Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Blog Info Konservasi Papua

Cari Informasi/Berita/Tulisan/Artikel di Blog IKP

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org

IKLAN PROMO : VIRTUOSO ENTERTAIN " NUMBAY BAND ", info selengkapnya di www.ykpmpapua.org
Info Foto : 1) Virtuoso Entertain bersama Numbay Band saat melakukan penampilan bersama Artis Nasional Titi DJ. 2) Saat penampilan bersama Artis Diva Indonesia, Ruth Sahanaya. 3) Mengiringi artis Papua, Edo Kondologit dan Frans Sisir pada acara "Selamat Tinggal 2012, Selamat Datang 2013" kerjasama dengan Pemda Provinsi Papua di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Jayapura. 4) Melakukan perform band dengan Pianis Jazz Indonesia. 5) Personil Numbay Band melakukan penampilan di Taman Imbi, Kota Jayapura. Vitrtuoso Entertain menawarkan produk penyewaan alat musik, audio sound system dan Band Profesional kepada seluruh personal, pengusaha, instansi pemerintah,perusahaan swasta, toko, mal, kalangan akademisi, sekolah, para penggemar musik dan siapa saja yang khususnya berada di Kota Jayapura dan sekitarnya, serta umumnya di Tanah Papua. Vitrtuoso Entertain juga menawarkan bentuk kerjasama seperti mengisi Acara Hari Ulang Tahun baik pribadi maupun instansi, Acara Wisuda, Acara tertentu dari pihak sponsor, Mengiringi Artis dari tingkat Nasional sampai Lokal, Acara Kampanye dan Pilkada, serta Acara-Acara lainnya yang membutuhkan penampilan live, berbeda, profesional, tidak membosankan dan tentunya.... pasti hasilnya memuaskan........ INFO SELENGKAPNYA DI www.ykpmpapua.org

29 January 2007

Sorong : Tarigan Sibuk di Mabes, Sidang Faisal Ditunda

( Cenderawasih Pos, 28 Januari 2005 )
Apa yang diragukan sebelumnya ternyata terbukti. Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menangani perkara terdakwa Mantan Kapolres Sorong AKBP Faisal AN Cs, gagal mengahadirkan sejumlah jendral termasuk Mantan Wakapolda Papua Brigjen Raziman Tarigan dalam sidang lanjutan kasus tersebut. Akibatnya sidang AKBP Faisal terpaksa ditunda.


Empat saksi yang dipanggil Jaksa Penuntut Umum (JPU) R. Simon SH dan Andri Kurniawan SH, yang menangani perkara terdakawa Faisal AN dan Aceng Danda, serta JPU Nicolaus Kondomo SH dan Jobu Rayar SH yang akan mengahadirakan empat aaksi dari Mabes Polri Yakni Brigjen Pol. Raziman Tarigan, SH, Brigjen Pol. Toto Sudharto, Kompol Kunto Adjie, Kompol Laode Aries, tidak bisa dihadirkan dimuka persidangan Pengadilan Negeri (PN) Sorong, lantaran kesibukan di Mabes Polri.

Hal ini terungkap dalam persidangan kamis kemarin (28/01) dengan terdakwa Faisal AN dan Aceng Danda. Sama halnya dengan persidangan I Putu Mahasena, Widodo dan Anshar Djohar. Dimana majelis hakim pun sama adalah diketuai Marthen Thosuly SH dibantu hakim anggota Hebin Silalahi SH dan Andi Asmuruf SH.

Dan persidangan dimulai jam 10.15 WIT dengan materi pemeriksaan saksi. Sedangkan terdakwa didampingi PH M Syukur SH, Umar Renboran SH, Lodius Tomasoa SH, Christoffel Tuarima SH dan Alxy Sasube SH.

Dalam persidangan yang disaksikan 100 pengunjung sidang terungkap dari JPU R Simon SH yang membeberkan pada majelis hakim bahwa JPU mengalami kendala yaitu, masalah tempat tinggal para saksi yang ada di Jakarta. Dimana JPU sudah melayangkan pemanggilan yang ketiga kalinya,untuk hadirkan saksi pada hari ini,(kemarin,27/1) dan juga akan mengahadirkan saksi pada tanggal 3 febuari 2005.”Kalau untuk persidangan hari ini mohon maaf pak hakim kami tidak bisa mengahadirkan para saksi karena tempat tinggal sangat jauh. Dan juga alamat dalam BAP juga tidak cocok dalam BAP sehingga bisa pindah kealamat lain, serta juga para saksi bisa saja pindah kealamat yang lain yakni, Bareskrim Mabes Polri untuk membantu JPU dimana menghadirkan para saksi-saksi yang dihadirkan di PN ini,” katanya kepada hakim.

Ditanya hakim saksi-saksi yang dipangil siapa-siapa? Dijawab oleh R Simon SH bahwa yang dipanggil, Brigjen Pol Drs Totok Sudharto, salah satu tim yang ditunjuk Mabes Polri oleh Kapolri sebagai supervisi ke Polda-polda seluruh Indonesia termasuk Raziman Tarigan SH. Dan ini ada surat resmi dari Mabes Polri.

Kemudian hakim meminta sirat dari Mabes Polri, surat itu, dan ditunjuk kepada hakim oleh JPU. Dimana pemberitahuan kepada JPU untuk saksi tidak dapat mengahadiri sidang. Setelah itu hakim Marthen Thosuly SH membacakan surat tersebut. Dimana, isinya Brigjen Pol Raziman Tarigan SH, tidak dapat hadir sebagai saksi dalam perkara bernama Faisal AN dkk do PN Sorong.

Dan juga Tarigan mendapatkan tugas dari Mabes Polri sebagai penyidik kasus yang terjadi di Bareskrim Polri dan sebagai pendamping tamu KTT emergency Asean dan juga sebagai ketua tim supervisi ke Polda-polda dalam rangka menindaklanjuti perintah Kapolri terhadap 100 hari Presidan. Dan juga dikonfirmasikan dengan kedatangan surat panggilan tersebut, ke Jakarta terlambat. Karena alamatnya tidak tepat.

Selanjutnya, JPU R Simon SH menambahkan bahwa, saksi tambahan Kunto Adjie, sudah termasuk PTIK dan suratnya sudah dilayankan kepada lembaganya. Selanjutnya Laode Aries, juga dan saksi Laode Aries sebagai Pampres di Jakarta. Dan Muhamad Asri sudah mendapatkan kabar dari Kapolresta sedang naik haji, termasuk Hengky Maskat juga untuk hadir dalam persidangan yang ketiga tertuju dalam BAP.

Bagaimana dengan saksi I Made Mangku Pastika? Kata JPU Simon bahwa, juga sudah dilayangkan sirat ke Polda Bali. Dan DR Rudy Satrio juga sudah dipanggil sebagai saksi. “Jadi hari ini tidak ada saksi yang diajukan, dan diminta dipanggil lagi,”katanya.

Kemudian JPU Simon SH menjelaskan bahwa semua saksi tidak hadir dengan sejumlah alasannya dan untuk tidak kevakuman dalam persidangan ini, maka dipercepat persidangan dengan BAP Kunto Adjie dibacakan saja.

Pernyataan Simon ditolak oleh PH terdakwa Umar Renhoran SH karena Kunto Adjie dan Hengky Maskat, Raziman Tarigan dan I Made Mangku Pastika merupakan pelaku-pelaku yang tahu kasus MV Africa dan mengangkut pemalsuan surat Faisal AN. Setelah mendengarkan hal itu hakim memerintahkan kembali JPU menghadirkan para-saksi-saksi yang telah disebutkan tersebut.

Sementara I Putu Mahasena dkk dalam persidangan dengan Majelis Hakim yang sama dengan terdakwa Faisal AN dkk, juga mengemukakan alasan ketidakhadiran saksi Raziman Tarigan bahwa sedang mendapatkan tugas dari Mabes Polri. (mul)

26 January 2007

Jakarta : Kayu Pembalakan Liar Wajib Dimusnahkan

( Cenderawasih Pos, Kamis 25 Januari 2006 )
Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla menegaskan, kayu barang bukti kasus pembalakan liar dari kawasan taman nasional wajib dimusnahkan. Tindakan itu untuk mencegah kayu masuk ke pasar sekaligus memotong rantai pembalakan liar. "Namun, saya tadi minta Departemen Kehutanan mempelajari bagaimana agar kayu tidak jatuh ke pasar tapi bermanfaat bagi rakyat.

Sekarang sedang kita cari solusinya," ujar Kalla usai rapat koordinasi di gedung Manggala Wanabhakti Departemen Kehutanan kemarin. Sebelumnya, Pemprov Kalimantan Tengah meminta pemerintah pusat mengizinkan penggunaan kayu hasil pembalakan liar di Taman Nasional Sebangau sebanyak 600 ribu potong dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan di Kabupaten Katingan. Kayu berdiameter 30 sentimeter dan panjang empat meter itu terdiri atas kayu Meranti, Jelutung, Jinjit, Pantun, dan Ramin.

Rapat dihadiri Menko Polhukam Widodo Adi Sucipto, Menko Perekonomian Boediono, Mendiknas Bambang Sudibyo, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Mentan Anton Apriantono, Men LH Rachmat Witoelar, Menperin Fahmi Idris, dan Jaksa Agung Abdulrahman Saleh. Penegasan yang sama disampaikan Menhut Malam Sambat Ka'ban. Menurutnya, barang bukti pembalakan liar harus dimusnahkan karena secara teknis belum ditemukan cara agar kayu tidak merusak industri kayu dan memperburuk citra Indonesia di luar negeri. "Ketika kayu dikeluarkan, harus ada surat asal. Dan ini belum bisa dipecahkan secara teknis," katanya.

Rapat kemarin membicarakan realisasi program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) dua juta hektare pada 2007. Salah satu keputusannya adalah percepatan tender pengadaan bibit pada Maret 2007 dan penyiapan anggaran Rp 4,2 triliun dari APBN. Menurut Ka'ban, reboisasi dalam program Gerhan akan dilaksanakan di atas lahan seluas 900 ribu hektare dan ditopang dengan penanaman hutan tanaman rakyat 500 ribu hektare dan pengayaan 240 ribu hektare. Selain itu, dilaksanakan silvikultur intensif dan tanaman rakyat intensif sehingga totalnya mencapai 1,8 juta hektare.

