumi semakin panas,’’ terangnya. Menurut Gebze, Suatu fenomena alam yang sudah terjadi belakangan ini di Papua akibat memanasnya bumi patut dicermati, yakni beberapa hari lalu di Wamena ditimpa hujan es. Akibatnya banyak tanaman mati. Sayur-sayuran seperti kol mati setelah ditimpa hujan es. ‘’Ini salah satu bagian dari fenomena alam. Ini pemberitahuan alam kepada kita, bahwa system alam tidak stabil. Jangan sampai itu terjadi pada kita,’’ katanya. (ulo)

09 December 2007

Manokwari : Hukuman Ringan, Danguskamla Armatim Kecewa

(www.cenderawasihpos.com, 08-12-2007)
MANOKWARI-Jajaran Armatim terus meningkatkan patroli untuk meminimalkan gangguan-gangguan terhadap negara dan asset-asetnya. Patroli yang dilakukan bisa dikatakan telah berhasil dengan prestasi yang baik dan memuaskan. Buktinya, telah banyak kapal-kapal asing yang melakukan pencurian ikan yang berhasil ditangkap dan dibawa ke meja hijau untuk diadili. Tetapi putusan pengadilan belum memberikan kepuasan bagi TNI-AL, khususnya yang diatas kapal Patroli yang melakukan pengintaian dan pengejaran dilaut.As Intel Danguskamla Armatim kepada Manokwari Pos (grup Cenderawasih Pos) diatas KRI Hasan Basri sempat menyampaikan kekecewaannya terhadap putusan yang dijatuhkan Pengadilan Negeri Manokwari kepada terdakwa WNA asal China. Putusan PN menjatuhkan hukuman terhadap Nahkoda dan KKM kapal asal China berupa pidana penjara 1 tahun, denda Rp 200 juta. Kapal dan dokumen serta muatan ikan dirampas untuk negara.Menurutnya, hukuman yang dijatuhkan hakim kepada terdakwa sangat ringan.

Bahkan sangat jauh dari pelanggarannya. Untuk diketahui kapal China tersebut sama sekali tidak memilik dokumen termasuk ABK-nya yang semuanya berkebangsaan China. “ Seharusnya pengadilan memberikan hukuman yang berat. Karena mereka telah masuk mencuri ikan dan tidak disertai dengan adiministrasi. Tapi Putusannya sangat mengecewakan, apalagi kalau diingat pelanggaran kapal itu yang sama sekali tidak ada dokumen kapal termasuk ABK. Terlebih memasuki wilayah NKRI secara tidak sah,”tuturnya.Dirinya sangat sepakat dengan sikap jaksa penuntut umum (JPU) yang langsung mengajukan banding setelah mendengar putusan yang sangat jauh dari tuntutan. JPU menuntut terdakwa untuk dihukum 5 tahun penjara dan denda Rp 1,5 Milyar dan kapal serta dokumen dirampas untuk negara. Untuk diketahui kapal China yang terbuat dari kayu tersebut ditangkap oleh KRI Taliwangsa pada 24 September lalu 2007 sekitar pukul 13.30 WIT. Kapal tersebut melanggar tidak mempunyai dokumen perijinan.(sr)