"Selebihnya adalah reboisasi yang dilakukan Perum Perhutani sebesar 200 ribu hektare sehingga dapat tercapai target dua juta hektare pada tahun ini," terang Ka'ban. Untuk meningkatkan keberhasilan, pemerintah akan menggandeng masyarakat dan perguruan tinggi untuk melaksanakan program tersebut. Menurut Wapres Jusuf Kalla, tender bibit akan dilaksanakan di daerah dan diberikan pada masyarakat setelah diverifikasi oleh mahasiswa pertanian dan kehutanan.

"Setelah itu bibit ditanam oleh masyarakat ditempat yang telah ditentukan dan masyarakat mendapatkan biaya penanaman dan pemeliharaan selama dua tahun," terangnya. Selain menyoroti kegagalan Dephut merealisasi target reboisasi sejuta hektare pada 2005-2006, Wapres Jusuf Kalla juga menyoroti peningkatan jatah produksi tebangan yang terus meningkat sejak 2003. Tahun ini jatah tebangan mencapai 9 juta batang. Meski demikian, MS Ka'ban menilai peningkatan jatah tebangan tidak berpengaruh karena realisasi produksi tebangan hanya 30 persen dari target yang ditetapkan atau sekitar 282 ribu batang. Untuk memerangi ekspor kayu hasil pembalakan liar, Dephut telah menjalin kerjasama dengan Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. "Negara yang membeli kayu dari negara bukan produsen kayu harus ikut mengawasi dan memberikan tekanan pada negara yang mengolah kayu ilegal," tegasnya. (noe)

Manca Negara : Jepang : Hiu Aneh Terekam Kamera Video

( Kompas, Kamis 25 Janurari 2007 )
Seekor hiu langka yang memiliki bentuk tubuh seperti belut dan tidak seperti hiu pada umumnya berhasil direkam seorang staf di sebuah taman laut Jepang beberapa waktu lalu. Rekaman videonya dalam keadaan hidup tergolong sangat jarang karena hiu jenis ini umumnya hanya menjelajahi wilayah perairan yang tidak terjangkau penyelam di kedalaman 600 meter hingga 1.000 meter.

Hiu aneh sepanjang 1,6 meter yang mulutnya penuh gigi tajam dan panjang pertama kali dilaporkan nelayan lokal berada di sekitar pelabuhan pada hari Minggu (21/1). Informasi tersebut kemudian disampaikan ke Taman Laut Awashima di Shizouka, Tokyo bagian selatan. Saat ditemukan dan direkam staf taman laut, hiu tersebut dalam kondisi yang mengenaskan meski masih kuat berenang dan membuka rahangnya. Begitu tertangkap, dapat dipastikan bahwa ia jenis hiu rumbai (Chlamydoselachus anguineus) yang terkenal sebagai fosil hidup karena saking primitifnya dengan struktur tubuh yang nyaris tidak berubah sejak zaman prasejarah.

"Kami kira ia mendekati permukaan laut karena sakit atau alasan lain yang menyebabkannya terbawa ke perairan dangkal sehingg lemah," ujar salah seorang staf taman laut. Karena kondisi tubuhnya semakin memburuk, hiu rumbai tersebut mati beberapa jam setelah ditangkap. Hiu rumbai yang memangsa hiu lain dan hewan laut lainnya sebenarnya beberapa kali dilaporkan tertangkap jaring nelayan tapi jarang terlihat dalam keadaan hidup-hidup.

Manca Negara : Selandia Baru : Pemulangan Biawak Biru dari Selandia Baru

( Kompas, Kamis 25 Januari 2007 )
Satu lagi kasus satwa langka selundupan asal Indonesia yang dipulangkan dari negara lain. Hari ini, Rabu (24/1), biawak biru (Varanus macraei) tiba di Indonesia dari Selandia Baru melalui Bandara Soekarno-Hatta. Selanjutnya, satwa langka berukuran hampir satu lengan orang dewasa itu akan dikarantina sementara di Taman Safari Indonesia. "Karantina sementara umumnya dua minggu," kata Ketua Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta Samedi ketika dihubungi di Jakarta, kemarin.

Selama karantina sementara, Direktorat Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Departemen Kehutanan akan memutuskan penanganan lanjut, dikembalikan ke habitat aslinya atau dipelihara di penampungan khusus.

Menurut Samedi, beberapa ekor satwa selundupan bergenus sama, Varanus, yang dipulangkan dari salah satu negara di kawasan Balkan, pada tahun 2006 akhirnya dikembalikan ke habitat aslinya. Informasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Wellington, Selandia Baru, menyebutkan bahwa biawak biru tersebut diselundupkan dari Papua. Sebelum akhirnya dapat dipulangkan, pihak Kementerian Pertanian dan Kehutanan (MAF) Selandia Baru sudah bersiap memusnahkannya.

Sesuai dengan ketentuan biosekuriti di sana, semua jenis satwa yang masuk ke Selandia Baru, baik ilegal ataupun tidak, terancam punah atau tidak, wajib dimusnahkan. "Proses negosiasinya panjang," kata staf penerangan, sosial, dan budaya KBRI Selandia Baru Tri Purnajaya melalui telepon. Negosiasi pemulangan dibantu Team Leader Aquarium, Exotic Bird Education Auckland Zoological Park John Perrot. Selama di Selandia Baru, biawak biru atau dikenal juga blue tree monitor itu ditampung di Kebun Binatang Auckland.
Di pasar internasional, harga biawak biru muda ditawarkan 1.800 dollar AS per ekor dan Indonesia menjadi semacam "supermarket" satwa langka. Di Indonesia jenis biawak yang mampu memanjat pohon ini sebarannya mencakup pulau-pulau kecil di Maluku Utara atau sebagian kecil Papua. (GSA)

Manca Negara : Inggris : Lima Telur Komodo Perawan Menetas

( Kompas, Kamis 25 Januari 2007 )
Saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, lima dari tujuh butir telur komodo perawan bernama Flora di kebun binatang Chester, Inggris akhirnya menetas. Anak komodo ini sangat unik karena berasal dari induk yang tidak pernah kawin dengan pejantan manapun.

Cangkang-cangkang telur di inkubator telah mulai retak sejak seminggu lalu setelah masa pengeraman selama delapan bulan dan menetas Selasa (23/1). Anak-anak komodo memiliki tubuh berwarna hitam bergaris kuning berukuran antara 40 centimeter hingga 45 centimeter dan berat hingga 125 gram. Kevin Buley, kurator di KB Chester, menyatakan naga-naga kecil tersebut dalam keadaan sehat dan kelihatan menikmati menu makanannya, jangkerik dan belalang.

"Kami belum memutuskan nama untuknya karena ingin memilih yang terbaik - mengingat seekor komodo bisa hidup lebih dari 40 tahun," ujar Buley. Lahirnya lima komodo di kebun binatang ini memberikan harapan baru bagi para ilmuwan untuk mencegah kepunahan hewan langka yang hanya tersisa sekitar 4.000 ekor di habitat aslinya, Pulau Komodo, Indonesia. Apalagi telah terbukti bahwa naga Komodo yang merupakan kadal terbesar di dunia saat ini mampu berkembang biak tanpa kawin atau parthenogenesis.

Parthenogenesis pada Komodo baru dua kali diketahui. Selain Flora, sebelumnya seekor komodo betina bernama Sungai di KB London juga menjadi ’orangtua tunggal’ bagi keturunannya yang lahir April 2006. Saat ini, KB Chester masih menanti nasib dua butir telur yang masih berada di inkubator.

20 January 2007

Jayapura : Bapedalda Godok Kurikulum Pengendalian Lingkungan

( Cenderawasih Pos, Jumat 19 Januari 2007 )
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Provinsi Papua, mulai mempersiapkan konsep kurikulum muatan lokal tentang pengendalian lingkungan yang berkelanjutan. Konsep ini akan dikonsultasikan ke pihak Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua, selanjutnya ke gubernur untuk mendapat persetujuan.

Kepala Bapedalda Provinsi Papua Drs DF Dimara mengatakan, berbagai kegiatan telah dibuat pihaknya untuk memperoleh masukan tentang perlunya penyusunan kurikulum mu­atan lokal ini. Baik dari komponen masyarakat maupun guru sendiri dari berbagai sekolah.

"Konsepnya sudah ada, tinggal disempurnakan, namun tentunya juga akan dikoordinasikan kepada pihak Dinas P dan P Provinsi Papua. Diharapkan ini benar-benar ditindaklanjuti di masing-masing sekolah nantinya,"ujarnya kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (17/1).

Dikatakan, jika telah disetujui dan ditindaklanjuti, maka kurikulum ini akan digunakan mulai dari tingkat TK, SD, SLTP dan SMA/ SMK dengan metode atau materi yang berbeda. Perlunya pemahaman tentang pengendalian dan pencegahan kerusakan lingkungan diajarkan di sekolah sejak dini, supaya ada kesadaran dari anak didik untuk menjaga lingkungan secara berkelanjutan.

"Pemberlakuannya tentunya ada kesepakatan kebijakan daerah untuk dijadikan sebagi kurikulum muatan lokal, lalu diajarkan di masing-masing sekolah sesuai metode yang disiapkan," katanya. (ito)

Jayapura : Masyarakat Minta Pemkot Jayapura, Tangani Sampah

( Papua Pos, Jumat 19 Januari 2007 )
Masyarakat Kota Madya Jayapura, meminta pemerintah kota (Pemkot) secepatnya menangani sam­pah yang berserakan di berbagai tempat, baik di jantung ibukota provinsi itu maupun wilayah sekitarnya seperti Kotaraja dan Abepura karena musim hujan sudah tiba yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan warga.

"Kami minta Pemkot Jayapura serius menangani sampah-sampah yang lagi berserakan di berbagai tempat. Ketika turun hujan, sampah-sampah itu terbawa banjir dan menutupi berbagai saluran air dan selokan lainnya di berba­gai distrik,"kata seorang ibu rumah tangga, Lucina Oliva di Jayapura, Rabu.

Dia mengatakan, jika Pemkot Jayapura tidak segera mena­ngani sampah-sampah yang berserakan ini maka tidak tertutup kemungkinan akan terjadi dampak buruk bagi kesehatan masyarakat, apalagi pada saat ini sedang terjadi musim hujan yang rentan terhadap penyebaran diare.

Sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka sebaiknya Pemkot Jayapura melalui Dinas Kebersihan Kota secepatnya mengangkut sam­pah-sampah itu untuk selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pantauan di berbagai sudut kota Jayapura dan sekitarnya, tumpukan sampah busuk bertebaran di berbagai tikungan jalan raya dan lorong-lorong kota Jayapura yang merupakan ibukota Provinsi Papua sementara warga masyarakat setempat yang melintasi jalan dan lorong-lorong itu terpaksa harus menutupi hidung mereka karena bau sangat menusuk bidung.

Tumpukan sampah busuk yang menyengat hidup warga setempat itu tidak hanya berapa sisa makanan dari berbagai rumah makan dan perumahan penduduk juga sam­pah dari pasar-pasar umum dan pertokoan. "Sampah-sampah ini tertumpuk di berbagai sudut jalan, baik di jantung kota Jayapura maupun beberapa wilayah sekitarnya seperti Kotaraja dan Abepura sejak Natal Desember 2006. Hingga kini petugas kebersihan belum secara tuntas menangani sampah yang telah membusuk itu,"kata salah seorang warga, Anastasia K.

Pada Selasa (16/1) baru terlihat dua unit truk pengangkut sampah melintasi kota Jayapura membawa sampah-sampah ke tempat pembuangan akhir. Dua unit truk saja, lanjutnya tidaklah cukup untuk mengangkut begitu banyak tumpukan sampah. Apalagi, ketika turun hujan, sampah-sampah ini berserakan terbawa banjir yang menggenangi kota. Dia mengatakan, hingga memasuki Januari 2007 ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Madya Jayapura belum memberikan perhatian serius pada persoalan sampah karena mereka masih sibuk mengurus proyek- proyek pembangunan yang bernilai miliaran rupiah yang lebih cepat mendatangkan keuntungan bagi diri, keluarga dan kelompok mereka daripada harus sibuk mengurus sampah yang tidak mendatangkan uang. Malahan, lanjutnya jumlah kendaraan operasional pengangkut sampah pun hanya dapat dihitung dengan jari.

Setiap lima hingga tujuh minggu barulah muncul sebuah kendaraan pengangkut sampah yang melintasi jalan raya tanpa memuat setumpuk sampah pun. Seorang ibu rumah tangga yang bermukim di Kelurahan Hedam, Distrik Abepura, Veronika Mambrasar mengeluhkan keberadaan tumpukan sampah di berbagai tikungan jalan raya, pasar dan kompleks perto­koan karena sangat mengganggu kenyamanan hidup warga setempat.

"Telah dua bulan lamanya sejak November 2006 tum­pukan sampah yang membusuk ini tidak diangkut petu­gas kebersihan Pemkot Jaya­pura padahal setiap keluarga di sini wajib membayar iuran sampah sebesar Rp 10 ribu per bulan," katanya.

Menurut dia, para petugas kebersihan kota sudah tidak lagi bekerja mengangkut sampah. Hal itu mungkin disebabkan pemerintah kurang memperhatikan upah mereka. Upah para buruh pengangkut sam­pah sangatlah kecil dan berdasarkan informasi, setiap petugas kebersihan menerima Rp 300 ribu per bulan sambil mengharapkan belas kasihan dari .warga masyarakat yang memberi mereka uang saku ketika sedang memungut sampah.

"Pemeritah juga telah mewajibkan setiap keluarga di kota memberikan iuran sampah Rp 2500 perbulan dan pada beberapa RT dan RW diwajibkan iuran sampah sebesai Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu per bulan per keluarga namun hingga kini sampah-sampal terus tertumpuk dan membusuk,"katanya.**

Jayapura : Pembangunan Harus Berwawasan Lingkungan

( Papua Pos, Jumat 19 Januari 2007 )
Pelaksanaan seluruh program pembangunan yang dilaksanakan baik oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta harus memperhatikan lingkungan yang ada di sekitar tempat pem­bangunan tersebut, karena kemungkinan resiko yang bisa terjadi tidak hanya akan dirasakan oleh pihak tertentu yang melaksanakan pembangu­nan saja, tetapi akan dirasakan oleh semua pihak, termasuk juga masyarakat yang ada di sekitarnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah (Bapedalda) kota Jayapura Drs. Jan Hendrik Hamadi, kepada wartawan di kantor walikota, Kamis (18/1) kemarin. Dikatakannya, pihak swasta yang menjalankan usahanya harus memperhatikan lahan konservasi, dan hutan lindung karena selama ini lebih banyak lahan yang digunakan untuk oleh pihak swasta untuk menjalankan berbagai usahanya daripada yang digunakan oleh pemerintah."Semua pihak ha­rus memperhatikan lingkungan ketika melaksanakan pemba­ngunan, dengan memperha­tikan advis (rekomendasi) yang kami berikan, sehingga semua proses pembangunan yang dilaksanakan akan lebih aman bagi lingkungan,"jelasnya.

Menurutnya, penanaman pohon harus menjadi prioritas untuk dilakukan karena dengan banyaknya pohon akan membuat udara menjadi sehat, karena banyaknya produksi oksigen, dan untuk mencapai hal tersebut juga harus didukung oleh semua pihak terma­suk juga masyarakat sehingga akan membuat lingkungan yang merupakan tempat hidup manusia ini akan lebih terpelihara.

"Kami harapkan masyarakat juga aktif menjaga lingkungannya, untuk menghindari kemungkinan yang akan terja­di yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan," terangnya.**

17 January 2007

Jayapura : CPA Hirosi Buka Sekolah Alam

( Cenderawasih Pos, Selasa 16 Januari 2007 )
Club Pencinta Alam (CPA) Hirosi, Senin (15/1) kemarin, telah membuka Sekolah Alam. Sekolah ini diresmikan oleh Bupati Jayapura yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Dinas Kehutanan Drs Alberth Pahelerang, Senin kemarin.

Ketua CPA Hirosi Marcel Suebu, SH mengatakan bahwa keberadaan Sekolah alam ini terbuka untuk umum . "Tidak hanya bagi anggota CPA saja, tapi bagi semua pelajar, mahasiswa, instansi swasta maupun masyarakat umum bisa belajar di sekolah alam yang kita bangun di lahan yang rehabilitasi ini, "ungkap Marcel yang belum lama ini menerima penghargaan piala Kalpataru dari Presiden RI ini.

Menurut Marcel, Sekolah Alam yang secara resmi baru dibuka kemarin ini memiliki 3 komponen dasar dalam pendidikan yang akan diatur dalam kurikulum tersendiri. Tiga komponen dasar materi pendidikan tersebut, yakni menyangkut pengembangan pendidikan pencinta alam, seni budaya dan yang ketiga adalah olahraga kesehatan dan rohani.

Oleh karena itu, selain .kegiatan tentang upaya pelestarian lingkungan, di komplek Sekolah ( Alam tersebut juga menjadi pusat ( kelompok wanita tani Reayrabho dan Doyo Hirosi tempat latihan karate. Sebab, dalam sekolah Alam ini pendidikan tidak hanya dilakukan oleh para senior CPA hirosi, melainkan melibatkan sejumlah tenaga teknis dari berbagai dinas instansi terkait. Seperti halnya dari Bapedalda, Kehutanan, Pertanian dan instansi.terkait lainnya. Selain berencana untuk membangun pondok belajar dan sarana lainnya, menurut Marcel, pihaknya juga berencana membuat situs atau rute wisata sepajang 5 km di lahan yang digarap anak-anak CPA Hirosi. (tri)

16 January 2007

Jayapura : Kasus Illegal Logging Tersangka DG Wajib Lapor di Polda

( Papua Pos, Senin 15 Januari 2007 )
Tersangka Kasus Illegal Logging, DG yang juga Pimpinan dari PT. Mansinam Global Mandiri yang beralamat di kawasan Abepura, Kota Raja ini direncanakan hari ini (Senin 15/1) akan memenuhi panggilan Polda Papua,untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan, terkait dengan adanya dugaan keterlibatan dirinya dalam penimbunan sisa-sisa limbah kayu log.

Penasehat Hukumnya (PH) tersangka, Steve Waramori, SH ketika ditemui di Abepura, Ahad (14/1) kemarin membenarkan adanya rencana kehadiran kliennya ke Mapolda Papua. "Sesui dengan perjanjian bahwa setiap hari Senin, klien kami akan melaporkan diri ke Mapolda Papua terkait dengan kasus yang menimpa dirinya dan besok adalah hari pertama kami melapor,"kata Waramori, kemarin.

Terkait dengan penangguhan penahan terhadap klien­nya, Steve Waramori mengatakan, hal tersebut telah dijamin dalam aturan dan ketentuan hukum, dengan demikian setiap warga negara mempunyai hak untuk meminta penangguhan penahanan, termasuk klien kami, jelasnya.

Ketika dimintai keterangan, apakah kliennya benar-benar terlibat dan berbuat pelanggaran sehigga sempat bermalam di hotel pledoi Mapolda Papau. Pengacara ternama ini enggan berkomentar, bahkan dirinya mengatakan bahwa semuanya akan dilihat di pengadilan nanti.

"Kita tunggu saja sampai dipengadilan," katanya singkat. Nampkanya kasus yang me­nimpa ketua Tim Partai Koalisi, Papua Baru untuk memenangkan Pasangan Gubernur Barnabas Suebu beberapa waktu lalu ini, cukup menarik dan mendapat simpatisan, pasalnya disebut-sebut juga ada seorang perwira Polisi di Jajaran Polda Papua yang berpangkat Kompol siap mempertaruhkan Jabatannya sebagai jaminan atas penangguhan penahanan tersangka DG. Kendati tersangka DG telah di 'bebaskan' sementara, namun menurut Steve Waramori, SH Penasehat Hukumnya, proses hukum tetap berjalan. **

15 January 2007

Manca Negara : China : Kawin Suntik Harimau Siberia

( Kompas, Minggu 14 Januari 2007 )
Kawin suntik atau teknik inseminasi buatan tidak hanya cocok untuk mengawinkan sapi atau ternak lainnya. Di China, sejumlah peneliti memanfaatkannya untuk menangkarkan hewan-hewan yang sudah terancam punah, sebelumnya panda sekarang harimau Siberia.

Kantor Berita Xinhua melaporkan, ini merupakan usaha pertama yang dilakukan untuk mencegah kepunahan kucing besar spesies Panthera tigris altaica ini. Saat ini, diperkirakan hanya tersisa sekitar 400 ekor harimau yang hidup secara alami di China dan Russia.

Penangkaran harimau Siberia dilakukan di Henghedaozi Feline Breeding Center yang terletak di Provinsi Heilongjang. Untuk pertama kalinya, Sabtu (13/1), seekor harimau Siberia betina berumur empat tahun disuntik sperma dari harimau jantan sehat yang lebih tua.

Program kawin suntik ini diharapkan dapat mendongkrak populasi harimau Siberia lebih besar lagi. Di tempat penangkaran yang berdiri sejak tahun 1986 itu, awalnya hanya terdapat delapan ekor harimau Siberia, tapi kini telah berkembang biak menjadi sekitar 700 ekor.

Selain harimau Siberia, teknik kawin suntik telah sukses meningkatkan populasi panda raksasa. Selama tahun 2006 saja, teknik ini menghasilkan 34 kelahiran dan 30 di antaranya bertahan hidup sampai sekarang.

13 January 2007

Manca Negara : India : Burung Nazar Langka Sukses Ditangkarkan

( Kompas, Jumat 12 Januari 2007 )
Untuk pertama kalinya, seekor burung nazar (burung bangkai) langka lahir di penangkaran. Keberhasilan ini disambut baik sejumlah pecinta lingkungan sebagai upaya meningkatkan populasinya. Burung bangkai oriental berpunggung putih (Gyps benegalensis) merupakan salah satu dari tiga spesies burung bangkai yang sudah sangat terancam punah di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Populasinya di alam turun hingga 97 persen dalam dua puluh tahun terakhir.

"Anak burung lahir pada saat tahun baru. Menangkarkan merupakan satu-satunya harapan saat populasi burung bangkai begitu rendah," ujar Vibhu Prakash, ilmuwan di Bombay Natural History Society. Anak burung tersebut lahir di pusat penangkaran di Kota Pinjore, bagian utara negara bagian Haryana, India.

Menurut Prakash, pada dekade 1980-an, masih ada sekitar 40 juta ekor burung bangkai dari tiga spesies berbeda yang sudah terancam punah ini. Jumlahnya terus menurun karena banyak yang mati dipicu pencemaran dan berkurangnya sumber makanan baginya di Asia. Obat-obatan jenis meloxicam yang banyak dipakai di peternakan di india terbukti berdampak buruk bagi spesies-spesies burung bangkai ini.

Manca Negara : Thailand : Kura-Kura Langka Ditemukan Nelayan Thailand

( Kompas, Jumat 12 Januari 2007 )
Seorang nelayan Thailand secara tidak sengaja menangkap kura-kura raksasa yang sangat langka. Disebut kura-kura bakau, ia adalah salah satu spesies yang diperkirakan telah punah dari perairan Thailand. Spesies bernama Batagur baska ini tidak ditemukan lagi di sana selama 20 tahun terakhir. Setidaknya begitulah laporan hasil survei yang dilakukan para peneliti dalam program WWF Gretaer Mekong.

Namun, pada tanggal 3 Januari, seekor kura-kura betina sepanjang 50 centimeter tersangkut di jaring nelayan. Temuan ini terjadi di bagian selatan provinsi Phang Nga. Beruntunglah, karena merasa aneh dengan makhluk temuannya, nelayan tersebut melaporkannya ke kantor World Wild Fund (WWF) setempat.

"Ia mungkin sangat beruntung karena tidak dimakan atau dijual ke pasar gelap," ujar ahli biologi air tawar WWF, Chavalit Vidhtanyanon. Kura-kura bakau terdaftar sebagai hewan yang terncam punah di Thailand, juga Kamboja, Vietnam, dan Malaysia. Salah satu penyebabnya, penduduk lokal banyak yang menangkapnya untuk dimakan dan diambil cangkangnya, namun habitatnya rusak.

11 January 2007

Merauke : Dishut Merauke Tidak Gentar, Hadapi Praperadilan Terkait Kasus Penyitaan 10 Ton Kulit Gambir

( Cenderawasih Pos, Rabu 10 Januari 2007 )
Dinas Kehutanan (Dishut) Kabupaten Merauke tampaknya tidak gentar menghadapi Praperadilan yang diajukan oleh DP melalui kuasa hukumnya Roland Wattimury, SH, atas penyitaan barang bukti sebanyak 10 ton kulit gambir.

Penyidik PPNS Dinas Kehutanan Ka­bupaten Merauke Fredy Latumahina, MM, yang juga Kasubdin Bina Hutan dan Lahan yang dikonfirmasi Cenderawasih Pos, menyatakan siap menghadapi praperadilan tersebut. "Kami pada prinsipnya siap menghadapi praperadilan yang diajukan DW atas penyitaan 10 ton kulit gambir itu," tandas Fredy yang saat ini berada di Jakarta.

Kesiapan itu, menurut Fredy, karena penyitaan yang dilakukan terhadap 10 ton kulit gambir itu yang kini menjadi barang bukti sudah sesuai dengan prosedur hukum. Dan untuk membuktikannya harus melalui peradilan yang tengah berjalan saat ini. "Menurut mereka bahwa barang tersebut legal, tapi menurut versi Kehutanan bahwa suratnya memang legal tapi barangnya yang tidak legal,"jelasnya.

Tentang penyitaan tanpa dilengkapi surat persetujuan dari pengadilan, menurut Freddy Latumahina, se­suai yang diatur dalam KUHAP, penyidik punya wewenang untuk melakukan penyitaan tanpa harus terdahulu mendapat persetujuan dari pengadilan apabila tertangkap tangan.

"Sebagaimana yang diatur dalam KUHAP pasal 38 ay at (2) memberikan kewenangan kepada penyidik tanpa harus terlebih dahulu minta izin kepada Ketua Pengadilan dalam keadaan perlu dan mendesak. Karena bila harus menunggu surat persetujuan lebih dahulu, bisa-bisa barang buktinya dihilangkan atau dilarikan," terangnya.

Menurut Freddi Latumahina, setelah penyitaan itu, pihaknya meminta persetujuan kepada Ketua Pengadilan Negeri Merauke. Freddy menjelaskan, pada saat pe­nyitaan, kesediaan DW datang memohon diruang kerjanya pada 21 Desember agar barang bukti itu tidak dibawa ke Kantor Kehutanan tapi dibawa ke gudang milik DW."

Jadi proses penyitaan ini semuanya atas sepengetahuan DW, bahkan saat diangkut dari kapal ke Kantor kehutanan, yang bersangkutan mengutus anak buahnya untuk menyertai pengangkutan ke Kantor Dinas Kehutanan tersebut,''jelasnya.

Sebenarnya, kata Freddy, prapera­dilan itu dapat dilakukan apabila sudah ada pembuktian di Pengadilan bahwa barang bukti yang disita tersebut sah atau legal.'' Ini masih dalam proses penyelidikan dan belum ada putusan. Tapi itu hak mereka,"terangnya. (ulo)

Jayapura : Penahanan DG Ditangguhkan, Polisi Berpangkat Perwira Sebagai Jaminan

( Cenderawasihi Pos, Rabu 10 Januari 2007 )
Setelah sempat ditahan di Polda Papua sejak Sabtu (6/1) karena diduga sebagai penadah kayu olahan tebangan liar oleh masyarakat, akhirnya seorang pengusaha berinisial DG—Pemilik PT. MGM yang kantor pusatnya beralamat di Jalan Raya Abe Pantai, Distrik Abepura, Jayapura—Selasa sore (9/10) kemarin ditangguhkan penahanannya.

Penasihat hukum tersangka, Steve Waramori SH, saat ditanya wartawan di Halaman Mapolda Papua, Selasa sore kemarin, mengakui bahwa kliennya sudah ditangguhkan penahanannya. "Sejak hari ini klien kami memang ditangguhkan dari penahanannya. Saat ini hanya dikenakan wajib lapor seminggu sekali. Tapi proses hukum tetap jalan,"kata Steve Waramori didampingi Pdt. Charles Simare-mare,S.Th dan Robby P.

Dalam penangguhan ini yang menjadi jaminan berupa orang (Manusia.). "Jaminannya orang, yaitu saya sendiri sebagai kuasa hukum dan Kompol Alexander P,"jelasnya. Kompol Alexander adalah seorang perwira polisi yang bertugas di Polda Papua. Dari pantauan Cenderawasih Pos di Mapolda Papua Selasa sore kemarin, DG tampak keluar dari ruang Reskrim Polda Papua, selanjutnya pulang bersama beberapa orang yang telah menjemputnya.

Sementara itu, Direktur Reserse dan Kriminal Polda Papua, Kombes Pol. Drs. Paulus Waterpauw saat dikonfirmasi Cendera­wasih Pos melalui telepon selulernya, tadi malam, menjelaskan, masalah penangguhan penahanan terhadap tersangka DG itu adalah hal yang normatif. "Dalam KUHAP Pasal 31 dijelaskan, tersangka bisa saja ditangguhkan dengan beberapa alasan, antara lain selama dalam pemeriksaan tidak menyulitkan penyidik, kemudian alamat yang bersangkutan juga jelas atau tidak akan melarikan diri dan ada jaminan dari keluarga atau yang mewakili keluarga. Termasuk pula tersangkanya tidak akan menghilangkan barang bukti," jelasnya.

Dikatakan, karena persyaratan formal sudah ada, sehingga permohonan penangguhan penahanan dari tersangka kemudian dikabulkan. "Jadi tidak ada intervensi dari pihak manapun terkait masalah ini. Semua berjalan normatif saja,"tegas mantan Kapolresta Jayapura ini.

Menurutnya, walaupun tersangkanya ditangguhkan, proses hukum terus berjalan, dimana hingga kemarin, tim penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap 10 orang saksi. Saat ditanya apakah akan ada tersangka lainnya, pria yang juga mantan Kapolres Mimika ini menyatakan, bisa saja ada penambahan tersangkanya. "Itu kita akan lihat dari hasil pengembangan pemeriksaan selan­jutnya,"tandasnya.

Sekadar diketahui, DG sebelumnya ditahan di Polda Papua karena diduga menampung atau memiliki hasil hutan yang diduga diperoleh dengan cara yang tidak sah. Sedangkan tempat yang diduga untuk menampung kayu tersebut adalah di Bonggo dan di Nimbokrang.

Barang bukti yang disita dalam kasus ini antara lain di Bonggo sekitar 600 m3 kayu olahan dan di Nimbokrang sekitar 178 m3 kayu S2S. Dalam kasus ini, DG dijerat pasa!78 ayat 5 jo pasal 50 ayat 3 huruf f Undang Undang Rl Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, jo pasal 55, 56 KUHP. (fud)

10 January 2007

Jayapura : Holtekamp Miliki Potensi Tambak

( Cenderawasih Pos, Selasa 09 Januari 2007 )
Kepala Dinas Perikanan dan Kelauatan Kota Jayapura, Ir Jan Piet Nerokouw, MP mengatakan, pengembangan tambak di wilayah Hotlekamp akan terus dilakukan. Bahkan hingga saat ini, sebanyak 300 Ha telah dikelola, sementara 100 Ha lainnya akan dikelola pada 2007 ini.

"Potensi tambak di Holtekamp 500 Ha. Pada 2007 ini diharapkan 200 Ha lagi yang belum digarap,”ujarnya kepada Cenderawasih Pos, kemarin. Menurutnya, jika tambak seluas ini dapat dikembangkan dan sudah berproduksi, maka kebutuhan ikan bandeng dan udang di Kota Jayapura dapat terpenuhi. Oleh karena itu, pihaknya terus menjajaki bantuan dan mendorong supaya areal 200 Ha tersebut tahun ini dikelola.

Dikatakan, belum difungsikannya 200 Ha terse­but disebabkan kesulitan air. Namun begitu, pihaknya akan berupaya agar persoalan air ini segera ditangani sehingga tambak-tambak baru di wilayah Holtekamp itu segera dibuka.''Kalau 500 Ha ini sudah berproduksi, maka kebutuhan ikan khususnya dari tambak akan terpenuhi secara khusus ikan bandeng,"tandasnya.

Potensi tambak di Kota Jayapura, lanjutnya, sebenarnya belum semuanya dikelola secara keseluruhan, mulai dari wilayah Holtekamp hingga ke Skow. Terkait.dengan itu, pihaknya akan terus menjajaki bantuan anggaran dari berbagai sumber upaya potensi pengembangan perikanan secara keselurahan dapat dikelola, dengan maksud masyarakat ditempatkan sebagai pengelola usaha-usaha perikanan ini.(ito)

Jayapura : Penanganan Sampah di Waena Tidak Optimal

( Cenderawasih Pos, Selasa 09 Januari 2007 )
Kepala Kelurahan Waena, Johanis Ohee, SE mengatakan, penanganan sampah di wilayah Kelurahan Waena selama dua tahun terakhir ini tidak maksimal sehingga mengakibatkan seringnya terjadi tumpukan sampah di titik tertentu. "Jadi selama dua tahun ter­akhir ini sampah warga di Kelu­rahan Waena tidak tertangani dengan bailk, ini sangat ironis sebab warga selalu membayar retribusi sampah yang disatukan dengan rekening listrik setiap bulannya, "katanya kepada Cenderawasih Pos, di ruang kerjanya, Senin, (8/ 1) kemarin.

Akibat tidak tertanganinya sampah warga tersebut menyebabkan sebagian warga membuang sampahnya ke kali samping anjungan ekspo, serta di depan kuburan Wae­na. "Kalau memang kedua tempat itu sudah dipenuhi sampah, maka saya berupaya menggerakan warga untuk melakukan pembersihan dan selanjutnya menyewa truk untuk mengangkut sampah itu ke TPA Nafri.

Dikatakannya, proses pengangkutan sampah ke TPA Nafri tersebut dilakukan 2-3 minggu sekali dalam sebulan, mengingat produksi sam­pah yang dihasilkan masyarakat cukup tinggi. "Sekali lagi saya katakan bahwa penanganan sampah di Kelurahan Waena tidak optimal. Kami berharap instansi teknis dapat menyikapi hal ini,"jelasnya.

Tentang kepedulian warga terhadap masalah sampah itu, dirinya menyatakan masih ada sebagian yang belum menyadari betapa pentingnya kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah yang baik. Menyikapi keluhan pihak Kelu­rahan Waena itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pemakaman (DKP) Kota Jayapura, Luhulima Siradjidin mengatakan, pihaknya berterima kasih atas informasi yang diberikan itu, sebab dengan informasi itu ma­ka pihaknya berupaya untuk mela­kukan perbaikan pelayanan di sana. "Kami harapkan supaya pihak kelurahan lain yang hingga kini se­bagian wilayahnya belum mendapatkan pelayanan pengangkutan sampah agar secepatnya melapor kepada kami guna ditindaklanjuti,"katanya.

Terkait dengan itu, lanjut dia, ke depan, pihaknya akan meningkatkan frekwensi jumlah pengang­kutan sampah, sehingga semua wialayah yang ada dapat terlayani dengan baik. Pada kesempatan ke­marin, pihaknya juga baik bertanya bahwa apakah wilayah-wilayah itu dapat dijangkau kendaraan atau tidak "Kalau tidak bisa dijangkau kendaraan, bagaimana kita bisa lakukan pengangkutan,"paparnya. (nls)

09 January 2007

Jakarta : Penindakan Illegal Logging Harus Tegas, Diprediksi 5-10 Tahun Hutan Bisa Musnah

( Cenderwawasih Pos, Senin 08 Januari 2007 )
Kasus pembalakan liar terhadap hasil hutan ( illegal logging ) yang terjadi harus benar-benar mendapat perhatian serius. Pasalnya, jika hal itu dibiarkan, wilayah hutan Indonesia diperkirakan akan semakin menyempit. Bahkan mustahil akan musnah

“Dari investigasi dilapangan tidak ada perkembangan yang signifikan dalam pemberantasan illegal logging, malah cenderung meningkat,”kata direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Chalid Muhammad di Jakarta, kemarin.

Saat ini, jelas Chalid, sekitar 60 juta hektar wilayah hutan dalam kondidi kritis. “Dengan kecendrungan eksploitasi meningkat, maka akan sangat menkhawatirkan. Mungkin dalam waktu lima sampai sepuluh tahun bisa habis hutan kita,”ujarnya.

Di Sumatera dan Aceh misalnya. Berdasarkan data yang dikumpulkan, kerusakan hutan sudah mencapai 50 persen dari keseluruhan luas area. Dipre-diksikan dalam jangka waktu delapan tahun ke depan, hutan akan musnah dan rawan terjadi bencana jika tidak ada penin-dakan yang serius terhadap aksi pembalakan liar.


Hasil investigasi WALHI, tercatat 11 kabupaten di Sumut yang mempunyai hutan lindung masih tidak aman. Aksi peneba-ngan liar masih terjadi. Untuk mengelabui petugas, para pelaku melakukan berbagai modus oper-andi, misalnya dengan memanfaat-kan izin pemanfaatan kayu tanaman masyarakat (IPKTM) yang hanya bisa didapatkan dari kepala desa.

"Tapi penegakan hukum ter­hadap illegal logging harus dilakukan di semua wilayah hutan kita, tidak hanya di Sumatera saja,"tegas Chalid. Menurutnya, aparat penegak hukum harus mengintensifkan penindakan terhadap aksi pembalakan liar tersebut. Karena dengan kondisi yang demikian rawan, merupakan warning khususnya pemerintah agar serius mengantisipasinya. Jika tidak, bencana yang lebih besar bisa saja terjadi. Sebelumnya, Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar menegaskan akan serius mengatasi penebangan hutan.

Pihaknya sudah menyiapkan moratorium terbatas penebangan hutan yang akan mulai diberlakukan tahun ini.Moratorium terbatas tersebut, menurut Rachmat, merupakan bentuk antisipasi pemerintah dalam jangka panjang guna mengatasi penebangan hutan secara luas yang menyebabkan gundulnya hutan yang lahan vegetasi daerah resapan air.

"Dalam jangka panjang, kementerian akan mengusulkan adanya suatu moratorium terba­tas, jangan potong pohon lagi. Mengapa terbatas? Karena kalau mutlak nanti ada yang potong dahan ditangkap. Bukan itu maksudnya,"katanya.

Rachmat menambahkan, usulan tersebut akan segera dibicarakan dengan kementerian terkait, yaitu Departemen Kehutanan, guna mempercepat pemberlakuannya. "Secepatnya akan segera dibicarakan. Lebih cepat lebih baik,"ujarnya.

Saat ini, lanjut Rachmat, dae­rah yang paling banyak terdapat penebangan hutan secara liar adalah di Sumatera khususnya Aceh dan Kalimantan. "Saya siap berhadapan dengan para loggers dalam rangka penetapan moratorium terbatas penebangan hutan itu,"tegasnya.(fal)

Merauke : Nelayan di Merauke Diwarning, Terkait Arus dan Gelombang Serta Cuaca yang Kurang Mendukung

( Cenderawasih Pos, Senin 08 Januari 2007 )
Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Merauke Philip Mustamu, mewarning (baca: mengingatkan) para nelayan yang ada di Merauke dan sekitarnya untuk sementara ini mengurangi melakukan kegiatannya di laut terkait cuaca yang kurang mendukung.

"Kita bukan melarang, tapi mengingatkan untuk sementara tidak mengurangi melaut dan kalaupun itu dilakukan untuk lebih berhati-hati. Karena cuaca ditambah arus dan gelombang laut saat ini yang kurang mendukung,"kata Philip Mustamu saat ditemui Koran ini di Kantornya, Sabtu pagi kemarin.

Diperkirakan, ombak dan arus laut yang disertai angin kencang akan tinggi. Menurut Philip, dari pencatatan BMG, pada tahun tahun 2007 ini musim hujan di Merauke diperkirakan dalam jangka waktu yang singkat. Namun dalam jangka waktu singkat tersebut insentitas hujan yang disertai dengan angin kencang akan tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Karena singkat, warga diharapkan untuk lebih waspada terutama warga yang tinggal di sekitar pantai dan bantaran-bantaran sungai. Sebab, bila air laut pasang, maka air hujan tidak bisa mengalir ke laut sehingga kemungkinan akan terjadi banjir. "Apalagi Kota Merauke ini berada di bawah permukaan laut. Kalau bertepatan hujan dan air pasang, maka kemungkinan akan terjadi banjir seperti tahun kemarin,"jelasnya.

Musim hujan sendiri diperkirakan akan berlangsung dari Desember sampai Mei. Disinggung kemungkinan terjadinya badai, menurut Philip untuk Merauke dan Indone­sia pada umumnya tidak akan terjadi badai karena berada di lintasan garis katulistiwa. Badai, kata dia akan selalu menghindari lin­tasan garis katulistiwa karena perbedaan tekanan. Yang biasa terjadi, terang Philip, berupa angin kencang yang untuk Merauke disebut puting beliung. "Untuk kita di Merauke biasanya puting beliung terjadi pada masa pancaroba. Memang sering terjadi pada saat hujan, tapi yang banyak terjadi itu pada saat pancaroba misalnya dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya,”tambahnya. (ulo)

Jayapura : Dinas Perikanan Galakkan Sekolah Lapang

( Cenderawasih Pos, Senin 08 Januari 2007 )
Kepala Dinas Peri­kanan dan Keluatan Kota Jayapura, Ir. Jan Piet Nerokouw, MP mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan program sekolah lapang (SL), baik untuk ikan air tawar maupun keramba. Menurutnya, sekolah lapang ini sangat tepat diterapkan di kalangan masyarakat, khususnya mereka yang bergerak di bidang perikanan. Pasalnya, dari SL ini mereka belajar sambil mempraktekkan langsung. Disisi lain, masya­rakat dituntut memiliki kemauan usaha, khususnya di bidang perikanan. "Sekolah lapang akan terus kami galakkan dan tahun ini tetap menjadi perhatian serius. Setiap masyarakat khususnya yang berge­rak di bidang perikanan akan kami latih atau dampingi secara bergantian,"tandasnya kepada Cenderawasih Pos usai penutupan acara seko­lah lapang budidaya ikan di Pemancingan Waena, Sabtu (6/1).

Walikota Jayapura Drs MR Kambu, M.Si yang hadir menutup acara SL Budi Daya Ikan di Koya Koso dan Ikan Keramba di Yoka tersebut mengatakan, untuk mengembangkan dan meningkatkan ikan air tawar dan ikan keramba, dipastikan tidak ada hambatan yang berarti.

"Sudah menjadi pengetahuan kita bersama bahwa budidaya ikan air tawar dan ikan keramba merupakan komoditas andalan perikanan untuk dikembangkan karena mempunyai berbagai keunggulan,"paparnya. Walikota juga mengatakan, SL budidaya ikan air tawar dan ikan keramba dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan kepada para pembudi daya yang berada di sekitar perairan, danau dan telaga. Artinya menempatkan masyarakat yang ada di kawasan terserbut sebagai objek sekaligus sebagai subjek pembangunan budi daya ikan air tawar dan ikan keramba. (ito)

Jayapura : Warga Kampung Waena Bersihkan Got

( Cenderawasih Pos, Senin 08 Januari 2007 )
Untuk mendukung terpeliharanya kesehatan lingkungan, warga Kam­pung Waena, khususnya di RT 01 dan 02 RW 5 melakukan kerja bhakti dengan membersihkan material sampah yang ada di saluran air (got), Sabtu (6/1).


Dari pantauan Cenderawasih Pos di lapangan, warga setempat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa begitu antusias mem­bersihkan material sampah itu dan mengangkutnya ke truk sampah yang disewa oleh pihak warga setempat.

Kepala Kampung Waena terpilih (belum dilantik), Hengky Modouw ketika ditemui mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan itu merupakan salah satu wujud kepedulian pihaknya terhadap masalah lingkungan. "Meski belum dilantik, namun saya mau tunjukkan bahwa kami berkomitmen untuk mendukung setiap program pembangunan baik sekarang maupun ke depan, khususnya di Kampung Waena ini,"katanya kepada Cenderawasih Pos di sela-sela kerja bhakti itu.

Diterangkannya, kegiatan bersih itu, sekaligus sebagai pencanangan kebersihan lingkungan pada wilayahnya, yang mana merupakan langkah awal dalam kegiatan Sabtu bersih yang akan dilakukan setiap minggu pada bulan berjalan.

Kepala Kelurahan Waena, Johanis Ohee, SE menyambut baik kegiatan pembersihan saluran tersebut, mengingat saluran tersebut telah dipenuhi mate­rial sampah. "Sebelumnya kami telah bersihkan saluran ini namun penuh lagi dengan material sampah, mudah-mudahan dengan pembersihan ini, air tidak lagi meluap ke rumah warga, saat hujan turun "tandasnya.

Di tempat yang sama, Ketua RW 5 Kampung Waena, Cornelis Modouw, menambahkan, tujuan dari kegiatan kebersihan itu adalah untuk menggerakan warga dalam mendukung setiap program pembangunan. (nls)

Jayapura : Budidaya Ikan Air Tawar Mempunyai Potensi Besar

( Papua Pos, Senin 08 Januari 2007 )
Budidaya ikan air tawar merupakan salah satu komoditas andalan perikanan kota Jayapura yang diharapkan kedepannya terus dikembangkan, karena mempunyai beberapa keunggulan diantaranya teknologi budidayanya yang mudah diterapkan, modal yang diperlukan relatif kecil dan cepat menghasilkan keuntungan karena masa panennya yang relatif singkat serta cocok untuk usaha skala kecil.

Hal tersebut diungkapkan oleh Walikota Jayapura Drs. MR. Kambu, MSi, seusai penutupan sekolah lapang budidaya ikan air tawar di Yoka, Sabtu(6/l). "Yang juga tidak kalah pentingnya adalah terbukanya peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru, sehingga dapat menekan tingkat pengangguran di kota Jayapura," ujarnya.

Dikatakannya, dengan waktu pelaksanaan sekolah lapang yang cukup memadai yaitu dari empat sampai enam bulan, sudah cukup efekttf untuk bisa memperoleh pengetahuan dan keterampilan, sehingga bisa digunakan untuk lebih mengembangkan usaha-usaha yang selama ini sudah dijalankan secara mandiri, dalam rangka pemberdayaan.ekonomi masyarakat, lanjutnya, sebenarnya masyarakat sudah memiliki modal utama dengan adanya tenaga, kekuatan dan kemampuan yang diberikan oleh Tuhan sehingga yang dibutuhkan hanyalah kemauan dan niat baik untuk meningkatkan usaha-usaha pengembangan ikan air tawar guna menunjang kesejahteraan keluarga, dan pengetahuan yang sudah didapatkan harus dijadikan mo­dal dasar dalam peningkatan usaha yang dijalankan.

"Sebenarnya semuanya su­dah tersedia, kita juga kan me­miliki danau yang cukup luas untuk bisa membuka tambak, jadi kemauan dan kerja keras lah yang dibutuhkan, untuk itu yang sekarang ini harus benar-benar dijaga dan dikembangkan dengan baik sehingga enam bulan kedepan saya akan datang untuk memanen," jelasnya.

Selain hal tersebut, diun­gkapkan walikota, apabila usaha yang dijalankan sudah menghasilkan sesuatu, harus digunakan untuk lebih menin­gkatkan usaha tersebut dan juga digunakan untuk peni­ngkatan kesejahteraan keluarga, selain juga harus tetap memperhatikan lingkungan tempat pembudidayaan ikan air tawar tersebut. **

Manca Negara : Amerika : Sapi Berkepala Dua Lahir di Virginia

( Kompas, Senin 08 Januari 2007 )
Seekor anak sapi yang lahir di tempat pemerahan susu milik Kirk Heldreth memiliki kepala dua. Berita kelahiran sapi di wilayah barat daya Virginia ini langsung tersebar luas dan penduduk sekitar berbondong-bondong menontonnya.
Sekilas anak sapi ini tidak berbeda dengan sesama sapi lainnya dari ekor hingga kepalanya. Namun, moncongnya bercabang yang masing-masing memiliki lubang hidung sebagai alat bernapas dan dua lidah untuk menelan makanan. Di dahi tempat percabangan terdapat satu kelopak mata berisi dua bola mata yang bersisian.

"Ia makhluk teraneh yang pernah saya lihat," ujar salah seorang pemerah susu. Saat lahir, Heldreth mengiranya dua anak sapi yang kembar. Meski rahangnya dua, rongga mulutnya hanya satu. Sementara waktu, anak sapi tersebut diberi makanan melalui botol.

Anak sapi tersebut adalah hasil perkawinan melalui teknik inseminasi buatan. Secara genetik ia adalah salah satu anak sapi terbaik sebab peternak melakukannya untuk menghasilkan keturunan yang unggul. Bob James, seorang profesor di departemen ilmu industri susu Virginia Tech menyatakan keanehan ini mungkin disebabkan masalah pada masa perkembangan atau kelainan genetik. Kelahiran seperti itu menurutnya tergolong langka.

"Dalam 25 tahun, saya mungkin baru melihatnya dua atau tiga kali, jadi benar-benar langka," katanya. Kondisi seperti ini juga dikenal sebagai diprosopus. Hal tersebut terjadi karena sel pembentuk anggota tubuh yang membelah gagal memisahkan diri secara sempurna. Dalam beberapa kasus, salah satu anggota tubuh memisah sempurna namun bagian tubuh lainnya menyatu.

Manca Negara : Madagaskar : Ditemukan, Spesies Kedua Kelelawar Berkaki Penghisap

( Kompas, Senin 08 Januari 2006 )
Hanya ada satu jenis kelelawar yang diketahui punya kemampuan menempel di permukaan yang licin menggunakan kaki penghisapnya. Namun, kini menjadi dua, sejak ditemukan spesies baru di Madagaskar yang juga memiliki kemampuan tersebut.

Spesies yang baru ditemukan di hutan kering di bagian barat Madagaskar ini diberi nama Myzopoda schliemanni. Ia adalah hewan endemik, yang hanya ditemukan di sana. Saudara dekatnya Myzopoda aurita yang juga hanya hidup di hutan basah bagian timur Madagaskar adalah satu-satunya spesies yang sebelumnya diketahui punya kaki penghisap. Kedua spesies sering terlihat hinggap di tumbuhan berdaun lebar terutama tumbuhan yang sering disebut pisang kipas. Sepanjang hari, ia kadang-kadang menggantung di permukaan daun.

Karena distribusinya ruang hidupnya terbatas, hewan ini rawan terhadap perubahan lingkungan - apalagi sebelumnya hanya ada satu spesies. Namun, dengan ditemukannya spesies kedua, hal ini menunjukkan bahwa persebarannya jauh lebih luas. Bahkan, kelelawar baru yang memiliki kaki penghisap juga ditemukan di hutan kering sehingga diharapkan apabila terjadi perubahan iklim, mereka tetap tahan.

"Sejak sekarang, kami tidak trelalu khawatir terhadap masa depan Myzopoda," kata Steven M. Goodman, biolog di Field Museum yang menjadi penulis utama makalah yang dimuat dalam jurnal Mammalian Biology. Goodman dan para peneliti lainnya memperkirakan kedua spesies berasal dari satu turunan yang memisah karena menyebar dari timur ke barat Madagaskar.

Kenekaragaman hayati di pulau yang terletak di dekat pantai timur Afrika tersebut merupakan salah satu yang paling lengkap. Madagaskar memiliki makhluk hidup endemik terbanyak di dunia namun saat ini menghadapi ancaman kepunahan tertinggi karena gangguan habitat karena invasi penduduk lokal.

06 January 2007

Jayapura : Potensi Perikanan Papua Sangat Besar

( Cenderawasih Pos, Jumat 05 Januari 2007 )
Wakil Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Provinsi Papua, Marthinus Ayomi, SH mengatakan, dengan wilayah perairan yang luas, Provinsi Papua memiliki potensi perikanan baik laut maupun darat yang sangat besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Papua memiliki luas pantai 20.000 mil laut dan luas perairan 228.000 Km persegi, dengan demikian masyarakat dapat menggunakan keunggulan itu untuk meningkatkan kesejahteraannya,"katanya saat ditemui Cenderawasih Pos di ruang kerjanya, Kamis, (4/1), kemarin.

Menurutnya, Papua memiliki potensi lestari laut yang sudah siap 1.254.800 ton per tahun, seperti yang terdapat di laut Arafura, laut Pasifik dengan potensi ikannya. Namun hal ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal. "Potensi ini, baru dimanfaatkan 21,80 persen,”'paparnya.

Selain itu, yang perlu diperhatikan bersama adalah masih banyak hasil perikanan tangkap yang belum dimanfaatkan tapi dibuang kembali secara cuma-cuma karena tidak diminati perusahaan dan ini pertahun mencapai angka 332.186 ton. Padahal ikan-ikan tersebut juga masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan dapat menguntungkan nelayan.

Kedepannya, di Papua perlu ada pabrik yang dapat mengolah hasil perikanan, baik yang akan menjadi konsumsi atau yang menjadi pakan ternak karena sejauh ini masih belum. Ada .6 tahun yang lalu, sudah diajukan ke DPRP tapi kendala lokasi maka sampai saat ini masih belum ada pabrik pengolahannya,"ungkapnya.

Diungkapkan, perikanan darat, juga menjadi potensi yang besar di Papua. Untuk itu, Balai Benih Ikan (BBI) yang masih terdapat di kabupaten perlu diperluas jangkauannya sehingga mencapai distrik-distrik (kecamatan) yang memiliki potensi pendukung dalam pengembangannya, seperti jenis ikan nilai, mas dan tawes.

Diharapkannya, untuk mendukung program pemerintah (gubernur) sektor perikanan harus diberdayakan hingga ke kampung-kampung sehingga dapat meningkatkan pendaptan masya­rakat dan mengangkat tingkat kesejahteraannya. "Potensi kearifan lokal dapat mendorong pertumbuhan perikanan,"pungkasnya. (api)

Jayapura : Laboratorium Lingkungan Hidup Segera Dioperasikan, Meneliti Tingkat Kerusakan Lingkungan

( Papua Pos, Jumat 05Januari 2007 )
Kualitas lingkungan hidup khususnya di kota Jayapura semakin hari semakin mengalami penurunan, yang diakibatkan adanya pembangunan yang terus dilakukan juga karena tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan masih kurang, dan fungsi penyelamatan lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab instansi teknis terkait tetapi juga menjadi tanggung jawab semua masyarakat, karena resiko terjadinya kerusakan lingkungan akan dirasakan oleh semua orang tidak memandang jabatan maupun status sosial orang tersebut.

Hal tersebut diungkapkan, oleh Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) kota Jaya­pura Drs. Jan Hendrik Hamadi, kepada wartawan. di ruang kerjanya, Kamis (4/1) kemarin. Dikatakannya, banyaknya bencana alam seperti tanah longsor maupun banjir yang terjadi di daerah lain di Indo­nesia, merupakan suatu hal yang haras mendapatkan perhatian serius dari semua penduduk yang ada khususnya di kota Jayapura, bahwa menjaga lingkungan merupakan suatu hal yang sangat perlu dilakukan, apalagi memasuki bulan-bulan yang curah hujannya sangat tinggi seperti sekarang.. "Dengan menjaga lingkun­gan dan memelihara pepohonan yang berada di daerah tangkapan air akan mengurangi terjadinya pengurangan debit air, dan juga akan mengurangi terja­dinya bencana tanah longsor dan banjir, untuk itu semua pihak harus ikut bertanggung jawab, karena apabila hal tersebut terjadi akan sangat merugikan mas­yarakat,''tegasnya.

Selain permasalahan ling­kungan yang berkaitan dengan penebangan pohon yang akan mengakibatkan lahan kritis dan juga berkurangnya debit air, masalah pencemaran udara, air dan tanah juga merupakan masalah yang harus mendapat­kan perhatian serius karena semuanya sangat berkaitan dengan tempat hidup manusia, untuk itu pihaknya akan segera mendirikan laboratorium lingkungan hidup yang akan melakukan penelitian-penelitian terhadap kualitas ling­kungan, khususnya di kota Jayapura, sehingga apabila ada pihak-pihak yang mela­kukan pencemaran bisa langsung ditindak dengan disertai bukti-bukti penelitian labo­ratorium yang dilakukan. "Untuk laboratorium ini sangat perlu sekali, dan saat ini pengadaan peralatannya sudah ada, hanya tinggal mencari tanah, gedungnya dan juga tenaga-tenaga profesionalnya, dan diharapkan pada tahun ini juga laboratorium tersebut sudah bisa dirungsikan,"ungkapnya.

Dijelaskannya, dalam mela­kukan berbagai usaha penyelamatan lingkungan, piha­knya juga akan melakukannya dengan menjalin kerjasama dengan pihak adat sebagai pemilik hak ulayat, sehingga dengan adanya kerjasama ini diharapkan berbagai usaha dan upaya penyelamatan ling­kungan tersebut dapat dilaksanakan lebih maksimal.**

04 January 2007

Sorong : Lumbung Duit di Kepala Burung

( Gatra, Rabu 03 Januari 2007 )
Semula Maximillian J. Ammer hanya ingin menikmati keindahan alam bawah laut Indonesia. Berbekal duit hasil berdagang sepeda motor di tanah kelahiran, Belanda, ia pun menjelajahi lautan di wilayah barat hingga timur Indonesia. "Saya hobi menyelam," kata Ammer.Ia ingin mencari pesawat dan kapal yang karam dari Perang Dunia II, sambil menikmati keindahan karang dan kemolekan ikan di perairan Nusantara. Ketertarikannya pada Indonesia bermulanya dari masa lalu leluhurnya. "Kakek saya lahir di Indonesia. Saya ingin melihat keindahan negeri ini," katanya.Ammer kali pertama datang ke Indonesia pada 1989. Sebulan lamanya ia menyalurkan hobi menyelam. Tahun berikutnya, hatinya mulai tertambat.


"Saya menghabiskan waktu empat bulan di Indonesia," ia menambahkan.Sejak itu, setiap tahun Ammer menyambangi perairan Indonesia. "Dari semua yang saya kunjungi, di Raja Ampat inilah saya menemukan kepuasan," ujarnya. Kepulauan Raja Ampat berada di bawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Irian Jaya Barat. Letaknya di daerah kepala burung Papua.Melihat kemolekan alam bawah laut di Kepulauan Raja Ampat, insting bisnisnya muncul. Usaha berjualan sepeda motor di Belanda ia tinggalkan. Pada 1994, Ammer memutuskan membuka usaha ekowisata bahari di Kepulauan Raja Ampat. Ia mendirikan perusahaan penanaman modal asing berjuluk Papua Diving."Masih kecil-kecilan ketika itu," katanya. Ammer menyewa lahan di pinggir pantai Pulau Mansuar, sepanjang 400 meter, selebar 30 meter. Ia membangun resor di pinggir pantai yang diberi nama Kri Eco Resort.Ada delapan rumah panggung sebagai tempat menginap yang ia dirikan, plus sebuah pondok restoran. Setiap pondok bisa menampung delapan pelancong. Semua bahan baku untuk membuat pondok dari alam. Atap maupun dindingnya berasal dari anyaman daun nyiur.Tiang dan kerangka rumah panggung dari kayu gatal. "Kayu gatal lebih tahan terhadap air laut dibandingkan dengan kayu besi," kata Ammer pula.

Jangan harap bisa menonton TV di Kri Eco Resort. Tarif menginapnya 75 euro per malam. Kalau mau menyelam, mesti bayar lagi 30 euro.Ammer membidik wisatawan kaya dari Eropa dan belahan dunia lain yang hobi menyelam. "Tapi tak mudah menarik mereka ke sini," kata pria yang menikahi gadis asal Sangihe Talaud, Sulawesi Utara, ini. Toh, Ammer tak putus asa.Berbagai upaya mengenalkan objek jualannya dilakukan dengan memasang iklan di majalah yang terbit di Eropa. "Tapi ongkosnya mahal, tak sesuai dengan pendapatan yang diterima," ayah tiga anak itu menambahkan. Ia pun mengubah cara mempromosikan resor.Fotografer dari berbagai majalah di Eropa dan Amerika diundang ke Raja Ampat. "Seluruh biaya saya tanggung," tuturnya. Hasil jepretan dan tulisan fotografer itu kemudian dimuat di majalah dan dibaca publik. Sejak itu, perlahan tapi pasti, arus kunjungan wisatawan dari Eropa dan belahan dunia lain mengalir ke Raja Ampat.Tak puas dengan sebuah resor yang ia miliki, Ammer membangun resor baru yang lebih modern dan mewah, tiga tahun lalu. Namanya, Soredo Resort. Lokasinya sekitar dua kilometer dari Kri Eco Resort, di pantai bagian lain Pulau Mansuar. Ia menyewa lahan 400 x 30 meter."Yang di sini, mau mengakses internet atau nonton CNN bisa," katanya. Makanya, tarif menginapnya lebih mahal, yakni 225 euro atau sekitar Rp 2,7 juta per malam. Setiap tahun, pelancong yang datang ke resor ini mencapai 600 orang. Bila satu wisatawan rata-rata menginap tiga minggu atawa 21 hari, sedikitnya Ammer bisa meraup duit 1 juta euro atau sekitar Rp 12 milyar jika semua turis itu menginap di Kri Eco Resort, dan maksimal 2,835 juta euro atau sekitar Rp 34 milyar bila menginap di Soredo.

Belum lagi dari bisnis penyelaman, yang nilainya juga milyaran rupiah. Wuih, gurih bener! Sayang, gurihnya bisnis ekowisata di Kepulauan Raja Ampat belum dimanfaatkan pemerintah daerah setempat. "Baru tiga tahun Raja Ampat jadi kabupaten," kata Max Wanma, Bupati Raja Ampat. Sebelumnya, Kepulauan Raja Ampat hanya berupa kecamatan di Provinsi Irian Jaya Barat, istilahnya distrik di bawah Kabupaten Sorong.Max Wanma mengakui, potensi wisata di wilayahnya memang belum digali. Pendapatan daerah dari sektor pariwisata juga sangat kecil. Berdasar laporan pendapatan asli daerah (PAD) Raja Ampat tahun 2005, sektor pariwisata hanya menyumbang Rp 45,6 juta dari total PAD Rp 21 milyar. Kebanyakan penerimaan berasal dari usaha perikanan dan pertambangan.Untuk menjalankan roda pemerintahan, Max Wanma mengandalkan dana dari pemerintah pusat. Dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang Rp 300 milyar, sebesar Rp 279 milyar berasal dari Jakarta. Masing-masing dana alokasi umum Rp 216 milyar, dana alokasi khusus Rp 31 milyar, dan dana otonomi khusus Rp 32 milyar.


Kini Raja Ampat lagi punya gawe gede untuk menggenjot PAD. Sektor pariwisata yang belum digarap akan dijadikan lumbung duit. Antara lain dengan mengundang investor untuk menanamkan modal. Proyek besar itu diusung dengan mencanangkan Raja Ampat sebagai kabupaten wisata bahari pada pertengahan Desember ini.Selanjutnya Raja Ampat akan menjadi kabupaten wisata bahari kedua setelah Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Yang tak kalah penting adalah membuat peraturan yang jelas dalam hal pajak daerah, sewa lahan, dan pungutan lainnya. "Sehingga pembagian hasil yang diperoleh pemilik usaha wisata mengalir juga ke kami," katanya. Tak hanya Rp 45,6 juta setahun, sementara yang masuk ke kantong pemodal asing seperti Max J. Ammer bisa puluhan milyar rupiah.

Jayapura : Jeruk, Termasuk Proyeksi Pertanian 2007

( Papua Pos, Rabu 03 Januari 2007 )
Kepala Dinas Per­tanian dan Holtikultura Kabupaten Jayapura, LA Achmady mengatakan untuk tahun anggaran 2007 mendatang Dinas Pertanian Kabupaten Jayapura tetap memfokuskan kegiatan pengembangan tanaman pertanian lokal serta pengem­bangan - pengembangan ta­naman agribisnis.

"Untuk tahun anggaran 2007 mendatang kita masih memfokuskan pada pengembangan pertanian lokal serta tanaman agribisnis,"ujarnya kepada Papua Pos di Ruang Kerjanya, Selasa (2/01) kemarin. Dikatakan selain program pertanian lanjutan yang masih terus digalang untuk tahun anggaran 2007 ini seperti pe­ngembangan pertanian lokal dan pertanian berbasis agri­bisnis, juga salah satunya menghidupkan kembali ta­naman jeruk di Kabupaten Jayapura. Untuk itu pihaknya tengah berupaya dengan mengadakan kerjasama dengan Balai Benih Induk (BBI) yang ada di wilayah pemerintah Kalimantan Barat yang dinilai sebagai tempat yang cukup terkenal dengan pertanian jeruk, serta kemajuan tingkat pertanian pada umumnya.

"Kedepan kita juga akan menghadirkan para petugas dari BBI Kalimantan Barat untuk memberikan penjelasan dan keterangan dalam bentuk manajerialnya maupun pengelolaan pembibitan terutama pembibitan tanaman jeruk yang bebas dari hama penyakit,"tukasnya.

Kerja sama dengan pihak BBI Kalimantan Barat kata Achmady dimaksudkan agar dapat memberikan peningkatan di sektor pertanian, teru­tama pembenahan dari segi manajerialnya, cara pengelolaan pembibitan, serta me­nghidupkan kembali tanaman jeruk yang pernah dikembangkan oleh para petani di Kabu­paten Jayapura. "Kita berharap agar dengan upaya untuk meng­hadirkan petugas dari Kalimantan Barat kedepan para petani di Kabu­paten Jayapura, dapat meningkatkan kembali tanaman jeruk yang sempat mengalami kemunduran,"tukasnya.

Jayapura : Awal 2007, Sampah Menumpuk

( Papua Pos, Rabu 03 Januari 2007 )
Kondisi kebersihan kota Jayapura memasuki tahun baru 2007 sangat memprihatinkan, dimana-mana disetiap sudut kota maupun di perumahan-perumahan warga sam­pah menumpuk, dan mengakibatkan terciumnya bau yang kurang sehat bagi paru-paru manusia.

"Menumpuknya sampah-sampah ini, karena usai hari raya, selain perayaan Natal dan perayaan tahun baru, kan juga ada perayaan Idul Adha, jadi sampah dari rumah-rumah war­ga bertambah banyak, terus tidak diangkut oleh petugas, jadi ya semakin bertumpuklah sampah-sampah ini," ujar Am­elia, seorang warga Kotaraja kepada Papua Pos, Selasa (21 1) kemarin.

Dikatakannya, seharusnya pada suasana hari raya seperti ini, petugas lebih aktif dalam hal membersihkan dan melakukan pengangkutan sampah, baik yang berada di wilayah pemukiman warga, dan terutama di pinggiran-pinggiran jalan utama, lanjutnya, harus ada pembagian tugas untuk melakukan pembersihan dan pengangkutan sampah ini, sehingga tidak mengganggu yang sedang merayakan hari raya.

"Saya pemah baca di koran, petugas yang mengangkut sampah ada pembagiannya, jadi tidak mengganggu perayaan hari rayanya. Tetapi kalau kondisinya seperti ini, kami masyarakat yang sangat terganggu," tuturnya. . Karenanya, dirinya sangat mengharapkan adanya perhatian yang lebih serius dari pemerintah untuk menuntaskan permasalahan sampah yang semakin hari semakin tidak bisa terselesaikan dan menyebabkan pemandangan yang tidak baik.

"Salah satu visi dan misi walikota kan menjadikan kota Jayapura kota yang bersih, bagaimana bisa terwujud kal­au masalah sampah ini tidak pernah berhasil dituntaskan, ya minimal dikurangi, dan semoga di tahun yang baru ini, pelayanan pemerintah dalam hal pelayanan persampahan bisa semakin baik, sehingga masyarakat pun akhirnya tidak membuang sampah ke kali lagi, "harapnya.

Dari pantauan Papua Pos, terlihat tumpukan-tumpukan sampah di perumahan warga khususnya di daerah Furia dan juga disepanjang jalan dari Abepura sampai Waena sudah semakin banyak, dan perlu penanganan secepatnya dari petugas dalam hal ini pihak Dinas Kebersihandan Pemakaman kota Jayapura, sehingga tidak ada lagi adanya keluhan-keluhan dari masyarakat.**

03 January 2007

Nabire : Jaksa Kembalikan BAP Kasus Ilegal Logging

( Cenderawasih Pos, Selasa 02 Januari 2007 )
Masih ingat dengan kasus illegal longing yang melibatkan CV Nabire Jaya Abadi (NJA)?. Berita acara pemeriksaan (BAP) kasus tersebut yang telah telah dilengkapi berkas administrasi dan serahkan ke Kejaksaan Negeri Nabire dari penyidik Polres Nabire, ternyata BAP tersebut dinilai masih kurang lengkap, sehingga JPU menggembalikan atau alias P -19 ke penyidik polres untuk melengkapi berkas-berkasnya.

Hal itu diungkapkan Kasat Reserse dan Kriminal Polres Nabire AKP Heni Agus Sunandar kepada Cenderawasih Pos di ruang kerjanya Rabu (10/1) kemarin. Kata Agus; karena dinyatakan P - 19 oleh JPU, maka pihaknya tengah melengkapi sesuai petunjuk P - 19 tersebut. "Dan setelah lengkap sesuai pe­tunjuk P - 19, akan kami serahkan kembali ke kejaksaan untuk diproses sesuai hukum yang berlaku,"jelasnya.

Sementara itu, sejauh pantauan Cenderawasih Pos, kayu yang dinilai illegal loging tersebut masih berada di pelabuhan laut Nabire dalam kemasan container. Sedang diluar container, terlihat police line yang dilakukan penyidik polres Nabire. Sementara tersangka masih ada di ruang tahanan Polres Nabire.(jon)

02 January 2007

Spesies : Kangguru Pohon Jenis Baru di Papua

Kangguru Pohon Mantel Emas (Dendrolagus pulcherrimus), adalah spesies baru Kangguru Pohon yang ditemukan di Pegunungan Foja, Mamberamo pada kegiatan RAP tahun 2005 oleh Conservation International. Ia adalah salah satu mamalia yang berstatus hampir punah ini tercatat sebagai pertemuan pertama (first record) untuk wilayah Indonesia. Keberadaan spesies ini dilaporkan oleh Dr. Jared Diamond, pada tahun 1981 dan menjadi pembicaraan para ahli mamalia selama 25 tahun. Para ahli mamalia memperkirakan bahwa kangguru pohon ini adalah spesies yang berbeda dengan spesies di Pegunungan Torricelli, Papua New Guinea, mengingat Pegunungan Foja sangat terisolasi dari Pengunungan Torricelli.